02.

604 70 1
                                        

Yesung menatap ke arah Kaisar Heecul yang menatap ke arahnya,  kini keduanya duduk bersisian di kursi mereka masing - masing dengan terhalang meja panjang di tengah - tengahnya.

" Grand Duke Xuan,  " panggil sang Kaisar.

" Iya tuanku,  " jawab si Grand Duke.

" Kau pastinya mendengar apa yang aku ucapkan tadi saat di ruang kekaisaran bukan.  Grand Duke Xuan?  " tanya Kaisar Heecul.

Yesung mengangguk pelan, 

" Tentu,  Tuanku.  Hamba mengetahui nya dan hamba mendengarnya secara langsung.  " ucap Yesung tenang.

Emperor Heecul menatap ke arah Grand Duke sebentar,  kemudian ia menghela nafasnya perlahan. 

"Jadi apakah kau menerimanya,  Grand Duke Xuan?  " tanya sang Emperor.

Yesung terdiam,  namun ia tersenyum tipis lantas menganggukkan kepalanya perlahan. 

" Hamba menyetujuinya,  yang mulia.  Demi kepentingan semua.  Walaupun mungkin bagi anak bungsu Hamba akan terasa sulit.  Apalagi ia merupakan seseorang yang bebas.  Tidak dikekang oleh aturan kerajaan sebagaimana yang didapatkan oleh kedua kakaknya.  " ucap Yesung pelan.

Sedangkan sang Emperor tersenyum,  ia menganggukkan kepalanya maklum.  Ia memang mengetahui tentang Xuan Minghao Mina. 

Si bungsu kesayangan keluarga Grand Duke Xuan dan Grand Duchess Im.  Dimana kedua keluarga itu merupakan dua keluarga berbahaya yang merupakan pilar utama dari Negara Jordan.

Tak seperti kedua kakaknya yang dididik tegas karena merupakan tuntutan kenegaraan dan kewajiban bagi penerus Duke atau Grand Duke. 

Si bungsu malah dimanja dan sangat dijaga oleh Keluarga berbahaya itu.  Membuatnya terbebas dari tuntutan dan kewajiban yang seharusnya ia kerjakan sebagai salah satu keturunan dari Grand Duke dan Grand Duchess. 

Namun tentunya,  si bungsu tak dapat dipandang sebelah mata.  Mendali emas hasil perlombaan adu kekuatan, pin kemenangan,  bahkan piala bergilir yang harusnya berada di orang lain itu bahkan tak dapat tergeserkan. 

Oleh Xuan Minghao Mina. 

Nampak manja dan manis,  namun memiliki kemampuan berbahaya untuk melawan musuh - musuhnya.

" Ekhm.. Jadi apakah bisa diterima?  Grand Duke Xuan? " tanya sang emperor pada Yesung.

Sedangkan Yesung tersenyum tipis dan mengangguk, 

" Tentu.  "

~

Slap! 

Slap!

Slap!

Ketiga apel yang bergantung dengan bantuan tali itu sontak terjatuh dengan  bagian tengahnya yang tertembus oleh panah.

Milik Minghao,  si manis yang kini berada di taman belakang rumah utama Grand Duke Xuan.

Ia menyeringai,  menatap  ke arah tiga apel segar yang kini terlihat mengenaskan dengan tancapan tiga panah yang menembusnya dalam.

" Ya Minghao.. Kau memang pemanah yang luar biasa. " Puji Minghao pada dirinya dengan senyum pongah. 

Ia berkacak pingangg bangga. 

Namun kini senyuman pongahnya mesti luntur ketika suara milik sang ibu menggema pada pendengarannya. 

" Seperti nya kau yang mencuri lagi tiga apel ibu hum? " ucap sang ibu.

JORDAN CLAN [JUNHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang