10. dieci

442 16 0
                                    

            

                           ♡♡♡♡♡
                 ____________________
                     Happy reading
                ——————————
                   
                           ♡♡♡♡♡

"Nona apa kau tak merasakan sakit sama sekali?!!" Ringis Arjune yang panik akibat reaksi majikannya yang tak merasa apa apa ketika darah mengalir di selangkangannya.

"Rasanya sakit, tapi mengapa tak terasa lebih sakit dari tembakan tembakan musuhku?" Jawab Hima

"Astagaa kak seharusnya lo bilang sejak awal ketuban lo pecah kalo kita telat dikit gimana?!!" Omel Verios karna memang Hima telat menyadari bahwa dirinya akan melahirkan sebentar lagi.

Mereka semua menyadari hal itu ketika Xavier bilang perutnya sakit sekali hingga lemas, ia kini menangis di pangku Arjune. Memang anak manja akan tetap manja.

Dan setiap reaksi yang harusnya dirasakan Hima, itu berbanding terbalik. Karna yang merasakan setiap reaksi itu adalah Xavier.

Mereka sekarang berada di rumah sakit compassione dan tepatnya di kamar yang sudah di sewa hima beberapa bulan yang lalu.

"Argh!" Teriak Hima tiba tiba

"Kenapa nona?!!" Paniknya.

"Mengapa perutku tiba tiba sakit?! Argh" pekiknya lagi. Ia lemas terduduk dibawah lantai.

Sementara arjune ia menurunkan Xavier giliran ke pangkuan Verios karna Xavier juga ikut lemas tak berdaya, karna ikut merasakan sakit dari kontraksi Hima.

Arjune memencet tombol memanggil dokter yang berada tepat diatas head board ranjang.

"A-arjune tolong saya." Katanya yang sambil menitihkan air mata tangan lentiknya kini lemas sambil memegang perutnya.

Suara langkah kaki terdengar grusa grusu seorang dokter perempuan yang kini bersiap untuk membantu seorang ibu hamil melahirkan "d.r gerisha"

"Permisi kak, boleh aku cek dulu?"
Arjune menyingkir dari sana.

Dr cantik itu mengecek sudah pembukaan berapa ibu hamil itu.
"Pembukaan sepuluh...baiklah kita akan melakukan persalinan sekarang juga." Dr itu mendorong brankar Hima bersama dua atau tiga perawat lagi kedalam ruangan persalinan.

"Kak jika aku bilang satu kakak tarik nafas, jika aku bilang dua kakak hembuskan nafas, jika tiga kakak dorong perut kakak."

"Baik... satu~" Hima menarik nafadnya dalam dalam.

"Dua~~" hima membuang nafasnya tadi.

"Tigaa!"

"Arghhhh!" Pekik hima sambil mendorong perutnya, dia menggenggam tangan Xavier erat yang berada disampingnya yang sedang menangis.

Xavier memang menemani hima tapi tidak dengan arjune dan verios, tentu saja! Mana ada orang itu masuk yang ada aura hima yang ganas hilang.

'Oekk oekk! Tangisan bayi terdengar

'Oekk oekkkkk!' Lalu disusul tangisan lainnya.

Lalu mata Hima memejam, nafasnya menggebu.

-

-

-

"Mana adil begini?! Kok mirip hima semua?!!" Amuk Xavier.

"Shuttt pelan pelan sayang, takutnya mereka kaget" kata Hima dengan nada halus.

Xavier menatap lama bayinya yang berada diranjang bayi bersampingan dengan ranjang Hima.

Piccolo Marito?(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang