DISCLAIMER!!
➷Cerita ini benar benar fiksi, the real fiksi
➷Jangan plagiat!
➷Banyak kata kata kasar
➷Banyak typo
➷jadilah pembaca yang bijak
➷don't forget give me vote abis kalian baca disetiap chapter nyaTHANKYOU FOR ATTENTION GUYS
HAPPY READING♡💌💌💌
Hidup Caca selama di novel, ia merasa kalau keadaannya sangatlah drama. Disaat suasana hatinya buruk, langit menjadi menghitam, menandakan kalau hujan bisa datang kapan saja. Sebelum itu terjadi ia harus menemukan tempat untuk berteduh dan tinggal. Tapi keadaan baik tidak berpihak kepadanya, hujan pun muncul disaat dirinya belum menemukan tempat berteduh.
Dengan tergesa-gesa, Caca mencari tempat berteduh. Tidak jauh dari tempatnya berdiri, di sebrang jalan ada kafe yang terlihat ramai pengunjung. Tanpa berpikir panjang, ia menyebrang dan berhati-hati melihat kanan dan kirinya. Karena kalau tidak berhati-hati, nanti ia tertabrak kendaraan, pasalnya di keadaan hujan seperti ini semua kendaraan pasti menambah kecepatan kendaraannya.
Sampai di kafe itu, Caca tidak masuk kedalam bangunan itu, ia hanya menunggu hujannya reda saja. Gadis berambut panjang itu meletakkan tas besarnya di samping tempat ia berdiri.
Caca menghela nafas, rasanya ingin sekali menangis, tapi tidak ditempat umum seperti ini. Gadis itu pernah mengalami kejadian seperti ini, dulu saat ia masih SMP. Tapi keadaannya dulu sangatlah beruntung, karena masih ada yang peduli dengan dirinya. Tapi Rere? Tokohnya ini sama sekali tidak ada yang peduli. Termasuk Arjuna, kekasih Tokoh itu.
Dulu saat Caca pergi dari rumah dan ayahnya, Caca di jemput oleh Kakak perempuan tirinya, suami kakak tirinya Paman, dan Bibinya. Alasan ia pergi meninggalkan rumah, karena ibu tirinya yang tidak merawat dirinya saat sakit, dan ancaman yang bikin Caca sebagai anak tidak bisa melakukan apapun.
"Kalo kamu masang foto bunda sama mbak kamu lagi, saya ga bakal kasih kamu makan lagi!"
Gara-gara ancaman Ibu tirinya itu, Caca jatuh sakit. Caca masih ada sopan santun untuk tidak marah marah balik kepada orang yang berstatus ibu tirinya itu, kalau akal sehat Caca hilang, mungkin bukan ibu tirinya saja ayahnya akan mengusir dirinya. Dan dari kejadian itu, Caca mengadu kepada adik dari ibu kandungnya.
Sambil nangis tersedu sedu, ia mengirimkan pesan kepada bibinya kalau keadaannya saat itu sedang tidak baik baik saja. Pagi harinya ia sakit dan mengadu ke bibinya, di sore harinya saudara saudara ibunya langsung bertindak, dengan menjemput dirinya di rumah ayahnya. Saat itu ayahnya yang kedatangan anak sulungnya dan mantan iparnya terkejut, dan lebih terkejut kedatangan mereka ingin membawa anak keduanya, alias Casanova Sahara.
Yang ia pikir hidupnya akan tentram, damai, dan aman salah. Setelah tinggal di rumah neneknya, dirinya menjadi stress berat karena Ayahnya yang tidak memperdulikan dirinya dan adik adiknya. Dan juga saat dirinya masuk sekolah menengah atas, banyak tuntutan dari keluarga besar ibunya, karena dia adalah anak pertama dan kakak bagi adik adiknya. Dia harus balas semua jasa yang diberikan adik adik dari ibunya.
"Kamu nanti kalo udah punya uang sendiri enak, Ca. Kamu bisa kasih om om sama adik adik kamu, kan jadi bangga Bunda kamu."
Caca pun mengucapkan syukur dalam hatinya, karena Tuhan memberikan keluarga ibunya yang masih memperdulikan dirinya dan adik adiknya. Kalau bukan karena mereka, pasti hidup dirinya dan adik adiknya menjadi lebih sengsara. Walaupun agak stress menyerempet ke gila, tapi setidaknya belum gila.
Menjadi Rere pun berat, karena tidak ada kerabat yang ia bisa andalkan. Dia hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Keluarga kecil Adisetiawan itu semuanya mempunyai catatan kriminal, si kepala keluarga koruptor, anak sulung yang sudah melecehkan perempuan, dan si bungsu hampir menghilangkan nyawa seseorang. Dan dimana semua keluarga masuk penjara, Rere terlepas dari hukumannya karena keluarga pihak korban sudah mengikhlaskan kejadian mengerikan itu.
"Re ayok masuk aja, di luar dingin."
Sedang asik meratapi nasib, tiba tiba suara yang ia kenal mengagetkannya. Caca menoleh kearah sumber suara. Ternyata itu dirinya versi next level, Cantika. Perempuan berhijab itu tidak sendiri, dibelakangnya ada Cerry yang tersenyum juga kearahnya. Mereka berdua lebih mendekat kearah Caca, dan berteriak heboh saat melihat banyaknya luka di tubuh Caca. Dengan tergesa-gesa mereka membawa Caca kedalam kafe.
"Bar tolong ambilin P3K!" suruh Cantika kepada pemuda yang kebingungan di sana. Walaupun bingung, pemuda itu tetap mengambil apa yang di suruh temannya itu.
Senangnya ada yang peduli kepadanya.
➷♡➹
"Makasih ya Kak, Mbak. Udah bantuin gua, makasih banget."
Selesai luka Caca diobati, gadis itu mengucapkan banyak banyak terimakasih kepada Cantika, Cerry, dan Bara. Mereka bertiga membalas ucapan terimakasih Caca dengan baik, bahkan Cerry sempat menangis melihat luka di tubuh Caca, kelihatannya orangnya galak, tapi aslinya lembut banget.
Cantika tersenyum, "sama sama, Re."
Cerry yang masih sedikit menangis, bertanya kepada adik kelasnya itu. "Arjuna tau ga kalau lo begini? Kalo ga tau, kek baji-"
"Cerry," tegur Bara.
Gadis cindo itu menyengir lebar, hampir saja ia ceramahi doa orang disamping dan depannya ini. Cerry kembali dengan mimik kesedihannya, "jadi tukang nunggak kas tau ga kalo lo... huwaaaa!" Cerry kembali menangis mengingat luka yang berada di tubuh adik kelas adiknya, Bara pun menarik dirinya kedalam pelukan pemuda itu.
Caca tersenyum melihat interaksi kedua tokohnya itu, sangatlah menggemaskan Bara dan Cerry. Dulu ia membuat tokoh tambahan seperti Cantika, Bara, Cerry, dan satu lagi teman mereka, karena ingin mempunyai teman yang berada didalam duka dan suka.
"Arjuna tau?" tanya Cantika.
Caca menggeleng untuk menjawab, toh Arjuna tidak akan memperdulikan dirinya yang sebagai orang asing yang masuk kedalam tubuh kekasihnya. Pemuda itu tidak ada kepentingan untuk mengurus dirinya, dan Caca tidak peduli kalau Arjuna bersikap seperti itu. Ia sadar kalau dirinya ini bukan lah siapa siapa untuk di tolong oleh Arjuna.
Ketiga orang yang menjabat sebagai Kakak kelas Rere menatap miris gadis penuh luka di hadapan mereka ini. Untunglah Rere sedang berteduh di depan kafe milik Bara, kalau gadis itu pingsan dijalan tidak tahu lagi deh.
Cantika mengulas senyuman prihatin, "jadi keinget jaman gua masih SMP dulu."
Cerry dan Bara langsung menatap Cantika dengan sedih, begitu juga Caca. Gadis itu tahu apa yang dimaksud gadis berhijab di sampingnya ini, karena alur kehidupan kekeluargaan mereka itu sama. Cantika adalah dirinya, versi next level.
"Tapi kayaknya gua lebih beruntung ya? Alhamdulillah nya gitu," lanjut Cantika tersenyum lebih lebar. Caca mengangguk membenarkan ucapan Cantika, dari segi manapun mereka benar benar beruntung.
Suasana kafe milik Bara sunyi, hanya ada rintikan hujan. Para remaja itu terdiam dalam pikiran masing masing, Bara pamit kebelakang, Cerry mengikuti Bara, sedangkan Cantika tetap menemani adik kelasnya.
Tiba tiba, pintu kafe terbuka, terlihat seorang pemuda yang sudah basah kuyup akibat kehujanan. Cantika mengucap nama Tuhan saat melihat sahabatnya kehujanan, gadis berhijab itu bersiap siap untuk mengomeli, tapi tertahan karena teriakan adik kelas yang ia tolong tadi. Cerry dan Bara yang tadi kebelakang, buru buru ke depan karena mendengar teriakan.
Sedangkan sang pelaku melihat histeris pemuda yang basah kuyup itu, Caca menutup mulutnya yang terbuka dengan tangannya. Ia benar benar tidak menyangka, kalau dirinya akan bertemu dengan semangat hidup dan orang yang sudah membuatnya hidup.
"Haechan anjirt," gumam Caca tidak menyangka.
💌💌💌
![](https://img.wattpad.com/cover/358517085-288-k440962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Writer Of Destiny: happiness for all the characters
Teen Fiction"Setiap penulis pasti akan membuat sang 'tokoh utama' mendapatkan citra baik dari para pembaca, dan selalu menjadi si 'protagonis'. Sedangkan si 'tokoh antagonis' tetap menjalankan sesuai dengan perannya, walaupun latar belakang tokoh itu buruk. Akh...