11. Mama

1.5K 95 0
                                    
























Nadine tak henti menangis meratapi kebodohannya sendiri saat pagi hari ia terbangun mendapati banyak pesan yang di terima ponselnya, memang sejak pertengkaran antara dirinya dan sang putra tempo hari perempuan itu memutuskan untuk satu malam saja menginap di apartmen milik kekasihnya yang kaya raya itu. Alasannya adalah karena Nadine yakin ada Nathan yang akan selalu bersama sang putra di tambah Jendra bukanlah anak manja yang akan memprotes apapun hal yang dirinya lakukan.

Namun pagi itu rasanya dunia Nadine telah di ambang kehancuran, ia berlarian seperti orang gila di lorong rumah sakit setelah mengetahui tempat di mana Jendra di rawat. Wajah panik dan air mata yang membanjiri pipinya sangat melukiskan bagaimana perasaannya, maka saat ia melihat keberadaan Yulia di kursi tunggu di depan ruang NICU tempat di mana Jendra di rawat setelah di pindahkan ia meraih tangan Yulia dengan panik.

"Mbak, anakku gimana, Mbak, gimana keadaan Jendra?"

Tak dapat di pungkiri raut kecewa Yulia melihat perempuan yang sedikit berpenampilan tak karuan itu, Yulia sedikit banyak merasa kesal lantaran Nadine seakan tak peduli akan keberadaan Jendra dan keadaan remaja itu dengan cara mematikan ponselnya.

"Sudah di tangani dokter, kamu duduk dulu nanti saya jelasin," Ujar Yulia dengan nada kesal yang berusaha ia sembunyikan.

Nadine menurut di sela isakkannya, ia duduk mencoba menenangkan diri. Yulia bahkan memberikan perempuan itu sebotol air mineral. Perempuan yang dua tahun lebih muda dari Yulia itu akhirnya dapat sedikit menenangkan diri walaupun sesekali senggukan masih dapat terdengar dari napasnya.

"Jendra ngalamin pembengkakan jantung bagian kanan, kata dokter kemungkinan karena perawatan yang kurang baik selama masa pengobatan."

Mendengar itu Nadine tersentak, bagaimana mungkin ia jelas tahu jika ia membawa Jendra secara rutin untuk menjalani pemeriksaan medis setiap bulannya, "gimana mungkin ... Aku bawa Jendra setiap bulan buat check up, Mbak."

"Makanan Jendra? Gaya hidup juga berpengaruh, kamu pikir saya gak tau kalo kamu jarang ada di rumah? Nadine bukannya saya mau bersikap kurang ajar dan melewati batas, tapi yang harus kamu tau sakit jantung itu bukan hal yang sepele, sebagai seorang ibu kamu juga harus banyak perhatiin anak kamu," Ujar Yulia sedikit menasehati. Bagaimanapun mereka sama-sama seorang ibu Yulia hanya ingin Nadine lebih perhatian terhadap anak pendiam dan tak banyak bicara seperti Jendra, lantaran bisa saja Jendra sengaja tak bicara walaupun ia sedang merasa sakit.

Yulia terdiam ia memikirkan perkataan Yulia namun di sisi lain keadaannya dan Yulia berbeda, Yulia memiliki seorang suami yang siap siaga memberikan segalanya untuk keluarga mereka, sementara Nadine, yang ia lakukan juga untuk menafkahi hidupnya dan Jendra.

"Aku udah berusaha yang terbaik sebagai ibu Jendra, Mbak, aku bahkan kerja banting tulang buat dia, aku gak mau Jendra hidup susah."

Yulia menghela napasnya perkataan Nadine ada benarnya tetapi ada sisi buruk jika terlalu fokus pada satu hal dan mengabaikan hal lainnya, di tambah fakta jika bahkan Nadine masih memiliki waktu untuk berpacaran sedangkan untuk Jendra, perempuan itu seakan sengaja tak menyisihkan waktunya.

"Saya ngerti posisi kamu, Nad, sebagai orang yang punya suami kehidupan kita memang beda. Tapi, sebagai yang lebih tua saya cuma ngasih sedikit masukan sekiranya mau kamu pikirkan."

Nadine mengangguk, "makasih Mbak, maaf saya sama Jendra jadi sering ngerepotin."

"Coba nanti kamu minta maaf sama Nathan kalo dia datang ke sini, dia sekarang lagi ujian di sekolah, dia marah banget sama kamu. Tolong kamu hargai juga perasaan orang-orang yang sayang sama dia."

"Iya, Mbak," Nadine akhirnya hanya diam dengan pikiran yang berantakan. Jika saja ia tak berpisah dengan sang mantan suami apakah keadaan akan lebih baik? Nadine merasa sangat lelah namun juga merasa bersalah di saat yang bersamaan.

"Maafin Mama Jendra .... " Nadine berujar lirih di sela tangisnya.


























Tbc ...

Alarm || Lee Jeno, nct dream √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang