35 - TERBIT DAN POTRET

1 0 0
                                    

Kini sudah memasuki bulan November. Bulan kelima Geesa berada di Korea bersama keluarga Riza.

Dan tepat di bulan ini juga, novel pertama Geesa akan diterbitkan. Terbitan sebagai novel Internasional yang pertama Geesa tulis.

Novel yang berisi tentang hari-harinya seorang anak perempuan yang hanya tinggal bersama Ibunya. Anak perempuan yang memiliki mimpi yang tinggi, namun terhalang realita ekonomi. Walaupun sang ibu sangat mendukungnya, tetapi gadis itu tidak mau merepotkannya. Hingga akhirnya, gadis itu menemukan jalannya sendiri menuju mimpinya dan membuat sang Ibu semakin bangga.

Sebenarnya, Geesa menulis itu untuk dirinya sendiri. Ia juga ingin sama suksesnya dengan karakter yang ia buat. Bedanya, karakter sang ibu yang ada di novel itu sangat berbeda dengan sang mama yang ia punya.

Orion pernah bertanya, "Kenapa sosok Ibu ini sangat baik dan penyayang? Kenapa juga sosok Ibu ini sangat sempurna meskipun kekurangan materi? Kenapa juga kamu tidak pernah menjelaskan secara jelas bagaimana personalitynya selain bersikap lemah lembut, penyayang dan selalu mendukung?"

Geesa hanya menjawab, "Bukannya semua Ibu memang sebaik itu, ya? Aku sengaja tidak terlalu menjelaskan personalitynya, agar semua yang membacanya, bisa memposisikan Ibu mereka sama baiknya seperti wanita itu. Mama juga seharusnya sebaik itu, kan, oppa? Sosok Ibu itu juga sama dengan Mama, aku akan menganggap wanita itu adalah Mama selama aku membacanya,"

Entah apa yang membuat Geesa berpikiran seperti itu, tapi yang jelas, ia benar-benar bersungguh-sungguh bahwa ia akan selalu menganggap mamanya sama baiknya dengan wanita yang berperan sebagai sosok ibu di novelnya.

Geesa kini sedang berada di perusahaan penerbit. Geesa ditemani oleh Orion juga Aziel. Mereka sedang menunggu Hyena di Lobby.

"Oppa, jantungku ..."

"Kenapa? Apayo (sakit)?" Aziel bertanya dengan khawatir.

Geesa menggeleng, "Hanya ... Dugun-dugun ..." Orion dan pun Aziel terkekeh.

"Aigoo, kamu pasti grogi, ya, untuk meeting ini? Sebentar lagi kamu bisa melihat versi cetaknya novelmu, Geesa," Orion berkata diiringi dengan senyum lesung pipinya.

"Ne, oppa. Aku sangat grogi. Oppa ... Ini benar-benar nyata, kan?"

"Hahaha, tentu saja!"

Geesa berusaha keras menormalkan detak jantungnya. Hingga Hyena datang menghampiri dan justru membuat jantung Geesa semakin berdegup kencang.

"Ayo, ikut denganku!" Hyena membawa Orion, Aziel dan Geesa menuju ruangan meeting. Tentu saja untuk membahas tulisan Geesa.

Di ruangan itu terdapat meja panjang dengan banyak kursi yang mengelilingi.

"Tim produksi sebentar lagi ke sini, ditunggu sebentar, ya?" Hyena berucap pada Geesa yang menatapnya. Geesa hanya mengangguk mengiyakan.

Setelah menunggu sekitar 10 menit. Dua orang yeoja dan satu orang namja itu memasuki ruangan.

Jantung Geesa semakin berdegup.

"Annyeong haseyo, joneun Lee Jieun imnida (perkenalkan, saya Lee Jieun)," seorang yeoja yang membawa beberapa berkas itu mengenalkan diri.

"Annyeong haseyo, joneun Kim Eunchae imnida," seorang yeoja yang membawa laptop itu mengenalkan diri.

"Annyeong haseyo, joneun Park Bogum imnida," seorang namja satu-satunya itu pun mengenalkan diri.

"Silakan duduk, Jieun-ssi, Eunchae-ssi dan Bogum-ssi!" Hyena mempersilakan ketiga orang itu duduk di hadapan Geesa.

"Annyeong haseyo (halo)" sapa Geesa dan Orion juga Aziel.

The Safe PlaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang