Bab 22: Solusi

20 7 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝


≪━─━─━─━─=== • ✠ • ====─━─━─━─━≫

Tak terasa malam hari telah tiba. Kini Ana beserta keluarganya telah berkumpul di rumah kakek Ana. Di ruang tamu tersebut, terdiri dari Ana, Wawan, Taresa, kakek Ana, Jian dan juga Asih. Sementara Novi dan juga Ika– anak Asih sekaligus kakak sepupu Ana berada di kamar Novi, karena ini merupakan obrolan orang dewasa. Sehingga mereka yang masih kecil dilarang untuk ikut campur.

Awalnya, Ana mengatakan semuanya yang telah terjadi di rumahnya. Mulai dari yang awalnya ia kenal dengan Fian.  Ia juga menceritakan tentang sikap Mukhlis padanya.

Bahkan Ana juga terang-terangan jujur bahwa selama ini ia sudah tidak suci lagi. Tentu saja keluarganya sangat syok mengetahui ini. Bagaimana mungkin Ana yang terkenal anak baik-baik ternyata berani berbuat seperti itu.

Ana menjelaskan bahwa selama ini ia juga diancam. Semua yang terjadi antara dia dan Mukhlis. Sampai akhirnya Vina mulai berulah.

Bahkan Ana juga menceritakan apa saja yang pernah Vina katakan kepadanya, tentang rencana Vina dan juga Purnawan yang ingin membangun rumah sendiri dengan mengambil hak tanah milik Tante Ana yang merupakan kakak kandung tertua ibu Ana yang bernama Mia.

Hal tersebut justru membuat keluarga Ana semakin kaget, karena apa yang selama ini mereka tebak bahwa Vina dan Purnawan akan berujung tentang masalah tanah, ternyata memang benar.

Tebakan Wawan dan Jian dia tidak meleset, bahwa Vina dan juga Purnawan telah merencanakan sesuatu yang besar. Bisa jadi mereka juga ingin mengambil hak rumah milik keluarga Ana dengan cara melakukan teror seperti ini.

Bahkan sekarang saja uang milik orang tua Ana sudah habis-habisan. Ana sempat mendengar bahwa ibu Ana akan meminta uang dari Asih, karena tahun lalu Asih telah meminjam uang sebesar 15 juta kepada keluarga Ana.

Karena sekarang keluarga Ana sudah habis-habisan, ibu anda berencana akan meminta uangnya dari Asih.

Asih pun mengatakan bahwa apa pun yang terjadi, ia tidak akan memberikan uang itu kepada Nia jika hanya untuk menuruti kemauan Vina. Karena sejujurnya, keluarga ayah Ana sudah benar-benar kesal sekali dan juga benci terhadap Vina atas apa yang telah ia lakukan dengan merusak keluarga Ana.

Lalu setelah mengalami perdebatan yang panjang, akhirnya keluarga Ana pun memutuskan bahwa sementara waktu Ana akan tinggal di rumah kakeknya terlebih dahulu sampai menunggu masalah di rumahnya benar-benar selesai.

Ana tidak boleh pulang dulu karena mereka takut jika suasana akan kembali runyam lagi. Di samping itu, keluarganya juga akan mengusahakan cara apa pun untuk menyadarkan keluarga Ana dari pengaruh Vina.

Akhirnya Ana pun hanya bisa menuruti mereka karena Ana tak tahu lagi harus bagaimana.

Setelah semuanya telah selesai melakukan rapat keluarga, mereka pun kembali membahas hal-hal yang lain yang bisa untuk menghibur diri, karena mereka sudah menemukan solusi yang tepat. Hanya tinggal berproses sambil menunggu waktu supaya semuanya berjalan sesuai rencana.

Setelah semua orang bubar dan bersiap-siap untuk tidur, Ana baru mempunyai waktu untuk membuka ponselnya. Ia telah menerima banyak sekali pesan dari orang-orang yang telah ia pamiti tadi siang untuk kabur.

Lalu Ana pun membalasnya satu persatu dan menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di keluarganya dan meminta doa supaya masalahnya cepat selesai.

***

Besok paginya kakek Ana masih tidur, Wawan dan juga Teresa menanyakan kembali soal ia dan Mukhlis yang pernah melakukan hubungan tersebut. Lalu Ana menceritakan semua apa yang selama ini membuat ia benar-benar merasa tertekan dengan Mukhlis.

Lalu ada pernyataan terkejut yang Ana dengarkan dari Teresa. Taresa mengatakan bahwa semalam saat Ana pamit untuk tidur, keluarga Ana yang lain sempat mempunyai rencana untuk menikahkan Ana dan Mukhlis seandainya Ana belum memutuskan Mukhlis.

Mereka membiarkan hubungan Anw akan bertahan berapa lama. Karena bagaimanapun juga, Mukhlis adalah orang yang pertama kali menodai Ana.

Tentu saja hal tersebut membuat Ana sangat terkejut. Bagaimana mungkin keluarganya bisa mempunyai pikiran seperti ini. Apakah harus seperti ini? Bukankah ia tidak hamil? Bukankah ketidak ada masalah soal itu?

Namun berhubung sekarang Ana sudah terlanjur memutuskan Mukhlis dan juga sudah terjadi masalah yang seperti ini, akhirnya rencana tersebut tidak mereka jalankan.

Lalu Wawan dan Taresa juga memberikan nasihat kepada Ana, bahwa yang telah terjadi di masa lalu biarlah menjadi masa lalu. Sekarang ia harus kembali untuk menjalani kehidupan yang baru dan memulai semuanya dari awal, serta kembali mempunyai semangat.

Nanti jika ia akan bertemu dengan seorang laki-laki, jangan sampai Ana berbuat seperti apa yang pernah ia lakukan dengan Mukhlis dahulu.

Mereka mengatakan tersebut karena yang mereka tahu, zaman sekarang banyak sekali lelaki yang menuntut kesucian. Banyak sekali kasus pernikahan di mana si perempuan sudah tidak suci, dan laki-laki yang awalnya saat pacaran tidak mempermasalahkan, setelah menikah pun akhirnya mempermasalahkan masalah kesucian.

Wawan takut jika hal tersebut akan terjadi pada Ana. Maka dari itu, ia memberitahu Ana jika hendak mencari seseorang lagi, dia harus benar-benar bisa menerima keadaan Ana dan tidak sampai berbuat jahat seperti Mukhlis lagi.

Ana pun hanya bisa mengiyakan karena mendengar nasihat dari tante dan omnya yang sudah seperti orang tua Ana sendiri daripada orang tua kandungnya.

Semua itu karena dahulu sewaktu kecil, Ana dibesarkan di desa kakeknya. Sehingga ia sudah terbiasa dengan tante dan omnya yang seperti orang tuanya sendiri.

Bahkan di sana ia sudah terbiasa dengan tetangganya, karena masa kecil Ana telah habis di desa tersebut.

Setelah Wawan dan juga Taresa selesai memberi nasehat, mereka melakukan aktivitas yang lain. Sedangkan Ana termenung di kamar milik Novi. Karena Novi sedang bersekolah, sehingga ia hanya sendiri. Ia pun kembali menangis.

Apa masih ada, ya, orang yang mau menerima aku apa adanya? Sedangkan aku udah kayak gini. Tapi aku yakin pasti ada. Nanti kalau seseorang tersebut mau menerimaku apa adanya, maka aku juga akan menerima dia apa adanya, batin Ana.

Setelah itu, Ana pun kembali melakukan aktivitasnya seperti beres-beres dan lain-lain.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
See you next part😍...

Salam
Eryun Nita

ALANA: Bad Girl VS Bad Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang