18.

571 68 8
                                        

" HAHAHAHA KAKAK!  "

Tawa Seungkwan mengudara,  kamar yang awalnya suram dan diisi oleh keheningan yang berasal dari sang pemilik itu kini berubah menjadi kamar yang hangat dengan memancarkan aura kebahagiaan.

Seungkwan menatap manik Minghao dengan senyum tulus,  Seungkwan tak bodoh jika Minghao sebenarnya sangat tidak menerima perjodohan yang katanya permintaan dewa langit untuk menurunkan hujan.

Alasan konyol.

" Kak.. Bagaimana dengan impian kakak?  " tanya Seungkwan.

Senyuman manis Minghao menghilang, ia menatap Seungkwan kemudian tersenyum tipis.

" Kakak pasti akan mewujudkannya. " ucap Minghao tegas.

" Percuma.  Kakak sekarang memiliki gelar seorang ratu.  " bingung Seungkwan.

" Siapa bilang kakak akan menyerah?  "

Seungkwan menatap Minghao.

" Jika aku tak bisa menjadi seorang ksatria pengembara seperti kakek. Lebih baik aku dibunuh penggal. " ucap Minghao yakin.

" Dan nampaknya hukuman penggal itu akan terlaksana hari ini juga. " ucap Junhui membuat Minghao dan Seungkwan menoleh.

Sret.

Bruak!

Buagh!

Buagh!

" KAKAK! APA YANG KAKAK LAKUKAN?!!  " pekik Seungkwan.

PLAK!

BRUK!

Tubuh Seungkwan jatuh dengan punggungnya yang menabrak lemari dan sebuah tamparan juga dia dapatkan.

Minghao berusaha melindungi organ vitalnya dari pukulan - pukulan beringas yang suaminya layangkan.

Brak!

PLAK!

Bertepatan dengan Junhui memukul perut istrinya dan menendangnya membuat Minghao menabrak pinggiran meja, Seungkwan segera bangkit dan menampar pipi kakak sepupunya.

" Hiks.. APA MASALAH KAKAK SEBENARNYA?!!  " teriak Seungkwan.

Tentunya teriakan Seungkwan yang menggelegar itu membuat bawahan kerajaan mendatangi ruang pribadi sang ratu secara berbondong - bondong.

Junhui menatap penuh amarah pada sang adik sepupu,  tak kalah juga dengan Seungkwan yang menatap sang kakak sepupu dengan emosi yang menggebu - gebu.

Kini keduanya sama - sama saling berhadapan satu sama lain. Seungkwan merentangkan kedua tangannya menghalau jika Junhui maju untuk menyerang istrinya sendiri lagi.

Walaupun sebenarnya Seungkwan sangat ketakutan dengan aura menyeramkan kakak sepupunya yang seolah - olah siap untuk membunuhnya,  namun tak Seungkwan biarkan istri dari kakak sepupunya yang sudah Seungkwan anggap sebagai seorang kakak kandung itu mendapatkan kekerasan dari sosok monster dihadapannya ini.

Minghao terbatuk - batuk,  mulutnya ia tutup menggunakan tangan itu nampak merembes darah.  Air mata menandakan kesakitan itu juga mengalir tanpa bisa Minghao tahan.

" YANG MULIA RATU!  "

Teriak salah satu pelayan pribadi sang ratu histeris,  sang pelayan tak dapat masuk kedalam kamar karena dua orang penjaga menahan dirinya masuk. 

Teriakan sang pelayan tentu membuat Seungkwan dan Junhui menoleh,  dan keduanya menatap ke arah Minghao yang berusaha untuk tetap mempertahankan kesadarannya.

JORDAN CLAN [JUNHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang