chapt 3

22.1K 1K 6
                                    

𝙆𝙖𝙡𝙖𝙪 𝙩𝙚𝙧𝙙𝙖𝙥𝙖𝙩 𝙩𝙮𝙥𝙤 𝙨𝙞𝙡𝙖𝙝𝙠𝙖𝙣 𝙩𝙖𝙣𝙙𝙖𝙞𝙣/𝙝𝙖𝙧𝙖𝙥 𝙢𝙖𝙠𝙡𝙪𝙢

𝙎𝙚𝙢𝙤𝙜𝙖 𝙠𝙖𝙡𝙞𝙖𝙣 𝙨𝙪𝙠𝙖 :)

𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙣𝙮𝙖 𝙢𝙖𝙣 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣






Ⓗⓐⓟⓟⓨ ⓡⓔⓐⓓⓘⓝⓖ

"Gimana bi baju ganti ciya sudah siap?"
Tanya kendra.

"Sudah tuan kebutuhan nona sudah lengkap di dalam tas" Jawab bi ranti

"Papa!!" Pekik ciya yang berada di gendongan salah satu body guard.

"Om tulunin"ucap ciya lalu memeluk kaki kendra.

"Anak papa udah siap hm?" Tanya kendra

"Siap papa. Ayo buluan aku udah gak cabal"

Ya seperti janji nya kemarin hari ini kendra akan membawa ciya ke pantai.

Setibanya di pantai ciya langsung berlari keluar dari mobil menuju ke bibir pantai.

"Huaaa ini menyenangkan" Ujarnya dengan tangan yang di rentangkan. menikmati sapuan halus dari angin menerpa wajah nya.

"Aku jadi melindukan kehidupan cu yang dulu.apa kabal dengan pelucahaan cu ya."ujar ciya membatin.

"Are you happy baby?" Ujar kendra pada ciya yang telah dia angkat ke gendongan nya.

"I'm so happy papa"

Kendra mengangkat anaknya ke atas lalu berputar putar

"Hhahahaha"keduanya tertawa lepas melupakan sejenak masalah mereka.

Terlalu asik bermain membuat mereka lupa dengan waktu. tak terasa kini langit mulai berubah menjadi warna jingga menandakan matahari sebentar lagi akan terbenam.

"Papa liat langit na walna olen" Ujar ciya sambil menunjuk matahari
terbenam.

Kendra hanya membalas ucapan sang putri dangan senyum tipis milik nya.

Setelah lama bermain di pantai dan melihat matahari terbenam kini ciya telah berada di rumahnya.

"Ciya bobo ya papa mau ke ruangan papa dulu." Ujar kendra.

"Hu'um papa"jawab ciya.lalu memejamkan mata nya.

🦩🦩🦩

"a-ampun m-maap kan aku" Ucap kean terbata dengan badan yang meringkuk ketakutan.

Ctass!
Ctass!

Baby siter itu terus saja mencambuk anak laki laki tersebut. tak menghiraukan rintihan anak tersebut.

"A-ku s-salah a apa"

"Kau bertanya salah mu apa?! Salah mu itu karena terlahir di dunia. Andai saja kau tak terlahir mungkin aku sudah menjadi nyonya di rumah ini!!." Jawab baby siter tersebut.

Setelah mengucapkan hal tersebut baby siter itu pun mulai melangkah meninggalkan anak tersebut di kamarnya.

Tak berselang lama seorang pelayan mulai memasuki kamar tersebut dengan membawa salep dan baskom berisi air hangat.

Di rumah besar in yang mengetahui kejahatan baby siter itu hanyalah bi sum. Namun, bi sum tak berani buka mulut karena ia di ancam oleh baby siter tersebut untuk tutup mulut jika tidak maka anak nya yang ada di kampung akan di bunuh.

"Ya ampun. Maaf kan saya tuan saya tidak dapat membantu tuan di saat tuan di siksa." Lirih bi sum

Bi sum pun mulai mengobati luka yang berada di tubuh tuan muda nya dengan telaten.

"Shh.bibi jangan nangis nanti kean ikutan sedih." Ujar kean kecil dengan polos.

"Ah bibi tidak nangis kok tuan muda jangan sedih lagi kan ada bibi." Ujar bi sum lalu membawa keano ke dalam pelukan nya.

"Kean sayang bibi" Ucap kean lalu membalas pelukan bi sum.

Keesokan hari nya vano frans fernandes dan kania fernandes tiba di kediaman yang telah mereka tinggal kan selaman2 bulan.

Memasuki rumah ah lebih tepat nya mansion tersebut dan di sambut dengan  para bodyguard dan pelayan yang berjejer rapi.

"Selamat datang tuan dan nyonya fernandes." Ucap mereka serempak sambil membungkuk.

Kania yang melihat itu hanya menampilkan senyum tipis nya sedangkan sang suami hanya menampilkan raut datarnya sambil terus berjalan.

"Di mana kean?" Tanya kania pada bi sum yang merupakan kepala pelayan di sana.

"Mama!"pekik kean yang berada di dalam gendongan gisel sang baby siter.

"Lihat di depan orang lain ia akan nampak seperti orang yang benar benar menyayangi tuan muda keano.namun di belakang dia bagaikan iblis yang rela memukul majikan nya yang bahkan umurnya masih berumur 3 tahun." Pikir bi sum sambil memandang tuan muda nya sendu.

Setibanya di lantai dasar kania langsung mengambil alih tubuh putranya.

"Mama kean kangen banget." Ucap kean sambil mendusel-dusel kan kepalanya di celutuk leher sang mama.

"Maaf ya sayang mama jarang pulang tapi ini untuk kebaikan kean.kean ngerti kan."ucap kania lalu menduduk kan dirinya di sofa yang berada di ruang keluarga dengan keano yang berada di pangkuan nya

Kean yang mendengar itu hanya mengangguk kan kepalanya.

"Yasudah mama ke kamar dulu mau istirahat." Ucap kiana lalu berjalan menuju ke arah lift tanpa menunggu balasan putranya.

Kean yang melihat itu hanya memandang punggung mamanya dengan sendu.

"Tuan muda gimana kalau kita ke taman belakang saja untuk mematik buah-buahan?" Ujar bi sum yang baru saja tiba dari dapur.

Mendengar itu keano langsung mengembangkan senyum nya.

"Ayo bi" Ujar keano antusias.

"Haha ayo" Ujar bi sum dengan kekehan kecilnya.

Keano menarik tangan bi sum lalu berjalan menuju ke taman belakang.

TBC

MAZAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang