[ 9 ]

119 17 0
                                    

[ 9 ]

Katsuki pov










Hari ini dia melakukannya lagi. Pinkcheek—Uraraka (Name) menunjukkan sikap defensif pada Izuku.

Bukan pemandangan yang menyenangkan walaupun aku juga secara bertahap menjauhi teman masa kecilku itu, tapi semua ini membuat mual karena (Name) terlihat sangat menjaga jarak walaupun aku yakin keduanya belum pernah bertemu kecuali hari pertama masuk UA.

Aku tahu aku tidak boleh mencampuri urusan orang lain, karena itu aku tidak pernah bertanya.

Sebagian besar kelas bertahan di kelas saat hari pertama. Aku menyelesaikan kebersamaan itu dengan kembali ke asrama duluan, menghirup udara dan menikmati keheningan.

Tanganku sibuk melonggarkan dasi merah yang rasanya mencekik, menjatuhkan diri di atas kasur.

Wanita tua itu akan berteriak dan memukul jika aku berbaring tanpa melepas seragam, tapi kurasa aku berhak istirahat sejenak.

Aku mendengus, bangkit dan meraih laci meja belajar, memeriksa isi botol dan mengeluarkan sisa obat dari sana.

Minggu depan aku harus membeli yang baru.

Setelah menelannya aku masuk ke kamar mandi, keluar dengan celana training dan kaos hitam, menggantung seragam di dinding.

Aku lelah. Percikan ledakan kecil muncul di jari-jariku, menghilangkan keringat nitroglaserin yang di produksi tubuhku supaya tidak berceceran di lantai dan segera naik ke kasur.

Benar-benar.

Aku lelah.












《 Chapter 9 》













(Name) membual, sibuk menyeduh ramen instan yang dia stok di lemari nya sedangkan icyhot—Todoroki Shoto sibuk menyusun puzzle.

Dari pada berkumpul tanpa tujuan begini bukankah lebih baik tidur? Sebentar lagi jam 8, aku harus kembali.

"Bakugou, kamu melihat keping terakhir?" Shoto berbicara dengan nada bodoh.

Aku melemparkan keping yang di maksud, telingaku berdengung lagi.

"Katsu-chan juga belum makan kan? Aku masih punya banyak!" (Name) memamerkan isi lacinya yang penuh berbagai jenis makanan instan.

Aku mendengus seolah kesal. "Kamu akan mati lebih cepat jika makan makanan bodoh itu." Jawabku.

Gadis itu tertawa, menyodorkan soba pada Shoto yang langsung di terima dengan senang hati. Membuatku teringat aku belum minum obat malam ini.

Aku berdiri. "Aku pergi."

"Baiklah, Sampai jumpa besok!" Keduanya menjawab dengan nada yang berbeda, aku menutup pintu kamar (Name).

Diam di sana sejenak, kamar (Name) berada di lantai 2, itu artinya tidak ada gadis yang tinggal di lantai ini selain dia.

Aku menahan nafas kesal, mengusap rambut. Mungkin potong rambut bisa meringankan kepalaku. Sialan.

Aku tidak peduli jika (Name) dan Shoto membicarakanku, berpura-pura tidak mendengarkan saat suara mereka jelas membicarakan kemarahanku yang jauh berkurang.

Berusaha menahan seringai saat mereka khawatir.

Aku merelakan minum obat-obatan sialan itu untuk mengontrol cara kerja quirk milikku, menahan ledakan untuk mereka dan Izuku. Tapi sepertinya malah membuat mereka khawatir.

Aku menekan tombol lift, naik 2 lantai lebih tinggi.

Mual.

Hanya bisa masuk ke kamar, menutup pintu tanpa suara dan mengunci nya dengan 3 kunci tambahan yang terpasang, merosot ke pintu.

Uraraka (Name) - BNHA Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang