22. Falling in Love ? (2)

6 2 0
                                    

Lembutnya tatapan itu meski hanya pura-pura, masih terbayang dalam benak Ervin, momen dimana desiran aneh itu muncul terhadap sosok Awandana Parahita, sosok wanita yang berhasil meluluhlantakkan benteng pertahanan yang selama ini ia bangun terhadap perasaan yang bernama cinta.Banyaknya kejadian pahit yang dialaminya, memutuskannya tuk membuang jauh-jauh keinginan untuk jatuh cinta  terhadap seseorang yang biasa disebut dengan kekasih hati.Kadang, dirinya suka bertanya sejak kapan dirinya mulai ingin memiliki Awan seutuhnya?.

"Kalau kamu belum siap, tenangin hati sama diri kamu dulu, Vin.Biar kamu bisa milah mana yang perlu kamu cerita, mana yang ngga. Aku siap dengerin kamu kapanpun kamu mau. "

"Aku yang nyuruh mereka bikin ini buat kamu."

"Aku sama kamu memiliki kemiripan, kita sama-sama suka nyembunyiin rasa sakit kita dari orang lain."

"Kalau orang-orang sekitarku belum merasa lega, aku lebih milih untuk ngga merasa lega sama sekali."

"Entah itu cinta atau bukan, yang jelas aku ingin jadi seseorang yang berarti  buat kamu, agar aku bisa ikut mikul beban yang semula kamu pikul seorang diri."

Ervin terhenyak dari pikirannya tentang perkataan-perkataan Awan sesaat, kemudian terdiam.

"Ingetin Awan ya, kalau suatu waktu dia nyakitin dirinya demi kebahagiaan orang di sekitarnya."

Kali ini perkataan Bu Sari yang terbayang di benaknya.Kembali dirinya memikirkan sesuatu yang ia rasa pantas untuk ditanyakan kepada dirinya, benarkah ia ingin memiliki Awan seutuhnya karena ia mencintainya, atau selama ini perasaan ingin memiliki Awan seutuhnya hanya karena ia berusaha menghilangkan rasa kesepiannya dengan membersamai orang yang memahaminya, mana yang sesuai dengan keadaan hatinya?.Tanpa sadar maniknya, melihat pada berkas jahitan di pergelangan tangannya.Sekilas memorinya teringat tatkala dia mencoba menghabisi dirinya sendiri kala dia sedang sendirian di rumahnya waktu itu, sejak itu sebisa mungkin dirinya menghindari kesendirian tanpa ada satupun orang di sekitarnya. 

"Apa perasaan gue ke Awan beneran cinta?Atau cuma perasaan ingin memiliki karena takut kesepian?, apa yang membedakan cinta dengan rasa takut akan kesepian?."

Ervin memberhentikan kegiatan merenungnya sejenak.Dirinya bingung, memang dirinya belum pernah jatuh cinta pada makna cinta untuk kekasih, kejadian-kejadian buruk dalam hidupnya membuatnya tidak begitu mencari bagaimana rasa dari perasaan cinta yang ditujukan untuk seseorang yang istimewa.Dirinya hanya ingin hidup tenang dan normal, itu saja keinginannya, lagipula di satu sisi, dia juga merasa jika tidak ada yang namanya cinta, maka perasaan kehilangan itu juga tidak ada, maka dirinya pun mulai memutuskan untuk membentengi dirinya dari rasa-rasa cinta yang dianggapnya tak penting.

Dering handphone yang berbunyi, menghentikan kegiatan Ervin yang sedang melamun, dengan segera ia mengangkat panggilan setelah tahu siapa yang menghubunginya.

"Halo, Ma."

"Pangerannya Mama, gimana persiapan buat besok udah semua, lengkap?, jangan lupa dicek lagi ya nanti sebelum berangkat."

"Iya, Ma.Tenang aja kok, semuanya udah beres, tinggal berangkat."

"Kamu berangkat pagi, kan?Kenapa jam segini belum tidur, nanti kesiangan lho besok." 

"Ervin ngga bisa tidur Ma.Ada hal yang lagi Ervin pikirin. "

Memikirkan bahwa mamanya adalah sosok yang tepat untuk diajak berbicara seperti ini, dengan segera Ervin mulai membuka percakapan yang mengarah pada kebingungan hatinya.

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang