[ 13 ]

82 12 0
                                    

[ 13 ]
















Aku sibuk memeluk Tenko yang berpegang tangan dengan Eri, gadis itu tertawa lucu sedangkan Aizawa-sensei menghela nafas pelan.

Pertandingan kedua sudah di umumkan beberapa menit lalu, ini pertandingan individu, jadi kami menunggu giliran di tempat tunggu.

Aku tidak terlalu mengikuti, soalnya Eri dan Tenko ada di sini! Kenapa mereka lucu sekali?!

Pokoknya persis 1 lawan 1, aku sudah menyelesaikannya—melawan Shiozaki-san. Todoroki dan Bakugou juga sudah selesai, sama-sama lanjut ke babak ketiga.

Ectoplasm-sensei mengumumkan kemenangan terakhir. Deku menang—tentu saja.

Aku melepaskan Tenko dengan berat hati, melambai lemas saat Eri mengangkat tangannya. Dia bilang akan datang ke asrama nanti malam bersama Aizawa-sensei, jadi seharusnya tidak apa.

Kembali ke sebelah Todoroki, aku mendengarkan siaran Broadcast dan Ectoplasm-sensei yang memutar pertandingan ketiga.

"Mencari Bendera?" Aku mengernyit, tidak pernah mendapatkan pertandingan itu selama 3 tahun di UA pada kehidupan pertama.

"Aku pernah dengar soal ini dari kakak ku." Tenya bergerak kaku khas dia. "Kita harus mencari bendera sebanyak mungkin, mungkin sama seperti Kalvaleri di tahun pertama kita, mengumpulkan poin lewat bendera. Namun bedanya yang ini di lakukan perseorangan."

Aku mendengung, agak mengerti.

"Aku tidak mengerti." Mina-chan mengeluh.

"Pertandingan ketiga ini akan di adakan di medan, semua yang lolos babak kedua akan di tempatkan secara acak dan boleh menggunakan quirk untuk menjatuhkan peserta lain. Yang paling banyak menemukan bendera yang tersembunyi, dia yang menang." Deku menjelaskan. Entah dia tahu dari mana, rasanya dia selalu tahu banyak hal.

"Oh, jadi yang punya kemampuan melacak bendera adalah pemenangnya. Aku mengerti." Yaomomo mengangguk.

"Bagaimana jika ada yang mendapatkan jumlah bendera yang sama?" Kaminari mengangkat tangan bingung.

"Maka akan ada pertandingan keempat, bodoh." Bakugou berdiri. "Cepat selesaikan ini." Lanjutnya kasar.

Aku mengusap wajah, hanya berharap semua ini berakhir dengan baik tanpa ada yang terluka.










《 Chapter 13 》











"Ochako, ada apa?"

Aku masih menatap putri pertamaku yang tidur di sofa, kelemahan setelah menangis seharian.

Rumah masih berantakan, mainan Kaya yang jumlahnya bisa dihitung dengan tiga jari berserakan karena hancur setelah Kaya mendapatkan quirknya.

Dapur juga sama berantakan, piring belum di cuci, untungnya tidak ada bau yang membuat hidung sakit.

"Ochako?" Izuku menyentuh bahuku, memanggil lembut setelah melepaskan pelindung di kostum pahlawannya.

Aku mengusap wajah. "Bisakah aku minta setidaknya setengah dari gaji milikmu? Kukira kita perlu pekerja rumah tangga." Aku berdiri, sedikit menjauh.

"Ya? Oh, tentu saja, setelah aku mengirim uang untuk beberapa panti asuhan dan sekolah aku bisa memberikan semuanya—"

"Maksudku setengah dari penghasilanmu, Izuku. Bukan setelah di potong sumbangan atau apapun tentang itu. Aku butuh bantuan di rumah, dan kamu hanya pulang 2 kali sebulan. Aku butuh uang untuk mempekerjakan pekerja di sini " Aku mengeluh pelan.

Uraraka (Name) - BNHA Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang