9. nove

460 14 0
                                    

            

                            ♡♡♡♡♡
                  ____________________
                      Happy reading
                 ——————————
                   
                            ♡♡♡♡♡

Pagi yang cerah ini, hari minggu minggu ke 2 pada bulan maret. Hima dan Xavier mempunyai agenda yaitu pergi ke rumah sakit memeriksa culuk Xavier, apakah sehat atau bagaimana?

"Kau sudah siap?" Tanyanya. Sambil menggenggam tas kecilnya.

"Sudah Hima, kita berangkat sekarang?"

"Pergilah ke mobil terlebih dahulu. Arjune sudah ada disana."

"Okie dokiee" katanya sambil mengacungkan jempol.

Usia kandungan Hima kini menginjak 8 bulan, dia sudah mengecek culuk Xavier itu pada awal bulan, sebenarnya. Tapi Xavier mengtakan bahwa culuknya itu tambah berat, dia merasakan bahwa perut hima bertambah besar tak seperti bumil 8 bulan. Kayak 15 bulan. Bercyandhaaa

Mau tak mau Hima harus menuruti kata suami kecilnya bukan? Kalo tidak bisa bisa dikacangi. Hima buchin polll sama Xavier.

"HIMAAAAA?!!" Pekiknya dari dalam mobil

"Sebentar sayangku?! Aku mau mengambil tab ku dulu."

"Lama sekali, huh" katanya yang mulai sebal karna dia sudah menunggu di mobil selama 20 menit.

Lalu pintu mobil itu terbuka memperlihatkan wanita hamil yang tinggi dan berwajah tegas. Siapa lagi kalau bukan Hima?

"Lamanyaa"

"mi dispiace tesoro? (Maafkan aku sayang?)"

"Terserah." Hima tersenyum lalu mencium sekilas pipi Xavier. "Ihhh"

Lalu Arjune melajukan mobil itu menjauh dari pekarangan mansion hima.

                             ♡

"Apakah anda merasa berat pada perut anda nona?"

"Saya tidak merasa seperti itu? Apakah ada sesuatu yang berbahaya?" Ucap Hima santai, itu mengundang rasa cemas Xavier.

"Sepertinya tak seberbahaya pabrik pistol anda?" Lalu dokter itu terkekeh.

"Janganlah bermain main, Noah!" Amuk Hima.

Noah? Yang nyulik xavier? Iya dia sekarang jadi dokter di rumah sakit compassione (kasih sayang)
Katanya daripada "kerja bikin eksperiment ga jelas gitu, mending kuliahin aku jadi dokter."

Kekehan Noah berhenti lalu ia berdehem. "Kayaknya lo bakalan punya bayi 3"

"Maksutnya kembar 3 Noah?" Tanya Xavier polos, menatap noah.

"Kembar dua." Sangkal Noah. Ia meringis pelan.

"Lah tadi bilangnya bayi 3?" Bingung Xavier

"Kan satunya kamu, dolce?"

"Mana ada, umur gue udah 19 tahun."

"Kayak bayi umur 5 tahun kamunya." Celetuk Hima, lalu ia terkekeh kecil.

"Apalah dia apalah" ketus Xavier.

"Noah kau bisa cek kelaminnya?" Tanya Hima menatap intens Noah.

"Bisa kalo lo mau?"

"Iya saya mau." Jawab Hima

Noah pun mengecek kelamin culuk culuk Xavier.

"Kelaminnya mau dikasih tau sekarang atau kapan?"

Piccolo Marito?(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang