Heecul menatap ke arah sebuah cahaya biru yang mengitari dirinya, disebuah tempat yang warnanya serba putih ini.
Maniknya pun kini terfokus dengan cahaya biru yang kini berdiam tepat di hadapannya.
" Gara Heecul Wildan. "
Panggil seseorang membuat Heecul sontak berjengit kaget, ia menatap intens ke arah cahaya biru itu.
" Siapa kau sebenarnya? " tanyanya.
" Kau tidak usah tahu aku ini siapa. " jawabnya
Membuat Heecul hanya dapat terdiam.
" Aku memiliki satu permintaan padamu. "
Alis Heecul naik sebelah, ia menatap bingung ke arah cahaya biru yang membiaskan cahaya birunya dengan terang.
Namun anehnya tak membuat dirinya merasa silau.
" Apakah permintaan ini harus aku laksanakan? " tanya Heecul.
" Tentu, ini berdampak pada kewilayahan mu. " jawabnya.
" Jika begitu apa yang harus aku lakukan, wahai cahaya biru? " tanya Heecul.
" Nikahkan anakmu, dengan anak bungsu dari Grand Duke " jawab nya.
Manik Heecul mengerjap bingung. Ia berfikir sebentar, hingga kemudian pun Heecul berucap,
" Bukankah ini dilarang? Mereka tidak setara. " ucap Heecul bingung
Terlihat jika cahaya biru itu agak meredup.
" Dinikahkan, atau wilayah kenegaraan mu tak akan ada mata air selamanya. "
" Apakah tidak ada cara lain? " tanya Heecul bingung.
" Ini berdampak pada negeri kekaisaran yang kau pimpin. Jangan membuat para dewa semakin marah dengan tingkah kalian. Sudah cukup kelakuan kalian yang jelek dan menjijikkan itu membuat para dewa marah hingga mendatangkan kekeringan kepada kalian. " jelasnya.
Heecul terdiam, kemudian ia menganggukkan kepalanya.
Sinar cahaya itu kini semakin terang membuat nya semakin menyilaukan mata, bahkan membuat Heecul kini merasakan dirinya ditarik oleh sesuatu dari tempat ini.
~
" Suamiku? Apa kau bermimpi buruk? Wajahmu sangat pucat. " ucapnya.
Heecul yang baru saja sadar dari mimpinya seketika ditodongkan beberapa pertanyaan oleh sang permaisuri atau istrinya itu hanya menggelengkan kepalanya pelan.
" Sooyoung, aku tak apa. Hanya saja aku merasakan ada arti dari mimpi yang aku rasakan. " ucap Heecul.
Sooyoung, merupakan permaisuri dari kekaisaran Jordan. Ia merupakan empress consort yang merupakan istri dari sang kaisar atau emperor sendiri.
Ia memiliki wewenang penuh atas kendalinya pada kekaisaran Jordan sebab ia merupakan wanita dengan tahta tertinggi di wilayah negara Jordan membuatnya ikut andil membantu suaminya di Empire.
Manik dari sang permaisuri itu menatap cemas serta khawatir pada sang suami, jemari lentiknya yang berhiaskan cincin pernikahan itu mengelus pelan pundak sang emperor.
" Tidak, itu tidak buruk. Kurasa ini jalan agar negara Jordan kembali makmur. " ucap Heecul.
Senyum Sooyoung terbit, ia menganggukkan kepalanya.
" Sebaiknya kita tidur saja Yang Mulia. Malam masih panjang, karena besok jadwal kita berdua sama - sama padat. " ucap Sooyoung bijak.
Sedangkan Heecul mengangguk,
" Baiklah jika begitu, ayo kembali istirahat. Kita akan bahas masalah ini besok pagi. Kini istirahat lah. " ucap Heecul,
Ia mengecup sayang kening sang permaisuri dengan penuh damba.
Sooyoung mengangguk,
" Hum, selamat malam suamiku. " ucap Sooyoung, kemudian ia mulai memejamkan matanya.
" Malam juga, sayang. " balas Heecul pada sang istri. Ia pun ikut memejamkan matanya.
Dan keduanya pun kembali tertidur dan sibuk dengan alam mimpi mereka.
~
" Penasehat. " Panggil Kaisar Heecul.
" Iya yang mulia? Ada yang diperlukan? " tanya sang penasehat.
Panggilkan para ahli nujum, dan penerjemah mimpi. " titah Kaisar Heecul.
Sang Penasehat Kaisar itu dengan segera mengangguk patuh,
" Baik Yang Mulia Kaisar, Hamba akan memanggil mereka. Hamba mohon pamit. " ucap Penasehat.
Setelah mendapatkan anggukkan pelan dari sang Kaisar, dengan segera sang penasehat berjalan keluar ke arah lorong lain untuk mencari keberadaan para ahli nujum dan para penerjemah mimpi yang diminta oleh sang Kaisar.
Beberapa menit kemudian,
Terlihat dari pintu ada penasehat yang diiikuti oleh dua orang yang salah satunya merupakan ahli nujum dan penerjemah mimpi.
Ketiganya membungkuk hormat pada sang kaisar. Yang dibalas dengan anggukan pelan.
" Aku memanggil kalian berdua karena aku merasakan mimpi janggal. Seolah - olah mimpi itu memberikan arti pada ku. " ucapnya pada sang ahli nujum dan penerjemah mimpi.
" Jikalau begitu izinkan kami berdua untuk memeriksa bagaimana mimpi anda. " ucap sang ahli penerjemah mimpi, yang diangguki oleh sang ahli nujum.
Kaisar Heecul mengangguk, " Tentu, aku memberikan izin pada kalian berdua. " ucap Kaisar Heecul yang langsung diangguki oleh kedua nya.
Beberapa menit kemudian terlihat keduanya menyiapkan alat - alat yang dirasa membantu untuk memeriksa mimpi dari sang Kaisar.
Alunan - alunan dari mantra - mantra yang keluar dari sana membuat suasana singgasana Kaisar semakin terasa mistis saja.
Dan akhirnya beberapa kemudian, setelah berperang dengan mantra - matra dan bacaan - bacaan lainnya. Kini kedua nya pun memberitahukan informasi yang didapat dari kegiatan mereka tadi.
" Ya Emperor ku, sosok yang menyuruh anda menikahkan sang Raja dengan anak bungsu Grand Duke itu ialah sang dewa yang menjelma menjadi seseorang pemberitahu dari mimpi anda. " ucap sang penerjemah mimpi.
" Anda harus melaksanakannya, jika tidak. Wilayah kekaisaran anda dan kenegaraan tentunya menjadi dampaknya. " kali ini sang ahli nujum yang angkat bicara.
Semua orang yang ada di sana seketika menoleh ke arah Grand Duke Yesung yang sejak tadi duduk di kursi kebanggaannya.
Kaisar menghela nafasnya, namun senyumnya kini terbit.
" Baiklah, jika itu satu - satunya cara agar sang Dewa mau menurunkan hujan dan menghilangkan kekeringan. Maka ayo kita laksanakan. " ucap sang Kaisar yang langsung mendapatkan seruan setuju oleh semua bangsawan yang ada disana.
Kecuali Yesung, ia hanya diam tanpa berkata apa pun.
Tbc or stop?
KAMU SEDANG MEMBACA
JORDAN CLAN [JUNHAO]
FanfictionKetika Wilayah Teritorial Jordan terkena musibah kekeringan berkepanjangan, membuat pekerjaan para penduduk terhambat. Hingga kemudian Emperor Heecul mendapatkan mimpi jika sang Raja, atau anak pertamanya yang menjadi pewaris tahta harus menikah...