Bab 27: Fian Come Back (?)

13 2 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝


≪━─━─━─━─=== • ✠ • ====─━─━─━─━≫

Besoknya, Ana hanya mempunyai agenda untuk meminta tanda tangan dosen saja bersama temannya yang ternyata masih satu daerah dengan Ana yang bernama Kurnia.

Pukul 11.00 mereka telah selesai dengan urusannya. Ana pun mengantarkan Kurnia untuk pulang. Setelah itu, ternyata Al mengajak Ana untuk kembali bertemu, dan Ana pun mengiyakan.

Selesai Ana mengantarkan Kurnia, ia langsung pergi ke lokasi yang telah Al kirim untuk menjemputnya. Setelah itu mereka pun pergi ke alun-alun kota Malang untuk sekedar bercerita dan juga menghabiskan waktu bersama.

Sesampainya di alun-alun, Ana terlihat bahagia karena itu adalah pertama kalinya setelah dua bulan ia tidak bisa pergi ke dunia luar hanya dikurung di rumah. Yang lebih bahagianya lagi ia bersama seseorang yang telah menyayanginya meskipun Ana masih belum bisa membalasnya. Setidaknya ia telah merasa dicintai kembali.

Gimana kuliahnya? Lancar nggak?

Alhamdulillah lancar. Meskipun baru dapat belum ada dua minggu, tapi lumayanlah. Kan aku cepat adaptasi sama temen-temen baru,

Ya udah kalau gitu aku juga ikut senang. Kalau sekarang, kehidupan kamu udah mulai berubah perlahan, kan?

Iya. Aku mau ngucapinakasih karena selama ini juga kamu selalu nemenin aku di saat aku ada masalah dan kamu nggak ninggalin aku,

Iya sama-sama. Itu kan karena aku beneran sayang sama kamu,

Ana mengangguk sambil tersenyum.

Di tengah obrolan, tiba-tiba ponsel Ana kembali berdering. Saat ia mengeceknya, ia melihat bahwa nama Fian tertera di sana.

Aduh, Mas! Ini gimana, nih? Fian nelepon aku,

Fian siapa?

Fian anak Banten yang aku pernah ceritain ke kamu. Yang pernah deketin aku terus nipu aku juga itu loh, yang kenal lewat game. Dari kemarin tuh dia nelepon aku terus, tapi nggak pernah kuangkat,

Ya udah coba kamu angkat, biar aku yang ngomong,

Akhirnya Ana pun mengangkat telepon dari Vian.

Halo!

Ya, halo! Kenapa, Bro?

Loh, ini siapa? Ini cowoknya Lia, ya?

Aduh, gimana, nih? Gimana jawabnya? Ana pun terlihat panik.

Ya iyalah, Bro. Masa cowoknya orang,

Mana Lia? Aku pengen ngomong sama dia,

Ini ada di dekatku,

Al pun memberikan ponsel Ana kepada Ana.

Halo!

Iya, halo!

Kamu lagi di mana?

Ya aku lagi di alun-alun kota ini, habis pulang ngampus,

Kamu beneran punya cowok baru, ya? Apa kamu nggak sayang sama aku? Asal kamu tahu, ya. Selama ini aku selalu nungguin kamu, berharap kamu bisa kembali karena aku beneran sayang sama kamu,

Apa, sih? Gak jelas banget. Itu kan kamu dengar sendiri siapa yang angkat telepon,

Ya udah, mana coba dia? Aku pengen ngomong sama dia,

Ana pun kembali memberikan ponselnya kepada Al.

Ya udah, Bro. Titip Lia, ya. Bahagiain dia, sayangi dia, jangan sakitin dia. Silakan ambil bekas gua!

Lalu telepon pun mati.

Ha? Apa maksud dia tadi? Gimana, sih? Bekas dia? Apa maksudnya?

Lalu Fian kembali mengirimkan pesan kepada Ana.

Dah lah, ambil aja Lia. Ambil bekas gua yang dulu udah pernah ngirim foto ke gua,

Emang kamu pernah ngirimin foto apa ke dia?

Ih nggak ada yang aneh-aneh. Cuma foto pap biasa, sama foto pas aku pergi ke tempat wisata, nggak semua. Tapi ada satu video yang dia tuh ngerayu-ngerayu aku supaya pas ganti baju di video, tapi itu udah aku hapus semua orang. Aku yakin banget dia udah nggak nyimpan video itu. Kayak gitu tadi dia cuma ngancem aja,

Oh gitu. Ya iya sih, kalau dihapus semua orang gak bakal bisa nyimpen lagi. Tapi sekarang aku udah punya feeling gak enak. Kamu blokir dia, kamu hapus chat-nya, pokoknya kamu jangan ada hubungan lagi sama dia. Aku takut kalau dia beneran masih nyimpan video itu terus dia bisa nyebar kapan aja. Soalnya dia rumah dia jauh banget, jadi kita menindak lewat hukum agak susah. Ya kalau dekat enak, kayak si Mukhlis bisa langsung disamperin ke rumahnya.

Iya maaf. Ya udah, aku blokir sekarang dan aku nggak bakal pernah ngerespon dia lagi kalaupun dia pakai nomor baru,

Ana pun terlihat kembali bersedih.

Udah jangan dipikirin lagi, jangan sedih, dong. Nanti cantiknya ilang. Kan masalahnya udah beres. Yang penting kamu udah nggak ngurusin dia lagi. Dia juga nggak bakal bisa hubungin kamu lagi. Yang penting jangan diulangi lagi, ya?

Ana pun mengangguk. Setelah itu Al pun menarik kepala Ana supaya bersandar di pundaknya sambil mengelus kepala Ana dengan lembut.

Makasih, ya, udah mau nolongin aku dan selalu ada buat aku,

Iya, sama-sama. Selagi aku bisa bakal aku bantu, kok,

Ana pun tersenyum. Lalu mereka pun menghabiskan waktu hingga sore hari sambil membicarakan masalah yang lain dan juga mengabadikan momen untuk berfoto bersama.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
See you next part😍...

Salam
Eryun Nita

ALANA: Bad Girl VS Bad Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang