13. tredici

374 14 5
                                    


            

                         ♡♡♡♡♡
               ____________________
                   Happy reading
              ——————————
                   
                         ♡♡♡♡♡

"Bagaimana dok?!!"

"Nona hima koma akibat peluru yang terdapat dikepalanya hampir masuk lebih dalam, dan ternyata peluru itu juga bersarang di punggungnya. dan saya tidak bisa memprediksi kapan nona hima akan bangun."

"Hah koma?!" Dokter itu mengangguk lalu pergi meninggalkan Verios yang menenangkan Xavier kedalam dekapannya.

"Veross? H-Hima gak bakalan ninggalin gw kan??" Tanyanya lesu.

"Xavier Verios?" Ucap arjune panik, Arjune yang baru saja datang ia menggendong culuk kembar Xavier.

"Baba?! Baba baba." Racau Teryn yang memang ia menatap datar babanya yang sedang menangis histeris. Teryn meloncat turun dari gendongan arjune, lalu malah disusul Veryn ikut meloncat dari gendongan Arjune.

Si kembar menghampiri babanya yang didekap Verios lalu mendekap erat punggung Xavier.

"Ba-baba tidak apa?" Ucap Teryn terbata bata.

Xavier berbalik menatap kedua anaknya lamat, lalu ia mendekap tubuh kecil anaknya dengan air mata yang tak kunjung hentinya.

"Shutt baba, cup cup" ucap Veryn, dia menenangkan babanya, memang seharusnya belum fasih berbicara tapi dirinya sudah sangat fasih dalam berucap. Apalagi perasaannya itu sangat peka terhadap orang lain.

Bukannya berhenti, Xavier malah makin menangis deras. Karna ucapan anaknya itu, dia jadi berfikir bagaimana nasib anaknya itu. Bagaimana keadaan Hima.




-

-

-

"Baba? Jangan menangis terus, wajahmu itu terlihat sangat jelek sekarang ini!" Omel Veryn

"Diamlah Veryn baba sedang tidak mood." Ucap Xavier lesu.

Ini sudah setengah tahun semenjak Hima koma entah bagaimana keadaannya itu, anak anak Xavier tumbuh dengan cepat  bahkan tingginya juga naik drastis, sungguh mirip seperti bubunya. Sialnya semenjak Hima koma sifat kedua kembar ini sangat tidak bisa dikondisikan, sampai sampai dua kembar itu sudah tau apa itu "kiss" bahkan dua kembar itu bisa meminta kiss bibir dengan Xavier setiap jam, kalau tidak diberikan dia akan mengambil sendiri kiss dari babanya itu.

"Baba kiss me" pinta Veryn

"Veryn baba sudah bilang baba sedang tidak mood."

"Kiss me baba!" Amuknya.

"Tidak mau"

Cupp

Nah kan sudah dibilang bakalan dicuri itu, pengganti Hima, keduanya itu.

"Terima kasih baba manis" ucapnya lalu mengedipkan sebelah matanya kemudian melanjutkan aktifitasnya bermain dengan pistol mainannya.

"Astagaa, kenapa ganas sekali anakku itu. Padahal dulunya diriku tak seperti itu." Ucapnya heran sambil menggelengkan kepalanya.

Ddrrrt..

Benda pipih milik Xavier bergetar menunjukan bahwa ada yang menelfon memperlihatkan kontak bernama Starvy lalu ia menggeser tombol hijau pada telfon itu.

"Ada apa Starvy?"

"..."

"Hah?! Baiklah aku akan segera kesana, pastikan dia baik baik saja."

"..."

"Panggil dokternya Starvy" Xavier panik, setelah menerima telpon itu.

"..."

"Baiklah aku akan segera kesana"

Xavier merampas kunci motornya yang berada digantungan yang berada didekat ruang tamu. Ia juga memakai jaket dengan buru buru lalu ia segera menyalakan motornya yang berada digaransi.

Ia mengendarai motornya dengan laju yang tidak normal, tak sadar saat air matanya jatuh, motornya melambat ia buru buru menghapus air matanya.










--------------------

"Bagaimana keaadannya star?"

"Nona, bangun pada jam 10.26 tadi tuan tapi setelah itu matanya kembali menutup. Dokter memprediksi bahwa ia hanya kelelahan dan ingin istirahat dan mungkin sebentar lagi ia bisa sadar sepenuhnya."

"Bolehkah aku masuk?"

"Silahkan tuan" Xavier masuk kedalam ruangan itu, ia selalu rutin dalam 5 bulan ini dalam merawat istrinya, namun mungkin belum ada perubahan dari dirinya yang berkepribadian manja.

Ia menggeret kursi untuk duduk di sebelah Hima. "Hima kau tau, pagi tadi diriku kepergok sama culuk kita-- Xavier terkekeh lalu melanjutkan kata katanya. --dia bilang baba jelek kalo sedih, ku bilang dia merusak mood ku padahal disana aku mati matian berusaha agar tidak menangis didepan dia." Adunya.

"Anakmu itu sangat mirip denganmu ganas sekali. kau tau tadi twins marah kepadaku pagi pagi buta, perché Baba non mi dà un bacio?! (Kenapa baba tidak memberiku ciuman?!) Gitu katanya." Xavier bercerita kepada Hima dan tak lupa ia menunjukan senyum pepsodent nya.

Lalu tak lama xavier tertidur dengan pulasnya. Tak disadari ada tangan yang sedari tadi mengelus lembut kepalanya.

"Maaf babe, aku harus melanjutkan rencana ini.















---------------------

Satu jam berlalu.

"Hoamm" Xavier menguap dan dia meregangkan otot ototnya. Lalu terkejut bahwa tubuhnya tak berada di samping ranjang rumah sakit. Lalu matanya tertuju kepada dua insan yang sedang bercengkrama halus.

"Hi-Himaa?!" Pekik Xavier, lalu kedua insan itu menoleh. Lalu Xavier dengan langkah kaki cepatnya ia berlari menuju ranjang.

"Hima kau tak apa?! Ada yang sakit? Mana yang luka? Maafkan aku karna aku kau, tertembak.."perlahan suara Xavier berubah menjadi sendu

Hima mengerutkan keningnya lalu berkata "anda siapa?"

DEG

"H-hah?"

"Maaf tuan, nona Hima amnesia sementara karna peluru yang ada di kepala nona Hima?"

"Kau bohong kan, Star?" Xavier tersenyum kecut setelah mendengar pernyataan itu.

"Maaf tuan, saya berkata apa adanya." Lalu Xavier menangis sejadi jadinya.

"Star kapan saya bisa pulang?"

Degg

"H-hima? Kau ingat aku kan? Bilang jika ini bohong kau tak ingat aku!" Histerisnya.

"Maaf tapi saya benar benar tak tahu anda siapa?" 

"Jahat... kamu jahat!, kamu inget star tapi ga inget aku! Aku benci Hima!!!"
Setelah mengatakan itu ia langsung berlari meninggalkan rumah sakit.











 kamu jahat!, kamu inget star tapi ga inget aku! Aku benci Hima!!!"Setelah mengatakan itu ia langsung berlari meninggalkan rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

TO be continued

Hayooo hima lupa ingatan nih, kubikin konfliknya. Jangan lupa vote juga follow juga lalo bisa hehe makasih semua...

24-02-2024

Piccolo Marito?(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang