[ 17 ]
Aku menatap kosong ke arah diriku yang tengah menangis, duduk di lantai kamar Kaya yang berumur 5 tahun pada tengah malam.
Ini beberapa hari setelah bayi dalam perutku keguguran. Deku kembali pergi seolah dia tidak pernah berjanji akan menemaniku. Ucapan maafnya hanya bullshit.
Untungnya di sini aku bisa bergerak bebas kemanapun yang aku mau, melayang seperti arwah gentayangan.
Aku tidak mau melihat diriku hancur, memilih menembus pintu dan menatap layar televisi yang menampilkan berita terkini-Kembalinya Pahlawan Deku Setelah Hiatus 1 Pekan.
Bisakah semua orang berhenti merebut Deku dari diriku? Ini membuatku mau muntah.
Mataku kembali melihat sekeliling.
Sudah setahun aku menonton kehidupanku sendiri. Kapan aku akan kembali ke masa depan?
Tidak ada yang perlu di tonton di sini, aku tidak tertarik melihat diriku jatuh ke kegelapan sakit jiwa.
Tubuhku kembali menembus tembok apartemen murah tempatku tinggal, menyelinap di udara malam, malayang-layang di langit gelap tanpa tujuan.
Stasiun kereta, gedung-gedung tinggi, Shizuoka terlihat cerah walau sekarang tengah malam.
Aku turun dari langit di gerbang pemakaman umum.
Ini adalah tempat yang sering di kunjungi semua orang. Tidak mudah melupakan korban peperangan dengan shigaraki-aku membaca papan penghormatan di sana dengan teliti, sedikit bersyukur karena aku berhasil menghentikan itu di regresiku.
Setelah hampir setengah jam di depan tugu penghormatan itu, aku kembali bergerak, melewati tengah-tengah kuburan dengan nisan marmer putih bersih.
Sesekali aku berhenti untuk sekedar membungkuk pada pahlawan yang gugur, lebih lama saat menatap nama Edgeshot di sana-dia membuat Bakugou bisa membantu Deku dengan menjahit jantungnya, tapi Bakugou tetap mati karena serangan terakhir Shigaraki.
Aku menggenggam tanganku sendiri, menguatkan diri untuk menjelajah lebih dalam.
Sunyi, tidak ada suara selain lonceng yang bergerak di tiap angin dari kejauhan.
Aku berdiri di depan nisan bertuliskan nama Bakugou Katsuki. Masih banyak buket bunga yang menghiasinya-sama seperti nisan para pahlawan lain.
Berjongkok di sana, memandangi batu putih itu dengan cermat.
Aku tidak perlu berlama-lama di sini, Bakugou masih hidup, ini hanya masa lalu. Tubuhku kembali terbang bebas di angkasa, tidak peduli dengan apapun.
Hanya beberapa kali memastikan tidak pergi jauh ke samudra pasifik, aku turun di negara lain-langitnya cerah.
Oh, ini I-Island. Jauh lebih canggih di banding terakhir aku melihatnya. Robot-robot berjalan di jalanan seperti itu adalah hal yang wajar.
Mumpung sedang di sini, mungkin aku harus melihat Melissa-san.
Benar-benar. I-island sangat memanjakan penghuninya. Hidup di sini sangat mudah-mahal.
Aku naik ke lantai tertinggi di menara ilmuwan, berjalan-jalan tanpa di sadari kamera pengawas. Sesekali melihat penemu yang memakai baju lab dan sedikit... eksentrik.
Menyenangkan. Rasanya berada di dunia yang berbeda. Pasti Melissa berjasa banyak meningkatkan I-island.
Membaca huruf-huruf alfabet yang bersatu membentuk nama-nama di masing-masing pintu lab. Keren, satu orang punya satu lab pribadi. Kira-kira berapa anggarannya ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Uraraka (Name) - BNHA Alternative Universe
FanfictionOchako menyadari dirinya tidaklah menjadi dirinya lagi setelah 7 tahun pernikahan yang melelahkan. Dan tidak menemukan jalan lain untuk lari dari kenyataan ini selain menusuk jantungnya. Lalu pertukaran waktu di mulai secara tidak masuk akal, menamb...