DISCLAIMER!!
➷Cerita ini benar benar fiksi, the real fiksi
➷Jangan plagiat!
➷Banyak kata kata kasar
➷Banyak typo
➷jadilah pembaca yang bijak
➷don't forget give me vote abis kalian baca disetiap chapter nyaTHANKYOU FOR ATTENTION GUYS
HAPPY READING♡💌💌💌
Caca lupa dengan keadaan ia sebelum masuk ke dalam dunia fiksi ini, benar benar lupa. Entah apa yang terjadi sampai sampai ia tiba tiba masuk ke dalam dunia antah berantah ini, tidak ada ingatan yang nyangkut di otaknya. Mungkin ini hanya mimpinya? Tapi kenapa terasa sangat nyata?
Lupakan itu, sekarang dia hanya perlu menjalankan apa yang terjadi sekarang.
Tidak lupa untuk beribadah, Caca sekarang sedang berjalan menuju masjid yang berada di dekat gerbang sekolah, bersama Melysa. Yang sepertinya di paksa Caca, Melysa tidak masalah, toh sahabatnya ini mengajaknya menuju kebaikan. Keduanya terdiam dalam pikiran masing masing, yang satu memikirkan cara bertahan hidup di sini, yang satu memikirkan sahabatnya yang tiba tiba menjadi MasyaAllah.
Sebenarnya Caca itu tidak se-MasyaAllah itu, dia hanya menjalankan kewajibannya menjadi seorang umat islam. Terlihat dari cara berpakaiannya, ia saja belum memakai hijab, di kehidupan aslinya Caca sudah memakai hijab dari ia sekolah dasar. Mungkin setan di sini ngegodanya sudah S3, Caca mengambil kesempatannya. Astaghfirullah! jangan di tiru ya ukhti, still istiqomah.
Sampai di sana, banyak dari angkatan mereka berdua yang melihat terkejut dua gadis itu, tiba tiba saja mereka mampir ke masjid. Caca sih bodoamat, dia tidak kenal, ngapain diurusin. Kalau Melysa tersenyum canggung, melihat kenalannya menatap dirinya aneh.
"Loh ada pacarnya tukang nunggak uang kas, tumben di sini dek?" tanya gadis tinggi dan matanya sipit. Caca tahu siapa gadis ini, musuh abadi Arjuna, Cerryana Angelina Liuce. Gadis berdarah Cina-Indo ini teman kelas Arjuna yang menjabat menjadi bendahara, semiskin apa Arjuna sampai nunggak uang kas kelas. Padahal dia tidak semiskin itu, bukan lagi dia itu orang kaya.
Caca menyengir mendengar panggilan itu, imagenya hilang di depan cewek cantik gara gara Arjuna. "Iya nih kak, mau tobat." Cerry tertawa mendengar jawabannya, Caca melirik Melysa yang meliriknya juga dengan senyuman canggung. Apa yang ditertawakan kakak kelasnya ini?
Tiba tiba ada yang datang, gadis berhijab yang hijabnya tidak rapih, pastinya penulis tau gadis ini. Dia itu sebenarnya Caca yang sebenarnya, harusnya Caca masuk kedalam tubuh orang ini saja, karena Cantika Az-zahra Putri adalah dirinya. Caca sampai terpana melihat orang ini, benar benar mirip dirinya. Tapi kalau ia masuk didalam tubuh Cantika, kehidupannya sama aja, sama sama menyedihkan. Tapi setidaknya Cantika mempunyai teman yang tulus.
Cantika dan dirinya itu berbeda, Cantika yang benar benar muslimah sejati, kalau Casanova sesuai mood.
"Siapa Cer?" tanya Cantika. Waduh suaranya adem sekali, ini mah dirinya versi next level.
i'm on the next level– Bukan member aespa ye.
"Pacarnya si Arjuna."
Cantika memasang wajah terkejut, "bukannya sama Riana ya?" Seingat Cantika, teman sekelasnya yang sering nunggak uang kas dan bolos itu, berpacaran sama adik kelasnya yang tukang bully. Cerry menggeleng, "ga lagi."
Caca tersenyum masam, imagenya benar benar hancur didepan cewek cewek cantik. Caca tidak terima itu, nanti dia akan buat perhitungan dengan Arjuna!
Cantika mengangguk mengerti, "owalah iya iya. Kamu mau sholat ya? yaudah gih, mbak duluan ya." Pamit gadis itu, setelah memberi salam keduanya pergi meninggalkan Caca dan Melysa.
Awas lu Arjuna, gua kempesin ban mobil lo!
💌💌💌
Arjuna dan Fero menatap ban mobil belakang milik Arjuna dengan tatapan penuh heran. Siapa yang berani iseng sama ketua geng Darkshine? Selama ini tidak ada yang berani seperti ini. Jangankan iseng, bertatapan mata tidak ada yang berani. Ya kecuali Daizy sih, tapi kan gadis itu sedang terbaring di kasur rumah sakit.
Jadi siapa?
"Loh bocor?" tanya Caca yang baru datang di parkiran bersama Melysa yang disampingnya. Perempuan itu menatap sahabatnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Arjuna mengangguk, "ini ada jahil. Kamu nanti pulang sama Kevin aja ya?" ujar pemuda itu.
Caca menganggukkan kepalanya dengan senang hati, ia lalu menghampiri Melysa yang menatapnya sedari tadi. Tahu, gadis itu tahu apa yang di pikirkan Melysa, pasti perempuan yang tengah berbadan dua itu mencurigainya. "Gua udah pesenin lo ojol, kayaknya udah di depan. Hati hati ya," bisik Caca di telinga Melysa.
"Re-"
"Oy Bang Kepin! Pulang kita jangan gosip aja kerjaan lu, wahai hamba Allah."
Baru saja ingin mengucapkan kata kata manis, Caca langsung menginterupsi Arjuna, dan berlari kearah Kevin yang sedang berbicara dengan teman cowok itu. Arjuna ingin memanggil sekali lagi, tapi ia urungkan karena gadisnya tidak mendengar- ah! bukan tidak mendengar, lebih berpura-pura tidak mendengar. Mungkin gadisnya masih merajuk kepadanya karena masalah semalam. Arjuna pun akhirnya menghubungi mas mas bengkel, setelah pacarnya sudah tidak terlihat lagi di hadapannya.
Sedangkan Melysa masih bingung tentang apa yang terjadi. Kenapa Rere membuat ban mobil Arjuna kempes? Apa alasannya? Melysa kan jadi bingung. Tadi setelah sholat, Rere menyuruhnya pergi duluan ke kelas dengan alasan masih ada urusan. Melyasa iyakan saja, dan meninggalkan sahabatnya di parkiran.
"Mel ini kamu pulang aja sama Fero dulu, Kakak mau nungguin orang bengkelnya," kata Arjuna.
Melysa menggeleng, "aku udah pesen ojol, Kak."
💌💌💌
KAMU SEDANG MEMBACA
The Writer Of Destiny: happiness for all the characters
Random"Setiap penulis pasti akan membuat sang 'tokoh utama' mendapatkan citra baik dari para pembaca, dan selalu menjadi si 'protagonis'. Sedangkan si 'tokoh antagonis' tetap menjalankan sesuai dengan perannya, walaupun latar belakang tokoh itu buruk. Akh...