( POV ) Seonghwa Family

139 18 0
                                    

Seorang anak kecil berusia sembilan tahun sedang terombang-ambing di lautan. Kebetulan pada Saat itu ada nelayan yang membantunya, dia menyelamatkan anak laki-laki dan membantunya. Setelah itu dia membawa anak itu pulang karena kasian.

Sesampainya dia di rumah. Pria parubaya itu di sambut oleh seorang wanita dan dua anak yang sekiranya berusia empat tahun dan satunya lagi tiga tahun. Wanita yang melihat kehadiran sang suami tersenyum, tapi tidak Begitu lama saat dia melihat seorang anak laki-laki di samping suaminya.

"Dia siapa? Mas." Ucap Sang istri bingung, dia tidak pernah melihat wajah anak ini sebelumnya, jadi wajar saja jika sang istri tidak mengetahui anak yang berada di sebelah suaminya.

"Aku melihatnya terombang-ambing di laut, aku kasihan padanya dan membawa anak ini pulang. Bisakah kita merawatnya?" Ucap Sang suami. Dia akan meminta izin terlebih dahulu kepada istrinya, jika tidak mendapatkan izin dari Istrinya dia terpaksa membawa anak itu ke panti asuhan.

"Mau bagaimana lagi, kau sudah membawanya kemari. Jadi ayo rawat dia" Balas istrinya dengan di iringi senyumannya yang amat manis. Ternyata dugaan pria parubaya tadi salah, ternyata istrinya mau menerima anak ini.

Sudah satu Minggu anak Itu tinggal di sana, dia memiliki dua saudara yang bernama Seonghwa dan Jihoon. Dia adalah saudara tertua dari yang lainnya. Pada saat itu Seonghwa sedang berusia empat tahun dan adiknya yang bernama Jihoon Sedang berusia tiga tahun.

"Dojoon, tolong belikan ibu apel ya" perintah Ibunya. Dia hanya mengangguk dan pergi untuk membeli barang yang Ibunya inginkan.

"HYUNG!!" Dojoon melirik kebelakang saat namanya seperti di panggil seseorang, ternyata itu adalah Seonghwa yang sedang berlari menghampirinya dengan langkah kecil.

"Seonghwa? Kenapa kau bisa sampai di sini?" Tanya Dojoon keheranan. Apa yang sebenarnya terjadi pada Seonghwa? Dia terlihat begitu ketakutan sampai kakinya bergetar hebat.

"Ayah dan ibu memangil iblis" Seonghwa menangis pada detik itu juga, Dojoon yang melihat adiknya menangis langsung merangkul adiknya dan menenangkannya.

"Jangan bercanda, ayo ikut Hyung ke tok-" seketika ucapannya terhenti ketika mendengar suara ledakan yang begitu besar. Ledakan itu berasal dari rumahnya.

Seonghwa yang pada saat itu hanya bisa mengais di gendongan kakanya, Dojoon buru-buru berlari menuju Rumahnya. Dan ternyata benar yang di katakan oleh Seonghwa, Ibu dan ayahnya tergeletak tak sadarkan diri dengan perut mereka yang berlubang. Melihat itu Seonghwa langsung menangis sejadi-jadinya. Dia hendak berlari menghampiri kedua orang tuanya, namun di cegah oleh Dojoon karena itu akan sangat berbahaya.

"Dimana Jihoon?" Dojoon buru-buru mencari keberadaan Adik terkecilnya di reruntuhan rumah. Namun nihil, Jihoon tidak ada di mana-mana. Hanya reruntuhan rumah.

"A...aku melihatnya di bawa burung besar" ucap Seonghwa sedikit terbata pada awal kalimatnya. Dojoon percaya pada Seonghwa. Tidak mungkin Seonghwa berbohong karena dia masih anak kecil.

"Awas...!" Seonghwa dan Dojoon terlempar saat seseorang mendorong mereka. Ternyata ada sebuah monster yang hendak menikam keduanya.

"Aku membawanya. Aku harap dia bisa menjadi pahlawan" Sebuah burung besar mengubah bentuknya menjadi manusia dan meletakan anak kecil yang sedang pingsang di atas kasur. Dia memperhatikan wajah anak itu dengan detail.

"Eonni. Aku lapar" Seorang anak perempuan datang sambil memegangi perutnya yang sedang berbunyi karena lapar. Wanita yang baru saja meletakkan anak laki-laki itu tersenyum dan mengajaknya untuk pergi makan bersamanya.

"Gahyeon, makanlah dengan perlahan" Ucap Jiu yang pada saat itu sedang membawa air putih untuk ia minum. Dia meletakkan satu gelas lainya di meja untuk Gahyeon.

"Jiu Eonni, aku rindu dengan kak Dojoon. Sekarang dia sedang apa ya?" Gahyeon sedikit meneteskan air matanya. Jiu yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis, Jiu mengelus surai rambut Gahyeon.

"Dia pasti juga merindukanmu. Makanlah, ketika kau dewasa. Kau boleh mencarinya"

"Andai saja pada saat itu aku tidak di makan monster. Pasti aku dan kak Dojoon tidak akan berpisah" Gahyeon mengerucutkan bibirnya. Usianya masih menginjak tiga tahun, jadi wajar saja jika dia sangat merindukan Orang yang selalu bersamanya.

Negri Utopia hancur dengan adanya serangan monster yang semakin banyak, Semua pasukan khusus pemburu monster sudah di kerahkan. Tapi sama saja jumlah mereka terlalu sedikit untuk melawan Monster-monster itu.

"Kau tunggu disini saja. Aku akan melawan Monster-monster itu" Ucap Dojoon pada Seonghwa. Dia menyuruh Seonghwa untuk masuk kesebuah gerobak Kayu yang Sudah terbalik. Seonghwa selalu menolak karena dia ketakutan dan tidak Ingin kehilangan kakaknya, walaupun belum lama mereka bertemu. Tapi rasa sayang Seonghwa terhadap Dojoon tidak main-main.

"Jangan, jika Hyung terluka bagaimana?" Ucap Seonghwa dengan sedikit meneteskan air matanya. Walaupun berusaha keras, percuma karena Dojoon Sekarang sudah berfikir matang. Dia tidak Ingin kehilangan siapapun lagi, cukup Gahyeon untuk yang terakhir kalinya.

"Maaf...." Dojoon menyembunyikan tubuh Seonghwa di gerobak itu dan pergi untuk melawan Monster-monster yang sudah menghancurkan kota, dia sudah sangat tau siapa yang melakukan ini semua. Hanya satu orang yang melakukan ini, bukan Ibu dan ayahnya, melainkan teman semasa kecilnya dulu. Kyung Soo. Dia yakin Itu, karena tidak mungkin ibu dan ayahnya yang melakukannya. Ibunya Seonghwa adalah anak dari cucu giok, tidak mungkin dia bersekutu dengan iblis kecuali dirinya di jebak oleh manusia tak beremosi itu, Mask man.

Sudah berjam-jam Seonghwa di dalam tempat itu. bukanya semakin membaik, suara triakan serta aungan itu semakin menjadi-jadi. Seonghwa sekilas melihat sosok seseorang berpakaian serba putih dengan topeng yang menutupi seluruh wajahnya. Dia membawa sebuah rantai yang panjang. Sangat panjang sampai Seonghwa tidak mengetahui itu  berasal dari mana. Tak lama ia tertidur karena kelelahan. Saat dia tidur, dia bermimpi tentang sesuatu yang sangat menyenangkan. Ada tujuh orang anak kecil yang bermain bersamanya, Anak-anak itu sangat baik padanya dan berjanji akan menjaga Seonghwa apapun yang terjadi.

"Bangunlah Nak" Seonghwa terbangun dari tidurnya saat seorang wanita paruh baya membangunkannya. Dari pakaian dan benda yang di bawa oleh wanita itu, terlihat bahwa wanita itu adalah seorang perawat,

Saat Seonghwa keluar dari tempat itu. Semua kacau tak ada rumah yang berdiri. Hanya ada reruntuhan bongkahan rumah yang berceceran kemana-mana. Di balik kesedihannya, dia mengingat sesuatu atau lebih tepatnya seseorang yang tak ada bersamanya.

"Dimana Hyung ku?" Seonghwa mengguncang tubuh perawat tersebut, Sedangkan yang di tanya hanya diam. Dia tidak tau bagaimana harus menjelaskannya pada Seonghwa jika dia tidak tau keberadaan kakanya.

Enam tahun berlalu. Seonghwa kini tinggal di sebuah panti asuhan, walaupun kejadian itu sudah enam tahun yang lalu. Tapi dia tidak bisa melupakan hal yang terjadi pada saat itu. 

"Hey, kenapa kau selalu berdiam diri?" Seorang anak kecil sepantarannya datang sambil memeluk sebuah boneka yang sudah kusam.

"Aku rindu keluargaku" Ucap Seonghwa sedu. Seketika itu dia menangis di tempat karena mengingat kejadian itu.

"Berhentilah mengais, Aku juga kehilangan keluargaku. Tapi aku tidak Sedih karena aku yakin mereka masih ada di sisiku" Anak kecil tadi mengelus hangat pundak Seonghwa. Ntah mengapa dia sangat nyaman di dekat anak kecil ini "Ayo bermain bersamaku"

"I...ya" Seonghwa tersenyum dan berdiri, dia mengelap air matanya dengan tangan kecilnya.

"Oh iya, siapa Namamu?"

"S.. Seonghwa, dan kamu?" Seonghwa masih agak ragu untuk bertanya.

"Aku Hongjoong. Kim Hongjoong!" Anak yang bernama Hongjoong itu tersenyum semangat dan langsung menarik tangan Seonghwa untuk bermain bersamanya.

( POV ) TBC....

Ini adalah kisah keluarga Seonghwa dan juga pertemuannya dengan Hongjoong sang CAPTAIN.

Wonderland ATEEZ [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang