10. Penanganan

1.7K 94 0
                                    


















Yulia datang dengan tergopoh saat mendengar kabar dari sang putra jika Jendra, tetangga sekaligus anak lelaki yang telah di anggapnya sebagai putra sendiri itu tengah berada di unit gawat darurat. Sebagai seorang ibu tentu saja Yulia merasakan kekhawatiran yang sepadan dengan ibu-ibu lainnya. Ketika irisnya melihat Nathan tengah duduk sembari termangu Yulia segera memeluk sang putra dengan erat, Yulia tahu sedekat apa hubungan Nathan dan Jendra mereka bak saudara kandung yang saling menyayangi satu sama lain.

"Mami," Ujar Nathan sembari memeluk erat tubuh sang ibu, isakkan kecil mengalun dari bibir sang remaja.

"Iya, Sayang, Mami tau, Jendra pasti baik-baik aja. Sekarang Mami mau ketemu dokter dulu, Nak, biar Jendra cepet-cepet di tangani. Kamu coba hubungin terus Tante Nadine," Ujar Yulia di balas Nathan dengan anggukan lalu meninggalkan sang putra yang terlihat masih bergelut dengan rasa sedihnya. Nathan masih sangat berharap jika Jendra tak mengalami hal terlalu buruk, Nathan takut kehilangan sosok sahabat yang sangat ia sayangi itu.



















"Setelah melakukan beberapa pemeriksaan menyeluruh, Pasien di diagnosis mengalami hipertensi pulmonal akibat kelainan jantung bawaan dan mengalami pembengkakan pada jantung sebelah kanan, sepertinya karena pasien mengalami perawatan yang kurang maksimal selama masa pengobatan berlangsung."

Begitu ujar dokter saat Yulia mendatangi ruangannya, Jendra telah di tangani dengan baik dan akan segera di pindahkan ke ruang rawat jika kondisi jantungnya lebih stabil.

"Tindakan apa yang harus di lakukan, Dok, apa harus menjalani operasi?" Tanya Yulia sebagai orang awam ia tak tahu prosedur tepat yang akan di lakukan terhadap Jendra.

"Karena kondisi pembengkakan tidak terlalu parah Jendra hanya akan melakukan terapi dengan oksigen dan obat-obatan saja. Tetapi jika kondisi pasien semakin parah kemungkinan prosedur operasi akan di lakukan."

Yulia merasa iba, ia tak dapat membayangkan jika Nathanlah orang yang sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Ia merasa sedih namun kesal di saat bersamaan mengingat bagaimanan Nadine yang teledor akan kesehatan putranya sendiri. Haruskah ia memarahi perempuan itu, haruskah Yulia mengatakan hal-hal yang kejam pada wanita yang seakan tega menelantarkan anak yang berharga seperti Jendra.

"Baik, terimakasih, Dok. Tolong lakukan yang terbaik buat Jendra, apapun itu tolong sembuhkan Jendra."

"Ibu Yulia tidak perlu khawatir, tolong doakan saja agar segala pengobatan berjalan dengan baik."

Yulia mengangguk dan mengucapkan banyak terimakasih sebelum meninggalkan ruangan dokter. Ia harus segera menghampiri Nathan yang ia tahu pasti tengah merasa begitu sedih atas apa yang terjadi, juga ia harus menanyakan kronologis kejadian bagaimana bisa Jendra tiba-tiba saja kambuh hingga masuk rumah sakit.















"Mami, apa kata dokter, gimana kondisi Jendra?" Tanya Nathan saat melihat sang ibu berjalan di koridor rumah sakit sembari memasang senyuman sendu.

Yulia membawa Nathan ke dalam dekapannya, mencium pelipis sang putra tunggal dengan penuh sayang ia tahu persis jika Jendra sakit Nathan akan merasakan hal yang sama, "semuanya baik-baik aja, Sayang, Jendra udah dapet penanganan yang baik. Gimana Tante Nadine, udah ada kabar?"

Nathan menggeleng, ia tak tahu mengapa bisa-bisanya Nadine tak menjawab teleponnya bagaimana jika Jendra sendirian di rumah dan sakitnya kambuh siapa yang akan mengetahuinya bisa-bisa Jendra sudah tewas tanpa penanganan apapun.

"Mi, aku kasian sama Jendra, aku takut."

Yulia mengangguk mencoba mengerti perasaan sang putra, "biar Mami nanti yang bilang ke Tante Nadine."

"Bisa gak, Mami adopsi Jendra aja biar Jendra jadi keluarga kita?" Mendengar perkataan Nathan Yulia tersenyum rasanya tak mungkin karena Nadine masih ada dan tak mengabaykan Jendra sepenuhnya walaupun lebih sering membiarkan Jendra sendirian.

"Kita jaga Jendra sama-sama, gak perlu adopsipun Jendra udah Mami dan Papi anggap sebagai bagian dari keluarga kita. Sekarang lebih baik kita berdoa hal-hal yang baik semoga Jendra bisa sembuh dan bisa lebih sering ngabisin waktu sama-sama kita, okay Sayang?"

Nathan mengangguk setuju, ia semakin erat memeluk Yulia Nathan merapalkan doa dalam hati agar Tuhan selalu membersamai Jendra dan segera membuat keadaan sang sahabat menjadi lebih baik.





















Semua informasi medis aku ambil dari beberapa web dari google ya guys, jadi buat kalian yang lebih paham boleh sekali di koreksi. Terimakasih ^^





Tbc ...

Alarm || Lee Jeno, nct dream √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang