17. Author with her love story

202 23 0
                                    

DISCLAIMER!!

➷Cerita ini benar benar fiksi, the real fiksi
➷Jangan plagiat!
➷Banyak kata kata kasar
➷Banyak typo
➷jadilah pembaca yang bijak
➷don't forget give me vote abis kalian baca disetiap chapter nya

THANKYOU FOR ATTENTION GUYS
HAPPY READING♡

💌💌💌

"Jun," panggil Caca.

"Hm?" Arjuna berdehem saat dipanggil, ia menoleh dan menatap Caca.

"Gimana lo bisa pacaran sama Rere? Dari kapan?" tanya Caca penasaran. Sebagai third couple di cerita yang ia buat pertama kali, Caca tidak membuat skenario awal mereka menjalankan hubungan.

Arjuna tersenyum mendengar pertanyaan dari Caca, "pantes temen temen gua selalu salah paham sama hubungan gua sama Rere," katanya. "Ternyata lo ga buat skenarionya." Caca menggaruk pipinya saat mendengar sindiran halus dari Arjuna.

"Kita mulai pacaran baru baru ini sih, mungkin ada lah sebulanan." Arjuna mulai bercerita tentang hubungannya dengan Rere. "Temen temen gua ngiranya, gua manfaatin Rere untuk bisa jauhan dari Raina, ga sepenuhnya salah sih. Gua emang manfaatin hubungan ini, bukan cewek gua. Awalnya Rere yang nyatain perasaannya ke gua pas masih SMP, jadi udah tiga tahunan lah itu, dan emang Rere yang deket sama Melysa jadi ada imbasnya ke gua."

Caca memasang wajah jahilnya, "jadi lo suka juga sama dia?" Arjuna menjawab pertanyaan Caca dengan malu malu, membuat gadis itu merubah raut wajahnya, "dih? Gua mau denger cerita gimana lo bisa pacaran, bukan liat kebucinan lo."

Mendengar itu Arjuna tertawa, Caca begitu sangat ekspresif. "Oke oke, gua lanjut. Kita selama itu ya jalanin sebagai teman aja, karena banyak masalah di masa masa itu. Arkana yang meninggal karena gua juga kurang tau, gara gara itu Raina dititipin ke gua, amanah terakhirnya. Perpecahan pertemanan gua, tingkah laku Raina, permusuhan yang dibangun sama Keysa. Mulai Rere masuk SMA, akhirnya gua ngajak dia pacaran. Dan gara-gara itu, gua bisa sedikit lepas dari amanah Arkana." Arjuna yang tadi berwajah cerah, sekarang mimik wajahnya sedikit sedu. "Lo tau Arkana kan?" tanya Arjuna.

Caca mengangguk pelan, "maaf tentang itu, Jun."

Arjuna menggelengkan kepalanya, "jangan minta maaf. Seenggaknya Raina bisa bareng sama Arkana, kan? Gua berharap begitu."

Arkana adalah sandarannya disaat kewajibannya sebagai kakak tertua memberatkan pundaknya, kembarannya selalu memberikan energi positifnya. Setelah Arkana meninggalkannya untuk selamanya, Arjuna merasa paling kehilangan sosok Arkana. Kembaran yang paling baik hati, rendah hati, dan bawaannya selalu membawa kebaikan. Kepergian Arkana membawa perubahan untuk orang orang disekitarnya, seperti Arjuna dan Raina.

"Oke sekarang udah tau kan, gimana gua bisa pacaran sama Rere." Arjuna tiba-tiba memecahkan keheningan diantara mereka. "Sekarang giliran si penulis kehidupan gua, gimana kisah percintaan lo? Sampai cerita ini banyak yang kehilangan," lanjut Arjuna sedikit menyindir.

"Ya ga ada yang spesial sih, yang spesial gua punya empat mantan." Dengan sombong Caca mengatakan seperti itu, "jadi tinggal di pilih yang mau gua ceritain, mantan pertama, kedua, ketiga, atau yang ke empat."

Sedikit terkejut, karena teman Arjuna ada yang lebih dari Caca. "Yang pas lo pacaran seumuran sama gua itu," Arjuna sedikit teringat perkataan Caca tadi.

Caca menurunkan raut wajahnya, yang tadi songong, sekarang menjadi datar. "Itu mantan gua yang terakhir," jawab Caca. Ia menghela nafas sejenak.

"Entah hati gua yang terlalu luas, apa hati gua yang murahan. Dia suka gua duluan, dan dengan baik hatinya gua suka juga sama dia. Walaupun dia effortless pas nembak gua," lanjut Caca seraya meringis.

The Writer Of Destiny:  happiness for all the charactersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang