13. Not twins

59 8 0
                                    

DISCLAIMER!!

➷Cerita ini benar benar fiksi, the real fiksi
➷Jangan plagiat!
➷Banyak kata kata kasar
➷Banyak typo
➷jadilah pembaca yang bijak
➷don't forget give me vote abis kalian baca disetiap chapter nya

THANKYOU FOR ATTENTION GUYS
HAPPY READING♡

💌💌💌

"MBAK! BANG ANTA GANGGUIN GUA TER- HEH! JANGAN DI INJEK BABI! HUHUHU!" Caca berteriak dan mengadu kepada Cantika, karena Atlanta menjahilinya saat membersihkan rumah Cantika.

"SAMUDERA ATLANTA! JANGAN DI GANGGUIN RERENYA!" Cantika berteriak dari dalam dapur.

"GA JANJI!" Sahut Atlanta, ia pun kembali menjahili Caca dengan berpura-pura menginjak lantai yang sudah di pel.

"MBAK ANTI AAAAAAA!"

"ATLANTA!"

Mereka bertiga seperti keluarga cemara, Atlanta dan Cantika yang sebagai orang tua, dan Caca sebagai anak mereka berdua. Atlanta terus menggangu kegiatan bersih bersih Caca, dan Cantika sedang memasak di dapur.

Sudah lima hari Caca tinggal di rumah Cantika, dan selama itu ia sudah pindah sekolah di SMA Darma Jaya. Sekolah terfavorit di daerah itu, sekolah itu tak kalah bergensi seperti SMA Baesadarta. Berkat bantuan teman teman Cantika, Caca bisa pindah di sana.

Caca pun akrab dengan teman teman Cantika yang berada di SMA Darma Jaya dan anggota geng YoungBlood. Kafe Bara tempat tongkrongan mereka, jadi Caca sering bertemu dengan mereka selain di sekolah. Akrab yang di maksud Caca itu adalah saling tahu nama itu sudah termasuk sudah akrab bagi Caca. Untuk mengobrol santai atau leluasa dengan lawan jenis, Caca hanya bisa ngobrol dengan Atlanta dan Bara.

Atlanta yang memang anaknya bisa menyamai tingkat kemampuan mengobrol dengan orang, ia merasa kalau adik kelasnya ini dan Cantika mirip kepribadiannya. Rere itu Cantika versi bar bar, omongannya kasar, tak jarang juga kalau di ganggu seperti ini dia akan menendang lawannya.

"BISMILLAH HEADSHOT!" Caca memukul jidat paripurna milik Atlanta, bukan hanya itu saja, gadis itu bahkan sudah menarik rambut yang sudah ditata rapi oleh Atlanta.

Atlanta meringis, "aduh aduh! maap Re, ampun gua."

Caca melepaskan jambakan rambut Atlanta, lalu mengendus puas. "Makanya jangan jailin gua terus!" katanya. Atlanta tidak mendengarkan, ia sibuk menata kembali rambutnya yang telah rusak itu.

Hari ini adalah hari kemerdekaan, jadi ada upacara bendera di SMA Baesadarta, dan diikuti murid SMA Baesadarta sendiri serta murid SMA Darma Jaya. Kedua SMA itu akan mengadakan acara bersama seperti tahun tahun sebelumnya, dan tahun ini SMA Baesadarta menjadi tuan rumahnya.

Atlanta datang pagi pagi untuk menjemput kedua gadis itu, ia akan mengantarkan Rere lebih dahulu ke kafe milik sahabatnya,lali berangkat ke sekolah bersama Cantika. Ia tidak tahu alasan mengapa adik kelasnya itu tidak ikut upacara tahun ini. Karena di landa kekepoan, Atlanta bertanya alasannya.

"Kenapa lo ga upacara cil?"

"Males."

Atlanta sontak mendelik, apa apaan jawaban santai adik kelasnya itu? "Heh! Pahlawan udah susah susah berjuang bela negara, lo cuman di suruh upacara setengah jam aja bilang males." Pemuda tan itu menceramahi Caca yang masih sibuk dengan kegiatannya.

The Writer Of Destiny:  happiness for all the charactersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang