12. dodici

354 16 0
                                    

            

                         ♡♡♡♡♡
               ____________________
                   Happy reading
              ——————————
                   
                         ♡♡♡♡♡

"Sayanggg?" Teriak seorang wanita dari atas tangga dengan muka kantuknya yang mendominasi, tapi tak mengurangi wajah tegas nan cantiknya.

"Kau lihat Xavier, Arjune?"

"Vier ada diruang bermain nona muda, kak."

Tanpa mengatakan sepatah kata pun ia langsung melangkahkan kakinya menuju ruang bermain anaknya, Arjune memang acuh dengan sikap majikannya itu (karna sudah biasa pastinya)

Dilain sisi.

Cklek.

"Sayang?" Panggilnya.

"Bu-buuu" ucap bayi itu terbata bata.

"Bukan kamu Teryn, baba mana?" Teryn mendengus kesal, lalu ia mengacuhkan seseorang yang ia panggil bubu itu.

"Kenapa?" Ucap seseorang yang baru datang sambil membawa Veryn digendongannya dan tangan satunya membawa es krim.

"Enggak" ia menghampiri Xavier lalu memeluknya erat.

"Sana ah!" Amuk Xavier

"Nggak mau" tolaknya, ia menelusupkan kepalanya di leher putih Xavier lalu menghirup aroma khas Xavier.

"Sana Hima, aku mau makan es krim." Xavier menggerakkan lengannya mencoba menyingkirkan Hima. Namun apalah daya, tenaga seorang wanita dominant tak akan kalah dengan tenaga dari male subnya.

"Jangan kebanyakan makan eskrim"

"Sana ihhh" ucap Xavier yang mulai geram.

"Kenapa sih?"

"Baba, baba?

"Tuh, culukku manggil. Sanaaaa"

"Kenapa Teryn?" Ucap Hima datar

"Mam?" Jawab Teryn

"Bubu panggilin uncle Rios aja ya, mam sama uncle. babanya bubu pinjem dulu." Mau tak mau Teryn mengangguk toh dia lapar

Hima membopong Vier keluar dari tempat bermain anaknya itu.

"VERIOS, tolong itu ponakannya laper, buatin makanan sama suapin sekalian."

"Hm- ia menoleh meliat Xavier yang tak bisa diam di gendongan Hima. -kenapa lo?"

"Turunin Himaa" ia menggerak nggerakan kakinya memberontak.

"Udah ya Ver?" Tak lama lama disana ia membopong Xavier menuju kamar.

"Verosss tolonginnn"

"Shuttt, calm down baby."

Hima kini membawa Xavier ke dalam kamar mereka berdua, lalu tubuh kecil mungil mintik mintik, Xavier dihempaskan ke ranjang empuk.

"Aargh" lalu saat ia ingin kembali berdiri hima sudah lebih dulu  menahan tubuh itu, Hima menindih tubuh xavier dengan tangannya yang ditarik keatas.

Ia menatap lamat pahatan pahatan sempurna di wajah Xavier, lalu dengan tangannya yang bebas ia mulai mengusap sensual bibir ranum Xavier.

"Hima, jangan sekarang. Xavier capek" memang benar ia sedang lelah saat ini.

"Hanya membuat kiss mark, sayang."

"Beneran ya?" Karna memang ia sering mendengar hima mengatakan itu tapi malah lanjut hingga 7 ronde.

Piccolo Marito?(ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang