12.

445 56 12
                                    

Pagi hari yang masih terlihat malam itu,  karena sang mentari masih bersembunyi pada pangkuan awan yang menjaganya.

Terlihat seorang pria manis yang tertidur pulas dengan tubuhnya yang dibaluti oleh selimut hangat berwarna abu - abu yang terlihat menggemaskan.

Kepalanya bergerak - gerak kecil,  manik sipitnya itu terbuka dan memperlihatkan binar menggemaskan yang menatap bingung ke seluruh penjuru kamar yang saat ini ia tempati.

Setahunya ini bukan kamar dirinya dari rumah Grand Duke Xuan.  Kamar ini sangat terasa maskulin dan jantan.  Dengan warna hampir 80% berwarna gelap. 

Minghao mengucek - ucek matanya yang susah mengerjap kemudian dirinya mengerjap secara perlahan menatap ke arah dimana dirinya berada saat ini.

Kemudian bangkit secara perlahan sebelum suara dingin seseorang membuat Minghao hampir saja limbung dan terjatuh di permukaan lantai yang dingin jika saja tidak ada sebuah tangan yang kekar nan berurat memegang pinggang rampingnya. 

" UWAHHH!!  " Teriaknya.

Bruk!

" AKHH!  SIALAN!! "

Minghao menarik selimut dan menyelimuti tubuhnya.  Maniknya melotot horor ke arah suaminya yang nampak tak mengenakan atasan yang menampilkan delapan buah kotak - kotak di perutnya yang kekar.

Bahkan bisepnya yang ukh..  Sangat sangat besar dengan bahu selebar samudra.

" YAKK KAU MELECEHKAN KU SIALAN!  " Umpat kesal Minghao.

Maniknya masih menatap horor suaminya yang kini berdiri dan menatapnya dengan tatapan datar dan mengantuknya itu.

" Bodoh. " ucap Jun pelan.

Kemudian ia meninggalkan Minghao yang terdiam mencerna ucapan pedas suaminya.  Minghao menatap tak percaya ke arah Jun.

" RAJA SIALAN SINI KAU!!!  " Teriak kesal Minghao.

Namun baru saja menginjakkan kakinya di lantai,  kaki jenjang Minghao terlilit selimut yang ia gunakan dan jatuh dengan posisi duduk.

BRUK! 

" AKHHHHHHH SAKITT!!  " Teriak Minghao kesakitan.

" Hikss..  Sakit...  Hiks... " air mata jatuh membasahi wajah memerah Minghao yang kesakitan.

Jun diam namun ia memegang lengan Minghao membuat si manis berteriak kaget.

" AHH!  "

" Ayo aku akan pelan - pelan membantu mu.  Letakkan kedua tanganmu itu leherku. " ucap Jun.

" Hiks..  Pelan!!  Ini sakit!  " kesal Minghao namun nampak masih menangis.

Sedangkan Jun memutar bola matanya malas.

Dengan segera mengaitkan kedua tangan Minghao itu di lehernya.  Tangan kekarnya itu kemudian menggendong tubuh Minghao yang ternyata seringan kapas.  Padahal Minghao itu tinggi.

Manik Jun menatap ke arah Minghao yang meringis dan menangis sesegukan namun dirinya tahan dengan menggigit bibir bawahnya.

" Gigit saja bahuku jika terasa sakit.  " ucap Jun yang dengan segera dilakukan oleh Minghao. 

Namun bukan rasa sakit yang ia dapatkan melainkan rasa geli bercampur gairah?  Ntahlah Jun seketika merasakan merinding yang mendera tubuh kekarnya itu. 

Apalagi dengan keadaan Minghao yang mengenai kemeja satin yang ia gantikan kemarin malam dengan celana hitam pendek yang memamerkan paha putihnya yang mulus dan sangat menggoda iman dari raja muda ini. 

JORDAN CLAN [JUNHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang