38. Keabadian [end]

1K 61 3
                                    





















Tahun demi tahun berganti, banyak hal yang terjadi namun hidup harus tetap berjalan keegoisan akan menyebabkan banyak kesedihan dan luka yang mendalam bagi banyak orang, setidaknya itu adalah hal yang dapat Nathan pelajari atas kehilangan yang ia alami. Kepergian Jendra adalah hal paling menyakitkan yang Nathan alami dan hal itu tetap akan menghantui hidupnya selamanya.

Namun di bandingkan dengan terus terpuruk, Nathan memaksakan dirinya untuk tetap menjalani hidup, hidup untuknya, untuk orangtuanya, juga untuk Jendra.

Tujuh tahun sudah berlalu sejak ia menerima sebuah surat kecil dari sang sahabat yang nyaris membuatnya hilang akal, namun apakah surat itu menyembuhkan? Jawabannya adalah tidak sepenuhnya, karena setelah Nathan membaca surat itu hanya satu hal yang ia tangkap, Jendra ingin bahagia namun ia merasa putus asa.

Keputusan yang bodoh dan ceroboh, Nathan akui ia sangat membenci keputusan Jendra namun pada akhirnya ia harus menerima karena setiap orang tentu saja memiliki pilihan masing-masing dalam hidup, bukan begitu?

Alarm di ponselnya berbunyi saat Nathan tengah mengerjakan pekerjaannya, ngomong-ngomong, Nathan akhirnya memilih untuk berkuliah mengambil jurusan design otomotif, dan sekitar dua tahun yang lalu Nathan berhasil di terima di sebuah perusahaan untuk menjadi seorang desainer kendaraan walaupun masih menjadi junior Nathan menikmatinya, menikmati hidup dan mewujudkan mimpi Jendra.

Membuat Jendra tetap hidup melalui dirinya adalah tujuan Nathan, hal itu juga yang membuat Nathan bisa perlahan pulih dari trauma dan sakit mental yang ia derita, walaupun ada saat di mana dirinya merasa begitu sulit dan teramat berduka seperti hari itu, di mana alarm berbunyi dengan notifikasi peringatan tahun ke tujuh Jendra pergi meninggalkannya. Dan seperti tahun-tahun sebelumnya, Nathan akan pergi mengunjungi Jendra di tempat peristirahatan terakhirnya.












Nathan memarkirkan kendaraannya di sebuah parkiran menuju kompleks pemakaman di mana tempat itu sudah tak asing lagi baginya, dengan membawa setangkai mawar putih Nathan berjalan perlahan menuju tempat di mana ia akan bertemu dengan sang sahabat, sahabat yang selalu ia rindukan walaupun telah bertahun lamanya.

"Jen ... Gue dateng ... " Ujar Nathan sembari menaruh setangkai bunga mawar putih di atas pusara, Nathan tersenyum saat melihat kelopak bunga lain berada di sana dengan keadaan masih segar, itu pasti Nadine Nathan tau itu.

"Sorry gue dateng kesorean, yah? Lo nunggu yah, gue tau lo nunggu," Nathan tersenyum kecil kemudian mengusap nisan bertuliskan nama beserta tanggal lahir sang sahabat, "lo tau, mungkin waktu deket ini gue udah gak jadi junior lagi, lo pasti iri, kan, Jen sama gue? Harusnya lo yang pake id card ini terus lo yang kerja jadi desainer bukan gue," Kali itu Nathan tersenyum getir, ia menghela napasnya dalam sebelum kemudian berdeham.

"Oke skip, gue tau lo gak suka gue pamer jadi lebih baik gue kasih update soal bokap lo, gue tau ini dari Enriko, dia ngabarin gue katanya ... " Nathan terdiam sejenak tangannya mengusap kembali batu nisan Jendra perlahan, "katanya bokap lo udah meninggal tiga bulan lalu karena sakit, lo sekarang pasti udah ketemu dia dan lo bisa ungkapin apapun yang lo mau ungkapin ke dia, lo seneng, kan? Gue iri, lo udah bahagia di sana sedangkan gue di sini masih sering nangisin lo, jadi ... Lo harus beneran bahagia biar air mata gue gak sia-sia."

Nathan menatap lekat pusara Jendra ada rasa tak percaya jika Jendra sudah tujuh tahun lamanya pergi dari dunia namun bagaimanapun manusia akhirnya akan pulang kepada keabadian dan semua hanya soal waktu.

"Jen, makasih udah jadi sahabat baik gue, sekarang di tahun ke tujuh ini, gue mau janji sama lo, sama diri gue sendiri buat berhenti nangis dan jalanin hidup gue dengan baik, gue relain kepergian lo biar lo bener-bener bebas tanpa beban di sana. Gue udah maafin lo dan gue yakin Mama lo, dan siapapun itu udah maafin dan relain kepergian lo. Jen ... See you di tempat sesungguhnya tempat di mana kita gak bakal lagi saling ninggalin satu sama lain. Tempat yang abadi."





















End ...

Halo guys, makasih udah read cerita aku yang banyak kurangnya ini, kapan-kapan aku bikin bonus chapter jadi di tunggu aja ya, maaf kalo ada salah kata dan penulisan. Kalian bisa baca cerita lainnya dari aku, hehe ... Thankyou somuch <33

Alarm || Lee Jeno, nct dream √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang