25. venticinque

246 13 0
                                    

            

                         ♡♡♡♡♡
               ____________________
                   Happy reading
              ——————————
                   
                         ♡♡♡♡♡

"Baba!" Panggil Teryn yang menggelegar di seluruh penjuru mansion.

"Jangan biasakan teriak teryn, kau mau jantung babamu ini copot?!" Omel Xavier.

"Baba baba?" Xavier hanya menjawab dengan deheman.

"Baba!"

"Apa Teryn astaga!"

"Jika aku sedang berbicara denganmu maka kau harus tatap aku!" Amuknya.

"Teryn apa kau tak bosan, kau selalu marah setiap detik, menit, jam, hari. Aku lelah mendengarnya." Tutur Veryn, dan satu mansion pasti setuju dengannya.

"Aku bosan makanya ayo kita pergi baba!"

"Kau mau kemana? Baba ini malas pergi kemana mana."

"Ayolah baba.." ucap teryn mencoba membujuk.

"Baiklah ayo kita pergi ke toko kue! Mau?"

"Toko kue yang mana?"

"Toko kue kita lah! Baba ingin beli kue red velvet." Ucapnya dengan mata yang berbinar binar.

"Baiklah baba!"

"Jika kalian setuju. Pergilah minta izin bubu kalian."

"Baiklah siap laksanakan!"

Veryn dan Teryn kini berjalan dengan langkah yang lumayan cepat. Mereka ingin cepat sampai ke ruangan kerja Hima. Dimana kini hima sedang budrek dengan berkas berkasnya.

"Bubu!" Pekik Veryn

"Jangan teriak!" Omelnya ia menatap tajam anaknya yang berada di depan pintu itu.

Sementara Veryn dan Teryn nyalinya langsung ciut ketika menatap mata tajam Hima.

"Bubu?" Hima berdehem.

"Kami ingin meminta ijin." Hima menatap mereka dengan menaikan alisnya sebelah. Seolah bertanya "kemana?"

"Kami ingin pergi ke toko kue milik baba."

"Pergilah." Suruhnya. Veryn dan Teryn pergi menuju babanya dengan wajah yang sumringah.

"Baba! Ayo kita pergi."

"Lets gaur!" Mereka berjalan beriringan dengan Xavier yang menggandeng tangan anaknya.

Tidak! Lebih tepatnya Veryn dan Teryn yang menggenggam tangannya posesif! Ia hanya bisa menerima dengan pasrah tentunya.

Mereka pergi menggunakan mobil,  mobil yang disupiri Richard. Kepala ajudan Hima.

"Kita kemana tuan?"

"Kita ke toko kue!" Ucap Xavier dengan semangat 45.

"Baiklah tuan."

Mobil itu melaju dengan kecepatan sedang karna jika tuan dan nona mudanya terluka, Richard akan kehilangan nyawanya.

"Sudah sampai tuan." Richard memarkirkan mobilnya tepat di depan toko kue itu.

Lalu Xavier dan antek anteknya pun turun dengan perlahan, lalu masuk ke dalam toko itu.

Saat memilih milih kue, Xavier di kejutkan dengan seseorang. Orang itu tentu Xavier sangat kenal.

Orang itu adalah Bara! Sohib Xavier semasa sma. Ia menghampiri bara dan menyapanya.

Piccolo Marito?(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang