6.Bermalam

15 7 0
                                    


"Iya, inget kan?Pembunuhan berantai  wanita-wanita muda, yang mana pelakunya ngaku kalau dia direndahin sama dilecehin secara verbal sama korban-korban yang dia bunuh, intinya sakit hatilah akibat perbuatan mereka."

Awan terdiam sejenak, ya dia teringat kasus itu, kasus yang sempat membuat resah para wanita muda ataupun para orang tua yang memiliki anak perempuan beranjak usia dewasa di masanya, Awan dan adiknya saja langsung tidak diperbolehkan keluar setelah sore, kalau ingin pergi atau ada urusan mendesak, harus bersama dengan ayahnya maupun kakak laki-lakinya.Seingatnya, kejadian itu berlangsung selama 2 tahun dimana korban pertama ditemukan 6 tahun lalu.

"Wan?Wan?AWANN!!"

"Eh,eh, iya kenapa Fan?"

"Haduhh, ngelamun lagi kamu ya?"

"Haha, iya, sorry, sorry.Soalnya aku lagi nginget-nginget kejadian itu."

"Dasar."

"Tapi, hubungannya sama Ervin apa Fan?"

"Adiknya salah satu korbannya

'Deg'

"Ko...korban?"

"Iya, kamu inget kan Arum Berliana Prabaswara, calon aktris muda terkenal dari Mavendra Talent Agency?, dia adik perempuannya Ervin." 

Pikiran Awan berkelebat dalam momen dia bertelepon dengan Fani tadi, ingatan tentang topik pembicaraan mereka masih terngiang-ngiang di dalam kepalanya, yang membuatnya merasa kesulitan untuk memejamkan mata, alhasil dirinya hanya memandang langit-langit kamar dalam posisi telentangnya.

"Apa mungkin?Ervin ngelepas prospek karirnya dan milih buat jadi aktor karena itu?" 

Merasa pikirannya semakin berkecamuk, dirinya memilih untuk melupakan sejenak, dan beristirahat pada malam ini.Baru memejamkan mata, deringan handphone-nya menggagalkan usahanya untuk terlelap, dengan agak malas, dia meraih handphone-nya yang terletak di atas nakas samping tempat tidurnya, dia segera mengangkatnya, tanpa melihat siapa yang menghubunginya terlebih dulu.

"Halo?"

Hening, tak ada jawaban.

"Halo?"

Kembali hening, tak ada jawaban.

"Kalau ngga ada yang ingin disampaikan, saya tutup ya." Ujar Awan yang bersiap untuk memutuskan panggilan,

"Ini gue."

Matanya membola tatkala suara itu menyapa pendengarannya.

Ervin berkendara tak tentu arah, dirinya tidak ingin pulang ke asrama agensinya, kembali ke rumah juga bukan pilihannya tuk saat ini.Tiba-tiba dirinya terbersit ingin pergi ke taman tempat menenangkan dirinya terakhir kali, dan taman tempat ia pertama kali bertemu dengan sosok wanita yang sempat membuatnya senam jantung pada saat terakhir kali mereka bertemu. Dirinya ingat, bahwa pertemuan mereka pada saat meeting itu bukanlah kali yang pertama, hanya saja pertemuan mereka di taman pada malam itu, membuatnya malu, ketika citra coolnya hilang di hadapan Awan, kala dia bersikap seperti orang yang seolah-olah melihat hantu.Dirinya pun memutuskan untuk pergi ke taman itu menggunakan mobilnya.

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang