[ 2 ]

176 23 1
                                    

[ 2 ]




















Aku mengunci pandangan ku ke arah kalender di dinding, menguap pelan.

Hari ini kelulusan sekolah menengah.

Oh ya, beberapa minggu lalu aku sudah selesai tes masuk UA. Jalur rekomendasi.

Kukira ini ada hubungannya dengan pro-hero nomor 3, tapi nanti-nanti saja ku ceritakan tentang pertemuan kami di Kyushu saat karya wisata sekolah.

Aku menyingkirkan selimut, bangkit dari sofa tempatku tidur semalam dan masuk ke kamar mandi.

60 menit kemudian aku sudah siap dengan seragam model pelaut dan meraih tas jinjing sebelum mengunci pintu apartemen yang sekarang ku tinggali sendirian.

Aku berhasil meyakinkan Ochako untuk sekolah di Shiketsu. Orangtuaku juga mendapat pekerjaan yang jauh lebih baik di bagian barat Jepang, jadi mereka bertiga berangkat seminggu yang lalu.

Himiko juga berhasil ku jauhkan dari jalan gelap. Sekarang dia di tengah tengah kesibukan sebagai model majalah remaja.

Mungkin aku dan Himiko-chan akan lebih jarang bertemu. UA itu sibuk. Aku harus belajar.

Hari ini berakhir tanpa bisa ku nikmati. Di sekolah cuma upacara kelulusan dan foto bersama. Setidaknya beberapa ku kirim ke grup keluarga.

Hari ini ku habiskan di depan supermarket, menonton billboard di seberang jalan sambil makan ramen instan.

Aku mengeluarkan ponselku, berencana memotret billboard yang menayangkan Himiko-chan.

Meleset. Lelaki menyebalkan yang tiba-tiba muncul di kamera ponselku mengacaukannya.

"Dengan Uraraka-san?" Ia berbicara tanpa rasa bersalah, membuatku menatapnya kesal. "Perkenalkan saya Kimura Kasai, ketua divisi tiga Hero Public Safety Commission." Ia mengulurkan kartu nama.

Aku menatapnya tajam sebelum menerima kartu nama itu. "Ada perlu apa?"

Ia balas menatapku. Sopan kah begitu?

"Saya harap anda bisa memenuhi undangan HPSC. Sekarang." Jawab Kimura datar.

Aku mengernyit. "Tidak." Aku meraih kaleng jus yang belum ku buka, melenggang pergi dari sana.

Enak aja di suruh ikut ke kantor mereka itu malem-malem.

Emang aku cewek apa kabar?

"Tunggu, Nona. Sebaiknya kamu ikut selagi kami tidak memaksa." Wanita bersetelan formal menahan langkahku, berdiri dengan wajah acuh tak acuh.

Aku mengernyit. "Aku bisa menumbangkan kalian bahkan saat aku tidur. Jangan ganggu aku-"

"Kamu ingin jadi pahlawan, bukan?"

Aku melirik ke belakang. Lelaki berkacamata itu berucap pelan. "Komisi bisa membuatmu jadi pro-hero saat kamu 18 tahun."

Aku mengernyit. "Aku akan masuk ke UA." Balasku kesal. "Cepat atau lambat aku akan lulus dan mendapat lisensi."

"Lisensi itu di keluarkan Hero Public Safety Commission. Dan presiden memiliki waktu untuk bertemu denganmu." Wanita di depan ku bergantian berbicara.

Aku menggertakkan gigi. Keras kepala sekali. "Tunjukkan jalannya."

Tanpa ku sadari, ponsel dalam saku jaketku berdenting, memperlihatkan notifikasi dari Hawks yang mengingatkan untuk tidak mengikuti orang asing.

Hampir 30 menit mobil SUV yang ku naik bersama 2 orang pemaksa itu bergerak memecah jalanan lenggang. Lalu gedung tinggi berlabel HPSC menyapa pengelihatanku.

Uraraka (Name) - BNHA Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang