Jun izin pamit pada Minghao yang saat ini hanya mampu untuk tiduran di kasur mereka karena warna lebam yang membuat nyeri di area pantat mulus sang calon ratu.
Jun keluar dari kamar dan memutuskan berjalan untuk mencari ayah dan ibundanya untuk menjelaskan mengenai pengunduran hari pengangkatan tahta sang ratu.
" Apakah anda sekalian melihat permaisuri dan kaisar? "
tanya Jun dengan nada datar pada para pelayan yang saat ini sedang sibuk hilir mudik membawa alat - alat dan juga melakukan pembersihan pada ruangan.
Salah satu pelayan menjawab,
" Hamba melihat keberadaan mereka berdua di pavillium kerajaan sektor selatan yang mulia raja " ucapnya sopan.
Jun menganggukkan kepalanya mengerti,
" Baiklah, terimakasih ya. " ucap Jun.
" Sama - sama yang mulia raja. " ucap Sang pelayan itu dengan menundukkan kepalanya sopan.
Kemudian pamit pergi dari lorong untuk berjalan ke arah pavillium sektor selatan kerajaan. Dimana sang kaisar dan permaisuri nya atau ayahanda dan ibunda nya berada saat ini.
Sesampainya disana manik tajamnya itu disambut dengan hilir mudiknya para pelayan yang sangat sibuk dengan tugas mereka masing - masing.
Dan juga ia melihat barisan para pengawal yang merupakan pengawal dari kekaisaran bukan dari kerajaan yang terlihat berjaga di sekitaran wilayah pavillium sektor selatan kerajaan.
Ia kemudian mendekat ke arah salah satu pengawal,
" Apakah ayahanda dan ibunda berada disini? " tanyanya dengan intonasi nadanya yang datar.
Sang pengawal yang ditanya itu menjawab,
" Benar yang mulia, yang mulia kaisar dan yang mulia permaisuri ada disini. Keduanya berada di ruangan. " ucapnya pada Jun dengan sopan dan tegas.
Jun menganggukkan kepalanya paham dan pergi untuk masuk kedalam ruangan pavillium itu.
Sesampainya disana ia melihat ke arah sang kaisar atau ayahnya yang berteriak kesal dengan wajah memerah.
Maniknya menatap bingung ke arah sang ayah, tanpa sadar alisnya itu naik sebelah.
" Ayah? " panggil Jun pelan. Namun mampu membuat Sang Kaisar terkejut setengah mati.
" Kau mengejutkan ku! " ucap Heecul kesal.
" Dimana ibunda? "
tak menjawab ucapan kesal sang ayah, Jun malah memberikan pertanyaan pada sang ayah yang kini terlihat sibuk mengelus - elus dadanya sabar.
Nampaknya dia terkejut sekali ya.
Hahaha..
" Ada apa mencari ibunda yang mulia? " tanya sang permaisuri.
Jun dan Heecul menoleh, menatap ke arah Sooyoung yang berjalan anggun ke arah mereka sembari membawa sebuah gulungan kertas di tangannya.
" Ibunda, izin memberitahu. Jika calon ratu saat ini sedang tidak enak badan. Apakah bisa upacara penaikkan tahta ratu dapat diundur yang mulia ratu? " tanya Jun sopan.
Sooyoung dan Heecul saling melirik satu sama lain, seolah mereka saat ini saling bertelepati berdua saja. Yang dapat disadari oleh Jun yang menatap mereka berdua.
Sooyoung dan Heecul memutuskan telepati mereka dan Sooyoung tersenyum menatap ke arah anak sulungnya.
" Yang mulia bisa bertanya pada kaisar, karena sang kaisar yang dapat memutuskan. " ucap Sooyoung lembut.
Kini manik Jun menatap ke arah Heecul yang terlihat salah tingkah dengan wajah memerah, membuat sebelah alis Jun naik.
" Ayahanda kenapa? " tanya Jun bingung namun masih mempertahankan wajah datar andalannya itu.
Heecul menggelengkan kepalanya heboh, ia kemudian berdeham kecil memperbaiki mimik wajahnya yang beberapa menit yang lalu mungkin terlihat konyol di manik anak dan istrinya itu.
Untung saja tak ada para pengawal maupun prajurit yang berjaga karena memang wilayah yang mereka berdiri saat ini merupakan salah satu dari beberapa ruangan rahasia yang tak bisa diakses oleh orang - orang awam.
" Ekhem.. Ekhem " deham Heecul penuh wibawa.
Ntah kemana wajah konyolnya itu pergi.
" Oke.. Baiklah, kita akan undur tiga hari lagi. " ucap Heecul.
" Lagipula ayahanda dan ibundamu sepakat untuk mengundurkan hari penaikkan tahta dari istrimu itu karena satu hal "
ucap Heecul dan ia melirik ke arah istrinya yang juga saat ini sedang menatapnya.
Dan keduanya pun terlibat telepati mereka sekali lagi. Meninggalkan Jun yang mulai merasa jengah dengan tingkah laku kedua orang tuanya ini.
" Hal apa lagi? " tanya Jun
Senyum terbit di wajah Heecul dan Sooyoung, membuat sebelah alis Jun terangkat bingung.
" Rahasia.. " ucap Heecul dan Sooyoung serempak.
Membuat Jun mendengus mendengar ucapan kedua orang tuanya.
" Yasudah, ayahanda dan ibunda.. Aku izin kembali. " ucap Jun yang kini diangguki oleh Heecul dan Sooyoung.
Kemudian Jun pun pergi meninggalkan pavillium sektor selatan kerajaan.
Meninggalkan Heecul dan Sooyoung yang saling menatap satu sama lain dengan senyuman yang terbit di wajah mereka.
~
Sedangkan disisi lain..
" Huhuhu sakit sekali ~ " rengek Minghao.
Maniknya mengerjap - ngerjap pelan karena rasa nyeri yang membelenggu pantatnya.
" Selimut sialan! Aku bermusuhan dengan mu! " ucap Minghao kesal pada sebuah selimut yang masih teronggok di lantai kamar.
tbc
Ayo vote
Selamat hari raya nyepi bagi yang merayakan esok hari
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan#salamtoleransi.
KAMU SEDANG MEMBACA
JORDAN CLAN [JUNHAO]
FanfictionKetika Wilayah Teritorial Jordan terkena musibah kekeringan berkepanjangan, membuat pekerjaan para penduduk terhambat. Hingga kemudian Emperor Heecul mendapatkan mimpi jika sang Raja, atau anak pertamanya yang menjadi pewaris tahta harus menikah...