29 - ANTARA NAMJA DAN NAMJA

1 0 0
                                    

Kini Geesa, Taavi dan Kai sedang dalam perjalanan pulang. Masih sore, karena memang adegan Taavi hari ini tidak terlalu banyak. Tapi, Taavi terus saja diam sejak ia selesai shooting tadi. Entah kenapa.

Geesa yang menyadarinya pun akhirnya bertanya, "Oppa, kenapa?" Taavi hanya diam, wajahnya terlihat sangat kesal.

"Yak. Taavi-ya, Geesa bertanya padamu," ucap Kai menyadarkan Taavi.

"Biarkan saja," jawab Taavi singkat.

"Eoh? Kenapa? Apa aku ada salah, oppa?" tanya Geesa dengan wajah bingungnya, tapi Taavi kembali diam.

"Aish, oppa kenapaaaaa ih aku salah apa?"

"Oppaaaaaaa!" Taavi tetap mendiamkan Geesa yang duduk di belakang. Kai pun ikut bingung dibuatnya.

Bahkan sampai di rumah pun, Taavi tetap diam, tidak mau menjawab Geesa sedikitpun. Taavi langsung menaiki tangga menuju kamarnya.

"Taavi, aku bertanya. Kenapa tak kamu jawab?" nada bicara Janoo meninggi. Bagaimana tidak kesal? Ia tadi menanyakan kabar shooting Taavi tapi malah diabaikan.

"Oppa ... Taavi oppa kenapa?" tanya Geesa pada Janoo dengan tatapan polosnya.

"Eoh? Bukankah kamu ikut dengannya? Kenapa malah bertanya padaku?" Janoo bingung.

"Gak tau, Taavi oppa sejak pulang tadi hanya diam saja," Geesa merengut.

"Hahaha ... Mungkin moodnya sedang kurang baik atau lelah. Biarkan saja!"

Selesai mandi, Geesa kembali turun menuju ruang tengah, di sana ada Janoo juga Hasbi. "Oppa ... Itu ... Aku pernah melihatnya di drama. Itu apa namanya? Ah aku lupa,"

"Hahaha ... Ini Jenga. Kamu mau ikut bermain?"

"Mauuuuu!"

Hasbi mengajari Geesa mengenai permainannya dengan perlahan. Setelah Geesa paham, mereka pun akhirnya memainkan permainan tersebut. Yang kalah? Buatkan ramyeon. Hahaha jadi mau deh.

"Yak. Hyung, diam!" Janoo memprotes Hasbi yang sedari tadi rusuh tak bisa diam saat Janoo hendak mengambil balok-balok itu.

Geesa hanya terkekeh dibuatnya, Hasbi memang paling bisa membuat suasana menjadi menyenangkan.

"Aish bener-bener, hampir saja. Giliranmu, hyung!"

Tangan Hasbi mulai menyentuh balok, dan susunannya mulai goyang. Kehebohan pun kembali tercipta, dia yang diambang kekalahan, dia juga yang menyoraki.

"Oppaaa, awaaass!"

Bruk

Hancur sudah susunan Jenga itu. Geesa dan Janoo tergelak tawa, wajah Hasbi sangat lucu saat susunan balok itu runtuh.

"Ramyeon, ramyeon, ramyeon. Yeaayyy!" Geesa ber-highfive dengan Janoo. Jarang-jarang Hasbi mau memasaki mereka, walaupun hanya ramyeon.

"Aish jinjja (sungguh)!" Dengan langkah malas, Hasbi pergi ke dapur untuk memasak ramyeon.

Rumah masih sepi, hanya ada mereka bertiga juga Taavi yang masih di kamarnya. Tiba-tiba Geesa tersadar. "Oppa ... Apa Taavi oppa marah padaku, ya?"

"Eoh? Memangnya kamu berbuat salah?"

Geesa menggeleng, "Gak tau, aku tadi hanya duduk dan mengobrol,"

"Mengobrol dengan siapa?" tanya Janoo lagi.

"Kai oppa,"

"Hmm ... Tidak mungkin dia marah karena itu. Lalu?"

The Safe PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang