Yang gak kuat skip aja...
∆∆∆
Xiao Zhan duduk di sebuah kursi kayu menghadap ke arah kedua sepasang kekasih itu. Ia masih menimbang nimbang ingin bermain dengan siapa.
"Yiren, apa kau begitu mencintai kekasihmu ini?" tanyanya dengan seringaian liciknya.
Gadis itu mengangguk sebagai jawaban, semakin membuat Xiao Zhan melebarkan seringaian nya.
Xiao Zhan menggerakkan tangannya meminta bawahannya untuk mendekat.
Salah satu bawahannya pun mendekat dan berdiri di belakang Xiao Zhan.
"Lakukan apapun yang kalian inginkan padanya" tunjuk Xiao Zhan pada Yiren. Membuat gadis itu seketika membulatkan matanya tak percaya.
"Apa? Zhan ge, kau tak boleh melakukan ini padaku" ucapnya dengan tatapan memohon.
"Mengapa tidak? Aku tidak bodoh Yiren, aku tau semua rencana kalian, selain ingin membunuh ku kalian juga ingin mengambil alih perusahaan ku" Xiao Zhan menyeringai penuh kemenangan.
"Aku tau, kau dan Jing Yu kekasih yang sayangnya berstatus pamanmu ini juga mengikuti ku hingga ke Beijing. " jelas Xiao Zhan.
Huang Jing Yu 23 tahun
Kekasih sekaligus paman Yiren dan Xiao Zhan juga Zhuo Cheng"Oh,, sepertinya kau sudah mengetahuinya!" lanjutnya lagi saat melihat ekspresi biasa saja yang di tunjukkan oleh gadis itu.
Xiao Zhan menggerakkan tangannya meminta bawahannya melakukan yang dia minta.
Dengan tatapan berkilat nafsu bawahannya itu mulai mendekati Lee Yiren bahkan mereka sudah meraba-raba tubuh gadis itu.
Ada yang menyusu di kedua dadanya, ada juga yang memasukkan penisnya kemulut gadis itu serta vaginanya.
Xiao Zhan terkekeh pelan dengan pemikirannya "Aku melakukannya, sepertinya ini tidak buruk juga, hihi" gumamnya yang masih dapat di dengar oleh Jing Yu.
"Apa kau benar-benar manusia?!" desis nya menatap Xiao Zhan tajam.
Xiao Zhan seketika menghentikan kekehan nya lalu beralih menatap Jing Yu tajam lalu menyeringai.
Tatapannya tertuju pada kejantanan Jing Yu yang menegang saat mendengar suara desahan dari kekasihnya yang saat ini sedang di gilir oleh bawahannya.
"Apa kau ingin aku membantumu? Sepertinya dia juga ingin di puaskan?" tanya Xiao Zhan dengan tatapan menggodanya.
"Tidak!" tolak Jing Yu.
"Benarkah?" tanya Xiao Zhan tak percaya "Tapi sepertinya kau menikmati pijatan ku paman!" lanjutnya dengan nada sensual.
Huang Jing Yu menggeram nikmat saat tangan Xiao Zhan dengan lihai memanjakan kejantanannya.
Namun, kenikmatan itu segera berganti raungan kesakitan saat tiba-tiba Xiao Zhan memotong penis pria itu.
Arrgghhh...
"Ahh... Ahh... mmhh... Ahh..."
Suara kesakitan Huang Jing Yu dan suara kenikmatan dari Yiren menggelegar dalam ruangan pengap itu.
Membawa sensasi tertentu bagi Xiao Zhan, dan lagi saat ini ia merindukan ke mesuman seseorang yang berada jauh di sana.
Di satu sisi hasrat ingin membunuhnya juga tak dapat terbendung lagi. Jadilah ia menciptakan momen ini.
Membiarkan bawahannya bercinta dengan musuhnya dan ia membunuh musuh lainnya lagi.
Setelah memotong penis Jing Yu, Xiao Zhan beralih memotong jari jari pria itu.
Agghhh...
Aggghh...
Aggghh...
Lagi suara teriakan Jing Yu terdengar di selingkuh suara desahan oleh Yiren. Hingga jari kelima jari pria itu terlepas dari tubuhnya.
Setelahnya, Xiao Zhan beranjak dari posisinya tak lupa membawa penis dan kelima jari tangan pria itu.
Ia berjalan ke arah meja nya yang terletak tak jauh dari posisinya saat ini.
Mengeluarkan sesuatu dari laci bawah mejanya dan meletakkannya di atas meja. Kemudian ia memasukkan jari dan penis Jing Yu kedalam blender lalu mem blender nya.
Kemudian Xiao Zhan mengambil gelas dari laci bawah mejanya lalu menuangkan yang ia blender tadi ke dalam gelas.
Setelah itu Xiao Zhan berjalan mendekati Yiren dengan seriangaian evil terpatri di wajahnya.
Ia menatap bawahannya untuk mundur sebentar, mereka pun mengangguk paham dan menghentikan aktivitas mereka sebentar.
"Bukankah kau sangat menyukai penis besar? Aku sudah membawakannya untuk mu. Jadi habiskan" Menahan kedua pipi gadis itu dan memaksa Yiren untuk meminum penis dan jari yang ia blender tadi.
Yiren mencoba memberontak, ia merasa sangat mual sekarang.
Uhukk uhukk uhukk
Gadis itu sampai terbatuk batuk sekarang rasa pekat dan anyir membuatnya ingin muntah. Di tambah lagi dengan serat serat daging itu membuat perutnya serasa di aduk aduk.
"Masih tersisa setengah, ayo habiskan, ingat kau tak boleh memuntahkannya, atau aku akan memberimu minum dengan anggota tubuh lainnya" tekan Xiao Zhan tak ingin di tolak.
Yiren terpaksa meminum, minuman yang Xiao Zhan berikan hingga tandas sambil menahan rasa mualnya.
"Anak pintar" ucap Xiao Zhan tersenyum manis.
"Lanjutkan" ujarnya lagi pada bawahannya.
Mereka pun kembali menggagahi tubuh Yiren.
Sementara itu Xiao Zhan kembali melakukan aktivitas nya yaitu menyiksa Jing Yu.
Memotong motong tubuh pria itu, tak lupa juga menjahit mulut dan mencongkel kedua mata Jing Yu lalu meminta Yiren memakannya.
Wanita itu awalnya menolak dan tak ingin membuka mulutnya, namun dengan paksaan dan sodokan dari belakang membuat wanita mendesah lalu membuka mulutnya.
Detik itu juga Xiao Zhan memasukkan dengan paksa kedua bola mata Jing Yu dan memintanya untuk mengunyahnya lalu menelannya.
Mau tak mau Yiren menuruti perkataan Xiao Zhan jika tidak pria itu akan melakukan hal yang lebih berbahaya lagi dari ini.
Ia menatap kekasihnya kini yang keadaan nya sangat mengenaskan dan tak bernyawa dengan wajah yang di kuliti serta tangan dan kaki yang sudah terpotong menjadi beberapa bagian.
Yiren menatap Xiao Zhan dengan tatapan putus asa.
"Mengapa tidak kau bunuh saja aku sekalian ge?" marah gadis itu dengan tubuh yang terhentak hentak.
"Tidak semudah itu. Bertahanlah hingga bawahan ku puas dan bosan padamu, lalu setelah itu kau boleh menemui kematian mu" seringai nya.
"Kalian lakukan seperti biasa" ucap Xiao Zhan pada bawahannya. Lalu melangkah keluar dari ruangan gelap dan pengap itu.
Permutilasian masih berlanjut... 🤭🤭
_________________
T
B
C
KAMU SEDANG MEMBACA
LAUNDRY LOVE •||• YIZHAN
FanfictionWang Yibo, pemimpin mafia paling di segani dan di takuti dalam dunia bawah. Karena suatu hal, Wang Yibo terpaksa harus menyelinap masuk ke kediaman Xiao Zhan ( Laundry Love ), tanpa sengaja melihat suatu hal yang tak pernah ia duga sebelumnya. Pen...