chapt 24

9.4K 510 13
                                    

ⒽⒶⓅⓅⓎ ⓇⒺⒶⒹⒾⓃⒼ

"Saya gak mau tau pokok nya kamu harus segera menyingkir kan nya"

"T-tapi...ia memiliki banyak pelindung di sisi nya"

"Saya tidak perduli, jika kau belum melakukan apa yang saya suruh kan siap siap ibu mu akan lenyap di genggaman ku! "

"B-baik...tolong jangan apa apa kan ibu saya"

"Keputusan ada di diri mu"

Tut'

Orang itu langsung meremat ponsel nya saat sang lawan bicara telah mematikan sambungan mereka.

"Arghh... Sial sial !" Ia membasuh muka nya dengan air untuk menyegarkan pikiran nya yang kacau.

"Ouh hai bitch!" Seru kanaya saat tak sengaja bertemu dengan sesil di koridor menuju kantin.

"Apa mau mu?!" Ucap sesil kesal.

"Wah wah si cupu udah berani membuka topeng nya ternyata" Ucap kanaya sambil memandang sesil dengan pandangan mengejek.

"Kenapa kamu sesalu mengganggu ku? Aku rasa aku tak pernah mengganggumu sekali pun."

"Gua gak terima tentang fakta bahwa-"
Ucapan kanaya terpotong karena kedatangan ciya dkk.

"Ngapain lo?" Tanya ciya

Kanaya menyunggingkan senyum miringnya.

"Gw cuman pengen nyapa si jalang kecil" Jawab kanaya lalu berlalu dari sana.

"Lo-"belum sempat lani menyelesaikan ucapan nya sesil lebih dulu menyela.

"Saya permisi, terimakasih stela" Sela sesil lalu berlalu dari sana.

"Cih" Decih gilang

"Ciya kamu gak usah dekat-dekat ama sesil sesil itu!" Tutur lani

Ciya menukik alisnya bingung mendengar penuturan lani.

"Emang kenapa?" Tanya nya

"Lo gak dengar ucapan kanaya? Dia itu jalang" Ucap lani yang di angguki oleh yang lain.

"Yang di ucapin kanaya belum tentu benar, selagi dia tak mengganggu gw gak masalah" Ucap ciya

Mereka tak lagi membalas ucapan ciya. mereka melangkahkan kaki mereka menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

Brak'

Uhuk'

Suara pintu kantin yang di buka dengan kasar membuat ciya tersedak nasi goreng yang tengah ia kunyah.

Uhuk'

Muka ciya memerah, tenggorokan nya terasa sakit bahkan air matanya telah keluar dari pelupuk matanya.

"Minum" Kean menyodorkan segelas air putih ke hadapan ciya yang di terima baik oleh ciya.

"Pelan pelan" Tegur ata saat melihat ciya meminum air putih yang di sodorkan oleh kean dengan terburu- buru

MAZAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang