15. quendici

339 16 0
                                    

            

                          ♡♡♡♡♡
                ____________________
                    Happy reading
               ——————————
                   
                          ♡♡♡♡♡

"Tuan Xavier kau sudah siap? kita akan pergi sekarang?" Tanya Starvy, yang kini mereka sedang di bandara. Dengan Xavier yang terlihat murung disampingnya.

"Ayo starvy." Lesu Xavier.

"Baik tuan, mari saya bawakan kopernya?"

"Tidak usah starvy kau bisa bawa barang yang lain, ini bisa ku atasi." Tolak halus Xavier

"Baiklah, sebaiknya anda bisa samakan langkahmu dengan nona Hima agar tak tertinggal?"

"Owhh baiklah, terima kasih"

"No problem tuan." Balasnya sambil tersenyum. Lalu ia lanjut membereskan barang barang bersama bodyguard.

Kini Xavier berada di samping hima, dan dimana culuk culuk Xavier? Mereka bersama arjune dibelakang dan juga Verios.

"Hima?" Sap.anya, mencoba untuk tersenyum

"Ada apa?" Jawabnya datar sambil terus berjalan.

Mendengar jawaban Hima membuat Xavier tersenyum kecut.

"Kau benar benar amnesia?" Tanya Xavier menatap polos Hima, terdapat raut sendu juga disana.

Bocah ini, benar benar ingin ku makan. Pertanyaanmu terlalu polos babe, dan kau terlalu imut untuk ku bohongi.

"Manurutmu apa aku terlihat berbohong?" Ketusnya.

"Kau tak ingat dengan diriku?"

"Tidak."

"Sedikit pun?"

"Bisakah kau berhenti bertanya? Cukup jalan." Ucapnya lalu melanjutkan langkahnya tadi yang sempat terhenti.

"Baiklah..." lirihnya, sambil ia menurunkan bibirnya ke bawah.

"Emm aku bersama Viros saja..."

"Terserah."

Lalu Xavier menghampiri Verios yang tengah bercengkrama dengan kekasihnya.

"Verios..." lirihnya.

"what's wrong with you? There is a problem?" Raut khawatir Verios kini terlihat jelas. Wajah Xavier pucat.

"I'm not in the mood right now. please carry me" jawabnya lesu.

Verios terkekeh lalu ia menggendong Xavier koala. Pasti orang orang mengira mereka gay, padahal ada pawang dominan mereka yang sudah siap siaga di sampingnya.

"Kau ada masalah?"

"Banyak sekali."

"Kakakku lagi?"

"Yaaa.." ia menyembunyikan kepalanya di dada Verios semakin dalam.

"Tak usah dipikirkan."

"Bagaimana bisa dia melupakan diriku yang dimana hari harinya bersamaku dimana mana denganku tapi malah mengingat Starvy yang paling jarang dengannya?" Racaunya mengeluarkan keluh kesah yang dari lama ingin dikeluarkan.

"Tidak usah di pikirkan sayangku cintakuuu.." godanya ke Xavier.

"Ihhh najis!"

"Kok gitu sih yangg"

"Gw cowok kalo lo lupa?" Verios hanya terkekeh kecil mendengarnya.

"Gw cincang juga lo! Inget noh pacar lo, udah bener lurus malah mlengse flirting ke gw."

Piccolo Marito?(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang