09.

369 46 1
                                    

Selang satu jam kemudian,  pejaman dari manik bundar milik seorang Xuan Minghao kini harus terbuka dengan lebar - lebar. 

Ketika Joshua membuka pintu kamar mandi itu dengan tidak santai, membuka Minghao nyaris tenggelam secara mendadak di dalam air bathup yang terisi wewangian juga kelopak bunga mawar.

Minghao mengerjapkan manik matanya yang kini memerah karena terbangun secara tidak elit.  Menatap kesal ke arah Joshua yang hanya tersenyum tanpa dosa seolah - olah dirinya tidak melakukan kesalahan.

" Kau mengagetkan ku kak!  " kesal Minghao sembari mengelus perlahan dadanya.

Sedangkan Joshua hanya tersenyum lima jari,

" Maafkan aku, lagipula ini sudah lewat Satu jam dari acara mandimu.  Segeralah bilas dirimu lalu keluar untuk mengenakan pakaian mu. " ucap Joshua.

" Kakak tunggu di ruangan ya,  cepat lah.  Waktu akan terus berjalan " ucap Joshua yang diangguki oleh Minghao.

Joshua pun pergi,  dan Minghao dengan segera bangkit lalu menyambar handuk miliknya dan mengeringkan tubuhnya beberapa detik. 

Setelahnya kembali memasangkan handuk dengan model seperti pakaian pada tubuh langsingnya dan keluar dengan perlahan. 

Ceklek.

Pintu terbuka,  disana terlihat Joshua yang berdiri, dengan dua orang bawahannya dan satu orang lainnya yang tentu saja Minghao sangat kenal.

" Hai Hao!  Lama tak bertemu ya " sapa nya dengan ramah.

Minghao dengan segera berjalan cepat ke arah sosok tersebut dan memeluknya dengan erat.  Minghao memeluk erat sosok itu dengan menggumamkan kata rindu yang terus saja keluar dari kedua bilah bibirnya.

" Kak Jeonghan, aku sangat merindukan mu.  " ucap Minghao

Herlend Jeonghan Yervelene.  Kakak dari Herlend Joshua Jian yang berbeda ibu.  Merupakan anak dari istri pertama dari Duke Yunoh sedangkan Joshua adalah anak dari istri kedua Duke Yunoh.

Jian dan Yervelene,  merupakan dua nama marga yang berasal dari marga ibunda mereka masing - masing.  Walaupun berbeda ibu,  baik Joshua maupun Jeonghan sama sekali tidak membenci satu sama lain. 

Apalagi dengan fakta jika Nyonya Jian,  atau Ibu dari Joshua telah meninggal disaat ia berumur 10 tahun akibat penyakit mematikan yang menyerangnya membuat Nyonya Yervelene yang mengasuh Joshua dengan sepenuh hati sama seperti mengasuh Jeonghan.  Anaknya sendiri.

Itu pula yang membuat hubungan antara kakak adik berbeda ibu namun seayah ini nampak sangat dekat. 

Kembali ke masa kini, 

Jeonghan tersenyum menatap ke arah Minghao yang kini menatapnya dengan penuh tatapan rindu.  Jeonghan terkekeh,  tentunya ia merasakan bagaimana kerinduan yang terpancar pada wajah manis dari lelaki manis yang bermarga Xuan ini.

Tentu Jeonghan mengenal Minghao,  mengingat dulu saat mereka kecil Jeonghan lah yang membantu bibi Yoona serta ibunya dalam menjaga Joshua dan Minghao kecil. 

Karena perbedaan usia mereka yang terpaut 5 tahun,  tentunya membuat Jeonghan menjadi sosok figur kakak yang baik Joshua ataupun Minghao kagumi dan sayangi itu.

Jeonghan terkekeh menatap raut wajah Minghao yang kini berlinang air mata. Jeonghan mengusap pipi gembil milik pemuda bermarga Xuan itu dengan sayang,  sesekali menggumamkan kata cupcupcup sebagai upaya menenangkan tangisannya.

" Heii..  Beberapa jam lagi kau akan menjalani pernikahan.  Akan terlihat bengkak pada matamu jika kau terus saja menangis. " ucap Jeonghan lembut pada Minghao yang malah menangis sesegukan.

Sedangkan Joshua terkekeh dengan tangannya yang sibuk menata alat - alat perias wajah miliknya. 

" Hao merindukan Kak Hannie dan Kak Shua.. " ucap Minghao dengan suara serak.

Yang membuat baik Jeonghan ataupun Joshua sama - sama tak kuasa menahan kegemasan mereka pada adik kecil mereka yang beberapa jam kemudian akan resmi menjadi seorang Ratu pemimpin Negeri Jordan.

" Yasudah,  jangan menangis lagi.  Lagipula setelah pernikahan ini kita bertiga nanti akan sering bertemu satu sama lain, karena memang baik aku dan Joshua sudah memutuskan untuk tinggal di kewilayahan Jordan saja.  Dan tak melakukan perjalanan ke belahan dunia lain.  " ucap Jeonghan pada Minghao

Senyum bahagia terbit di wajah ayu Minghao membuat Joshua dan Jeonghan menghela nafas mereka lega karena sudah berhasil dalam menenangkan tangisan daei Minghao.

" Apakah yang diucapkan kak Hannie itu benar kak Shua?  " tanya Minghao semangat pada Joshua yang sejak tadi mengamati mereka.

Joshua menganggukkan kepalanya dengan senyuman manisnya semanis gula, 

" Tentu,  Aku dan Kak Hannie tidak akan  pergi kemana - mana lagi.  Kami menutuskan untuk menetap saja di Kewilayahan Jordan saja. " ucap Joshua.

Minghao bahagia,  bahkan ia kini berloncat - loncat riang yang terlihat menggemaskan pada penglihatan Jeonghan dan Joshua.

Minghao memeluk Jeonghan erat, 

" Akhirnya!! Aku bisa bertemu dengan Kak Hannie dan Kak Shua setiap hari tanpa ada jarak yang memisahkan kita!!  " ucap Minghao bahagia. 

Saking bahagianya maniknya itu kini terlihat nampak berkaca - kaca,  membuat Jeonghan kini harus menenangkan katak kecilnya yang nampak emosional menjelang acara pernikahannya ini.

Grep..

Joshua ikut memeluk Jeonghan dan Minghao,  tersenyum bahagia dengan apa yang saat ini mereka bertiga lakukan.

" Kak Shua ikuttt..  " ucap Joshua dengan senyumnya yang merekah.

Beberapa menit kemudian pelukan tersebut kini terlepas,  dan ketiganya sudah sibuk dengan kegiatan yang mereka lakukan. 

Seperti Joshua yang fokus menata rias wajah cantik Minghao,  Jeonghan yang sibuk menata pakaian yang dikenakan oleh Minghao. 

Sedangkan Minghao yang terlihat diam,  nampaknya si manis terlihat gugup.

~

" Yesung. " panggil Yoona.

Yesung yang saat ini berdiri  di balkon kamarnya itu menoleh,  menatap ke arah sang istri yang berjalan pelan ke arahnya.

" Apa ketidakhadiranku di samping mu saat tidur membuatmu terbangun?  " tanya Yesung

Yoona menggelengkan kepalanya.

" Tentu tidak sama sekali.  Aku hanya memghirup udara segar. " ucap Yoona.

Hening sebentar.

" Kau sebenarnya belum siap melepas Minghao kan?  " tanya Yoona pelan. 

Wanita tiga anak itu nampak berdiri di samping sang suami yang menatap diam ke arah depan. 

Yesung diam.  Ia tak juga menjawab apa yang ditanyakan oleh istrinya.

Yoona mengelus pelan lengan kekar sang suami.  Sebelum pada akhirnya ia berada di dalam pelukan hangat suaminya.

Yesung menangis.  Membuat Yoona tercenung.

Yesung tak mau Minghao menikah secepat ini.

Yoona tahu bagaimana sifat dingin suaminya. 

Walaupun dingin, dialah sosok yang dekat dengan anak - anaknya. 

tbc

JORDAN CLAN [JUNHAO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang