14. quatordici

333 18 0
                                    

            

                         ♡♡♡♡♡
               ____________________
                   Happy reading
              ——————————
                   
                         ♡♡♡♡♡

Satu apartement itu terdengar suara tangis Xavier, ia meringkuk disamping ranjang kamarnya. Ia berada di apartement hima.

"Jahat..." ucapnya dengan mata sayu nya.

------------------

"Nona dia menangis lagi, saya tak tega melihatnya. Apakah anda sebegitu. Teganya?" Raut khawatir terlihat begitu jelas.

"Biarkan saja dulu, saya ingin tau apakah dia sayang padaku atau hanya sebatas pemanis saja." Ucap Hima ketus.

Lalu pria yang menjadi lawan bicaranya itu menghela nafas "baiklah, sampai kapan kau akan menghukumnya seperti itu, kau lihat seberapa kurusnya dia 5 bulan ini?"

"Sst diamlah. Kau juga tau selama 5 bulan ini aku menahan diri agar tak menunjukan diri." Hima mengeraskan rahangnya.

Lalu Pria itu kembali menghela nafas, lalu ia melangkah pergi meninggalkan seorang wanita yang sedang bersedekap dada, sambil menatap punggungnya yang mulai menjauh.

-

-

-

"Sayangg?..." panggil seseorang lirih. Dia memasuki Apartement Xavier yang berada sedikit jauh dari rumah mansion Hima.

Xavier menatap kaget orang didepannya ini. "K-kau kenapa bisa menemukanku disini?"

"Menurutmu apa yang tak ku ketahui dari dirimu yang manis."

"Ck, aku lanang mas"

Verios terkekeh lalu ikut duduk di samping Xavier. "Kira kira apa yang membuatmu duduk sendiri disini?"

"Hima amnesia dia ga inget gw... tapi... yang bikin gw sedih dia inget sama Starvy.."

"berarti lo kurang banyak waktu, sama dia. Momentnya ga lebih banyak dari Starvy" guraunya, dia menggoda Xavier hingga pria itu murung kembali.

Mendengar hal itu ia memeluk lututnya dan menangis lagi.

"Ehhh, bercandaa jangan nangiss. Andweee" paniknya.

"Kerasukan jin korea lo?"

"Pacar gw kan blasteran korea" katanya sambil menaik turunkan alisnya.

"Dih kagak ngomong lo ya, kalo punya pacar."

"Pacar gw yang dulu pernah lo kenalin ke gw"

Xavier terkejut lalu ia memekikkan sebuah nama. "VIMA!!"

"Makasih berati lo sama gw, sekalian traktirin gw?"

"Ayok?!"

"gw males makan, besok aja yak?"

"Pantesan lo kurusan, gimana mau Hima ama lo. Kalo lo kurus kerempeng gini?"

"Terus gw harus gimana?"

"Banyakin makan, gw tau lo sering ngelewatin makan."

"Kok lo tau sih?"

"Apasih yang gw ga tau tentang lo?!"

"Aku lanang mas!"

"IYA GW TAUU?!!"

"YA UDAH NGAPA LO GOMBALIN TERUS, BRENGSEK"

"Ya ssv"

"Paan?!"

"Suka suka Verios"

"Dih yaudah ssx-"

"-Suka suka Xavier"

"Dihh gemessh dehh" ucap Verios sambil menarik narik pipi Xavier hingga merah.

"LO KALO NYUBIT ENTENG BANGET, GA LIAT TUH PIPI GW HAMPIR PUTUS?!!" Raungnya marah.

"ehhh sorry hehe" katanya lalu melepaskan cubitan pipinya.

Lalu verios merangkul pundak Xavier untuk dibawa ke restoran. Agar dia tidak melewatkan makannya.

-

-

-

Di sisi lain berbeda tempat namun jam yang sama detik yang sama dengan Xavier dan Verios yang sedang makan.

"Trasferisci me e tutto ciò che è nella mia mansion in Indonesia, insieme agli esseri umani (pindahkan aku dan semua yang ada dimansionku ke indonesia, beserta orang" nya)"

"Ok lo farò (saya akan melaksanakan nya)"

"immediatamente prima di lasciare l'ospedale. (segera sebelum saya meninggalkan rumah sakit)."

"Ok va bene (baiklah)"

Lalu orang itu pergi dari ruang inap Hima di rumah sakit.

"Nona yakin?"

"Apakah wajahku ini kurang meyakinkan?" Katanya mengangkat satu alisnya dan menatap datar Star.

"Maaf nona"

"Kau? Sudah selesaikan tugasmu selama aku tidur?"

"Sudah nona, banyak kejadian selama 5 bulan ini."

"Apa yang terjadi selama itu?"

"Banyak kejadian di dunia entertaiment anda di korea, banyak aktris dan idol yang terkena rumor nona dan para wartawan mengincar mereka hingga banyak dari mereka yang kami sembunyikan dari dunia luar sementara." Jelasnya panjang lebar.

"Dan...?"

"Dan pabrik pistol anda nyaris diketahui banyak orang nona, dan hampir dikepung oleh wartawan karna tau pemiliknya adalah anda, nona."

"Lalu bagaimana dengan sekarang? Apakah diperlukanklarifikasi?"

"Tidak nona, semua kini sudah aman terkendali."

"Baiklah, terima kasih Starvy kau telah bekerja keras."

"No problem nona, sekarang yang ku pikirkan adalah... tuan Xavier yang semakin kurus karna memikirkan bagaimana cara nona mengingatnya kembali." Ucapnya sambil menunjuk monitor yang memperlihatkan Xavier sedang berpikir keras bersama Verios.



















-----------------

To be continued

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

01-03-2024

Thanks for reading guys im sorry chapter ini pendekkk

Piccolo Marito?(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang