Bab 17: Refreshing

36 8 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝


≪━─━─━─━─=== • ✠ • ====─━─━─━─━≫
Tak terasa telah tiga minggu lamanya Ana berada di rumah dan serasa dikurung, hingga membuatnya jenuh. Bahkan ia pun bingung harus berbuat apa di rumah karena ia hanya menjadi beban keluarga yang hanya makan tidur makan tidur saja setiap harinya.

Ana pun bercerita kepada Hendri bahwa ia bosan di rumah. Akhirnya Hendri pun mengajak Ana untuk bertemu di kafe yang pernah mereka kunjungi malam itu. Hendri akan mengajak temannya supaya dia tidak sendirian, dan Ana pun menurutinya.

Dengan segala cara, Ana pun berhasil keluar dari rumah dan ia pun naik ojek untuk pergi ke kafe supaya tidak dicurigai jika motornya berada di rumah.

Sesampainya di kafe, Ana bertemu dengan Hendri dan juga satu teman yang bernama Jansen yang masih seusia Aja. Hendri pun mengenalkannya bahwa Jensen adalah teman tongkrongannya yang tinggal di daerah Malang Kota.

Selesai mengobrol, sambil menyantap makanan akhirnya Hendri menanyakan bagaimana keadaan Ana, dan Ana pun menceritakan semuanya. Jansen yang bingung tak tahu apa pun lalu bertanya apa yang tengah terjadi di hidup Ana.

Akhirnya Ana dan Hendri pun menjelaskan kepada Jensen apa yang tengah menimpa Ana dan keluarganya. Mereka juga turut iba karena baru sekali ini mereka menemui hal yang bagi mereka konyol. Bocah seusia Mukhlis berani mengancam sampai seperti itu, dan sampai tega berbuat sebejat itu pada Ana.

Ana pun juga menjelaskan bagaimana keadaannya sekarang. Hendri dan Jansen pun tampak serius menyimak.

Tak terasa telah lama sekali mereka mengobrol. Saat Ana sudah merasa tenang, hari sudah mulai gelap. Akhirnya Hendri mengajak Ana untuk pulang karena takut jika Ana akan dimarahi.

Sebelum pulang, Jansen meminta nomor Ana supaya mereka bisa berteman juga dan Ana pun memberikannya.

***

Sesampainya di rumah, tiba-tiba Ana mendapatkan pesan dari Jansen.

Jansen

Udah sampai?

18.05

Lalu Ana pun membalasnya.

Me

Udah, baru sampai

18.07

Awalnya, Ana membalas setiap chat dari Jansen dengan sangat cuek. Bahkan ia tak pernah bertanya balik kepada Jansen.

Semakin lama Jansen sering membalas status Ana di WhatsApp. Hal tersebut membuat mereka selalu ada topik baru, dan lama-lama mereka merasakan bahwa mereka frekuensi dalam mengobrol karena selalu menyambung.

Hal itulah yang membuat mereka menjadi akrab. Satu minggu kemudian, Jansen mengajak Ana untuk pacaran trial atau uji coba dulu. Baru jika mereka merasa nyaman akan dilanjutkan.

Namun, Ana justru menolaknya dan mengatakan bahwa ia benar-benar masih trauma setelah putus dari Mukhlis. Bahkan Ana sendiri pun tak tahu apakah trauma serta lukanya bisa sembuh, serta kapan dan bagaimana akan sembuh.

Jansen yang menyadari hal itu pun memaklumi perasaan Ana. Akhirnya ia dan Ana hanya berteman, namun hubungan mereka seperti hubungan tanpa status karena sayang-sayangan.

Lama-kelamaan Ana mulai terbiasa dengan hubungannya dengan Jansen meskipun hanya HTS. Bahkan hal tersebut membuatnya benar-benar menaruh rasa, begitu pula dengan Jansen.

Namun tanpa Jansen tahu, sebenarnya Ana telah lebih dahulu menyimpan rasa pada Hendri jauh sebelum ada masalah ini. Tetapi Ana tak berani mengungkapkan karena ia tahu Hendri dan teman-temannya telah menganggap Ana seperti Adik mereka sendiri. Ia tak mau jaga persahabatan mereka akan pecah gara-gara rasa ini.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
See you next part😍...

Salam
Eryun Nita

ALANA: Bad Girl VS Bad Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang