8. Bully

1.6K 93 0
                                    






Seperti biasanya Jendra masuk sekolah bersama Nathan di antar ayah Nathan yang juga akan pergi bekerja. Setibanya di sekolah Nathan di minta oleh Jendra untuk terlebih dulu masuk ke dalam kelas sementara dirinya akan pergi ke toilet. Jendra dapat melihat beberapa anak nakal di sekolahnya tengah berkumpul di sana sembari bersenda gurau, anak-anak yang menjadi langganan keluar masuk ruang BK memang di kenal tak menyukai anak-anak pintar dan berprestasi seperti Jendra, khususnya anak laki-laki.

Tetapi dengan perangai cuek dan acuh yang Jendra miliki ia tak peduli dan melenggang masuk ke dalam toilet meskipun mendapatkan tatapan sinis tak mengenakan dari mereka, namun hal yang telah Jendra duga adalah saat ia keluar dari dalam toilet tubuhnya nyaris tersungkur lantaran sebuah kaki yang menjegalnya. Tentu saja pelakunya adalah anak-anak nakal dan pembully itu.

"Lo nolak Karel lagi, berani juga lo!" Ujar seorang lelaki yang di kenal pentolan bernama Radi yang semua orang di sekolah itu tahu sangat menyukai Karel namun selalu mendapatkan penolakan dari  sang gadis.

Jendra tak menjawab dan hanya menunggu kata apa yang akan terlontar atau perlakuan apa yang akan ia dapatkan. Sejujurnya Jendra sudah biasa mendapatkannya.

"Lo jangan sok kegantengan anjing, cowok lemah dan modal pinter doang kaya lo gak pantes bersanding sama Karel, lo malah berani nolak dia!"

Rupanya kabar botol air itu cepat sekali menyebar, "bukan urusan lo," Jawab Jendra lalu hendak melangkah pergi namun seperti Radi dan gangnya belum juga puas atas jawaban yang Jendra berikan kali itu tangan Jendralah yang menjadi korban penarikan lalu Radi mendorong tubuh Jendra ke arah dinding dengan keras.

"Belagu lo, mentang-mentang lo deket sama Nathan dan bapaknya yang tentara itu, hah!"

Mendengar nama Nathan yang di bawa-bawa membuat Jendra tak terima, "gak ada urusan sama Nathan, lo gak usah bawa-bawa dia cuma karena Karel yang gak mau sama lo," Jawab Jendra tak gentar.

Ucapan Jendra yang terkesan merendahkan membuat Radi yang tengah di liputi emosi tak terima, ia lantas melayangkan bogem mentahnya ke arah rahang Jendra hingga Jendra terduduk di lantai merasakan pening di kepala, sangking keras pukulan Randi bahkan menyebabkan pandangan Jendra menggelap untuk sesaat.

"Berdiri lo bangsat, belain temen lo yang bisa ngumpetin lo di ketek bapaknya itu. Lo berdua kalo gak ada bekingan juga mana berani nolak Karel kaya gitu, emang dasarnya lo sama temen lo itu banc--"

Bughh ...

Belum sempat Radi melanjutkan ucapannya Jendra telah balas meninju wajah Radi telak hingga kini berganti tubuh Radilah yang jatuh. Teman-teman Radi yang berjumlah empat orang di sana memegangi Jendra yang hendak melayangkan pukulan susulan Jendra terlihat sangat emosi karena baginya siapapun boleh menghina dirinya asal jangan menghina teman-temannya terutama Nathan, karena yang boleh melakukan itu pada Nathan hanyalah Jendra seorang.

"LEPAS ANJING, KALO EMANG LO MAU ADU JOTOS SATU LAWAN SATU JANGAN KAYA BANCI GINI!" Jendra meneriaki Radi dan teman-temannya namun malah pukulan pada perutlah yang Jendra terima dengan tangan yang di tahan oleh kedua teman Radi.

"Bawa ke belakang sekarang, gue pengen abisin ni anak!"

Perintah Radi lalu Jendra segera di seret ke arah gudang belakang sekolah yang memang sering di gunakan Radi untuk membully orang-orang yang tak ia sukai.












***












Nathan merasa khawatir saat Jendra yang tak juga masuk ke dalam kelas padahal pelajaran pertama akan segera di mulai mencoba menelpon Jendra namun tak ada jawaban. Haikal yang melihat kekhawatiran pada wajah Nathan sontak menghampiri di ekori Rafa yang juga merasa penasaran.

"Rajendra gak masuk?" Tanya Haikal yang tak melihat eksistensi sahabat tampannya itu.

"Tadi dia ijin ke toilet, gue di suruh ke kelas duluan tapi sampe sekarang anak itu belum juga balik," Ujar Nathan sembari sibuk mencoba menghubungi Jendra.

Rafa yang sedari awal diam mendengarkan tiba-tiba saja teringat sesuatu, "anjing, tadi gue liat anak-anaknya si Radi jalan ke arah toilet juga pas gue balik dari toilet."

Mendengar ucapan Rafa tentu saja ketiganya segera menyimpulkan jika mungkin saja terjadi sesuatu pada Jendra karena ulah Radi dan gengnya.

"Shit, Jendra," Nathan tak peduli jika pelajaran akan di mulai remaja itu segera berlari keluar kelas di ekori Haikal dan Rafa yang juga tak mungkin membiarkan Nathan mencari Jendra sendirian.


















Tbc ...

Alarm || Lee Jeno, nct dream √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang