ⒽⒶⓅⓅⓎ ⓇⒺⒶⒹⒾⓃⒼbel telah berbunyi sejak 5 menit yang lalu namun ciya belum juga beranjak dari duduknya.
"Pulang" Ucap kean yang di balas gelengan oleh ciya.
"Kenapa sih ci?" Tanya gilang kesal pasalnya ia sudah sangat lelah menunggu ciya.
"Mager" Akhirnya ciya mengucapkan kata selain gak papa.
Tanpa babibu lagi kean langsung mengangkat tubuh ciya dan menggendong nya ala koala.
"Kyaa!!" Pekik ciya kaget.
Mereka yang berada di snaa sontak menutup telinga mereka.
"Aduhh...ciya suara lo gede amat, telinga gua jadi berdenging nih" Ucap gilang sambil menggosok gosok telingan nya yang berdenging.
"Bodo" Delik ciya lalu mengalungkan tangan nya di leher kean agar tak terjatuh.
Setibanya di mobil kean langsung mendudukkan ciya di atas motornya dan membuka jaketnya lalu memberikan nya ke ciya.
"Buat apa?" Tanya ciya saat kean memberikannya jaket kebanggaan tripel v
"Pake buat nutupin paha kamu" Ciya membalasnya dengan anggukan lalu melilitkan jaket milik kean di pinggang rampingnya.
"Pegangan" Titah kean
Ciya pun berpegang pada tas kean, melihatketidak pekaan ciya gilang dan fian sontak tertawa terbahak bahak.
"Pft anjir si ciya kagak peka" Gumam fian.
Melihat itu kean menggeram kesal lalu menarik gas nya membuat ciya tersentak, ciya refleks memeluk pinggang kean dengan erat takut kejengkang ke belakang.
Kean tersenyum tipis di balik helm fullface nya saat tangan ciya melilit pinggang nya.
Kean pun mulai menjalankan motornya meninggalkan pekarangan sekolah.
Kean menghentikan motornya saat lampu lalu lintas berwarna merah.
"Rumah kamu masih sama kan?" Tanya kean sambil menatap ciya lewat kaca spion.
"Masih kok" Jawab ciya
"Mau singgah dulu gak?" Tanya kean setelah menjalankan motor sport miliknya.
"Langsung pulang aja" Jawab ciya.
Setibanya di kediaman bramasta ciya langsung turun dari motor milik ciya lalu mengembalikan jaket kean.
"Mau mampir dulu gak?" Tawar ciya.
"Lain kali aja bareng yang lain." Jawab kean sambil merapikan rambut ciya yang berantakan karena terkena angin.
Ciya menganggukkan kepala paham.
"Yaudah aku pergi dulu, sampai jumpa besok" Ucap kean.
"Makasih ano" Ucap ciya
Kean membalas nya dengan anggukan lalu menjalankan motornya meninggalkan kediaman ciya.
Setelah kean tak terlihat lagi ciya pun melangkah kan kaki nya menuju ke kamar miliknya.
Ceklek
Pintu putih itu di buka oleh ciya, bau vanila langsung menyeruak masuk ke dalam indra penciuman nya.
Menutup kembali pintunya tak lupa menguncinya lalu membuka sepatu serta kaos kaki nya dan berjalan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ciya keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe bermotif kelinci dan berjalan menuju ke walk-in closet.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAZAYA
Historical FictionBagaimana jadinya jika seorang ceo muda meninggal dunia akibat kecelakaan, malah bertransmigrasi ke tubuh seorang bayi yang baru saja berumur 40 hari. Dan yang lebih mengejutkan nya lagi adalah ia bertransmigrasi ke dalam tubuh seorang figuran yang...