26. Pertemuan

8 2 0
                                    

Night Crown, sebuah tempat hiburan malam yang juga menyediakan fasilitas rumah bordil di dalamnya, membedakannya dari tempat-tempat yang lain adalah PSK di sana tidak dapat keluar masuk seenaknya, mereka diberikan kamar tersendiri untuk beristirahat dan hanya diberi waktu untuk melihat dunia luar hanya sekali dalam setiap bulannya dengan pengawasan yang ketat.

"Rum, kamu udah siap, ayo mobilnya udah nunggu."

Arum hanya menatap Lita sesaat sebelum dirinya kembali melihat ke arah jendela yang sedari tadi dipandangnya.Beberapa saat setelahnya, senyum sendu terukir di wajahnya.

"Kak, takdir jahat banget ya, kita bisa keluar tapi kita ngga bisa bebas."

Lita yang mendengarnya, menatapnya iba, dan kemudian melangkahkan kakinya mendekati Arum yang terduduk di atas kasur, setelahnya mengambil tempat di sebelahnya.

"Sekalipun takdir emang jahat, jangan sampe ngebuat kita berhenti berharap dan putus asa, inget kita harus terus berharap agar bisa terus hidup."

Arum menyunggingkan senyum simpulnya kala mendengar ucapan Lita, didekapnya hangat sosok yang senantiasa menjaga dan melindunginya selama terjebak dalam tempat terkutuk itu.

"Makasih banyak ya Kak, udah selalu ngelindungin dan nyemangatin aku."

"Dasar, kamu ini kayak sama siapa aja." Balas Lita seraya mengusap-ngusap pelan punggung Arum yang tengah mendekapnya.

"Ayo, ke mobil." Ujar Lita kepada Arum setelah pelukan keduanya terlepas.


"Ingat, seperti biasa tidak ada yang boleh kabur, atau melakukan usaha untuk melarikan diri lainnya, jika terbukti salah satu di antara kalian ada yang melakukannya, seperti biasa akan dihukum." Ucap salah satu bodyguard yang telah menggunakan style penyamaran kepada Arum dan teman-temannya sebelum mereka memasuki area mall besar itu.

"Kalian juga akan ditemani para bodyguard lainnya yang telah melakukan penyamaran juga dan nanti akan berpura-pura menjadi orang terdekat kalian.Sampai sini, semua paham?"

"Paham." Sahut kompak para wanita setelah mendengar briefing yang memang selalu diadakan saat mereka sedang berada di dunia luar.

"Dan tetap pakai masker, topi atau kacamata kalian.Tetap dalam penyamaran, jangan sampai ada yang mengenali siapa kalian sebenarnya."

Berakhirlah briefing itu, dan kemudian Awan dan teman-temannya segera keluar dari mobil dan memasuki area mall disusul dengan para bodyguard setelah beberapa waktu.

Para pekerja wanita itu dengan asyiknya memanjakan mata mereka dengan pemandangan yang dipenuhi barang-barang branded nan gemerlapan di mall itu, selain itu melihat betapa banyak kuliner yang sangat menggugah selera, membuat mereka ingin mencoba berbagai macam kuliner yang ada di sana.

"Kak, aku mau ke toilet dulu ya." Ujar Arum pada Lita ketika keduanya sedang melihat-lihat berbagai macam baju yang tergantung rapi di etalase toko.

"Eh, aku masih lihat-lihat baju lagi." Sesal Lita setelah mendengar ucapan Arum.

"Ngga, papa Kak.Aku bareng Jim aja."

"Oh, ya udah, hati-hati ya Rum."

Arum hanya mengangguk setelah mendengarnya, kemudian berjalan mendekati satu bodyguard yang sedang mengawasi mereka dari salah satu pilar mall.

"Jim, aku mau ke toilet."

Sosok yang sedari tadi memainkan handphone-nya langsung menolehkan kepalanya ke arah Arum, kemudian menyodorkan tangannya yang membuat Arum langsung mengernyitkan keningnya.

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang