4.Acting

21 7 0
                                    


"Kak...,a...a...ku takut.To...to...long Kak.Tolong aku Kak"

Rintihan kesakitan itu terdengar begitu menyayat hati, namun mengapa hanya ada suaranya?Dimana sosok sang perintih itu?.Langkah kakinya bergerak untuk mencari asal suara.

"Kak, di sini serem, aku takut.Tolong Kak."

Rintihan itu terdengar semakin mengiris relung hatinya, langkah kakinya semakin cepat, berusaha untuk menemukan sosok itu sebelum terlambat.Debaran jantungnya berpacu cepat dan tak terkendali.

"Kak!"

Tiba-tiba rintihan itu tak lagi terdengar, melainkan suara memanggil yang begitu menggugah hatinya, dirinya melihat sosok itu menyambut kedatangannya dengan penuh senyuman, secepat kilat dirinya berlari menghampiri sosok kesayangannya tersebut, dan bergegas memberinya pelukan hangat.

"Akhirnya aku ketemu sama kamu, Rum."

Kala sosok yang didekapnya hanya terdiam dan tak mengeluarkan suara, dirinya mengernyit heran, dan bergegas untuk melepas dekapannya sesaat tuk melihat sosoknya, namun wajah penuh keterkejutan diselingi rasa takut yang membuat kedua tangannya gemetar tak dapat disembunyikannya tatkala menyadari bahwa sosok yang tadinya Masih berwujud manusia kini telah berubah menjadi kerangka seutuhnya.Tidak terselimuti oleh daging maupun kulit sedikitpun.Belum selesai dengan rasa terkejutnya, kerangka itu bergerak, kedua tangannya mencekik lehernya erat, bagian tengkorak kepalanya mendekatkan wajahnya terhadap dirinya dan kemudian membuka mulutnya.

"KAKAK TOLONG AKU!!" 

"HHH!!"

Ervin terbangun dari tidurnya, peluh keringat membanjiri tubuhnya, setelah berusaha menormalkan napasnya kembali, ia pun menuju kamar mandi.Dirinya membasuh mukanya di wastafel, begitu selesai dan mematikan keran air, ia memandang dirinya di depan cermin yang terletak di atas wastafel, tangannya mencengkram erat pinggiran wastafel.

"Sial."

Pagi ini, Awan telah membuat janji dengan kedua sahabatnya yang baru resmi menjadi pasutri sebulan yang lalu.Mereka memaksanya bertemu setelah mendapat kabar bahwa novel yang ditulis oleh Awan akan resmi diadaptasi menjadi film, ketiganya berjanji untuk bertemu di sebuah kafe yang terletak di tengah kota.

"Aku kaget banget pas denger novel kamu bakal diadaptasi jadi film, apalagi yang main si Ervin, aktor yang lagi beken sekarang, aduhh ngga sabar banget liat dia acting di film kayak gini, penasaran.Soalnya selama dia meranin sadboy sama second lead terus aja udah berhasil bikin aku nangis terus, aktingnya bagus banget di genre kayak gitu, kan jadi penasaran kalau dia main di genre kayak gini, ya kan Len?" Tanya Aletta yang menatap penuh antusias pada Galen yang duduk di sampingnya.

"Apaan sih?, biasa aja ah." Ujar Galen cuek dengan raut muka yang tak dapat disembunyikan kecemburuannya.

"Ngga usah cemburu gitu kali, Len.Aletta kan udah resmi jadi milik kamu, ya berarti hatinya juga kamu aja yang milikin, ya ngga Let?" Ucap Awan seraya tersenyum menggoda pasutri di hadapannya.

"Habis dia tuh ya, kalau udah ngomongin Ervin tuh tatapannya kayak berbinar-binar dan antusias banget, suami mana yang ngga cemburu ngeliat istrinya ngomongin cowok lain dengan nada antusias kayak gitu?Padahal aktingnya juga ngga bagus-bagus amat."

"Halah, lupa ya, kamu kan kemarin juga nangis pas nonton bareng serialnya Ervin yang dia ceritanya meninggal.Ngga bagus tapi bisa bikin kamu nangis sesenggukan gitu, gengsinya turunin dikit ya Pak."

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang