21 - KERUSUHAN

1 0 0
                                    

Geesa tertidur saat sampai di rumah. Aziel yang tak ingin membangunkan Geesa pun menggendongnya memasuki rumah.

"Geesa kenapa?" Qiyas bertanya dengan spatula di tangannya.

"Dia hanya tertidur, hyung." Aziel menjawab singkat dengan terus berjalan menuju kamar Geesa.

"Hyung, ini tas dan cardigan milik Geesa," Joonwoo berkata sembari menyodorkan barang yang ia maksud.

"Eoh, Joonwoo-ya. Aku kira Aziel hanya berdua dengan Geesa," ucap Qiyas dengan sedikit terkejut.

"Hahaha ... Aku ikut kemari karena ingin meminjam mobil Aziel. Mobilku masuk bengkel, besok aku kesini lagi untuk menjemput Aziel dengan mobilnya," jawab Joonwoo menjelaskan keadaan sebenarnya dan Qiyas mengangguk tanda mengerti.

"Aku sedang memasak, kamu simpan saja ke kamar Geesa, barangnya!" titah Qiyas.

"Eoh? Aniyo (enggak). Aku tidak mungkin masuk ke kamarnya, hyung,"

"Waeyo (kenapa)? Ada Aziel di sana,"

"Enggak ... Hanya, aku rasa kurang pantas saja. Aku simpan di sini saja ya, hyung?" tanya Joonwoo pada akhirnya sembari menunjuk sofa.

"Ya sudah, tak apa."

"Aku pamit, hyung!" Joonwoo melangkahkan kakinya untuk keluar setelah Qiyas mengangguk.

"Sepertinya dia laki-laki yang baik," ucap Qiyas bermonolog.

"Siapa?" tanya Aziel yang tiba-tiba saja datang.

"Aish, kkamjjagya (kaget)! Ziel-ah, kamu membuatku terkejut," Qiyas memprotes.

"Hehehe ... Maaf. Siapa?" tanya Aziel lagi dengan wajah penasaran.

"Itu, temanmu. Si tiang itu, sepertinya baik. Tidak seburuk yang aku tau sebelumnya,"

"Maksud hyung?"

"Iya, tadi aku menyuruh dia menyimpan barang Geesa ke kamarnya. Tapi ia menolak, katanya kurang pantas. Mungkin maksudnya kurang pantas kalau ia masuk ke dalam kamar Geesa. Padahal di sana ada kamu juga, tapi dia tetap menolak," Qiyas menjelaskan pada adik bungsunya.

"Terus?" tanya Aziel lagi.

"Aish ... Maksudku, itu jauh dari Joonwoo yang kita kenal. Joonwoo yang suka menggoda dan bermain perempuan. Sepertinya, ia cukup baik dengan Geesa," ucap Qiyas dengan santai. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan.

"Hah? Maksud hyung, Joonwoo cocok dengan Geesa?" tanya Aziel tidak terima.

"Enggak ... Maksudku ... Ya, tak salah juga, sih. Ia terlihat lebih baik dari sebelumnya,"

"Aish, hyung! Hyung salah. Dia tetap buruk pada perempuan. Dia tidak baik untuk Geesa. Gak boleh!" Aziel kukuh menolak pendapat Qiyas.

Belum sempat Qiyas menjawab, tiba-tiba Janoo datang dan berbicara. "Siapa tau, kan, kalau dia memang sudah berubah, Ziel-ah?"

"Yak, hyung. Kenapa kamu juga ikut membelanya?!"

"Yak, dia itu temanmu. Kenapa kamu begitu sensitif?"

"Pokoknya dia tidak boleh dekat-dekat dengan Geesa. Dia tidak baik untuk Geesa!" kukuh Aziel.

"Wah bener-bener. Kamu ini seperti sedang menjaga seorang kekasih dari namja lain, tau? Kamu tidak seperti sedang menjaga seorang adik," ucap Janoo santai, ia hanya bermaksud meledek.

"Hah? Hyung, aku ini mengenal Joonwoo. Aku tidak mau adikku dipermainkan. Itu saja!" ucap Aziel berusaha meluruskan.

"Sungguh? Kamu yakin kamu bukan cemburu atas rasa pada yeoja?" Janoo berkata dengan nada meledeknya.

The Safe PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang