Bab 28: Patah Hati

8 2 0
                                    

╔═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╗
~ HAPPY READING ~
╚═══❖•ೋ° °ೋ•❖═══╝


≪━─━─━─━─=== • ✠ • ====─━─━─━─━≫

Satu minggu kemudian, Ana melaksanakan ujian tengah semester.  Selama ini ia telah tertinggal banyak sekali materi dan juga tugas-tugas yang tidak sempat ia kumpulkan selama empat kali pertemuan di semua mata kuliah.

Hal tersebut tentu saja membuat Ana kesulitan. Bahkan ia tak tahu materi apa yang akan dikeluarkan saat ujian nanti dan seperti apa bentuk ujiannya, karena ia tak masuk dari sejak awal perkuliahan, di mana sebelum awal perkuliahan semua dosen telah membuat perjanjian kepada mahasiswa terkait rencana pembelajaran sampai ujian tengah semester.

Bermodalkan tekad yang tinggi dan juga percaya diri, Ana pun terus menjalani setiap mata kuliah saat UTS dengan penuh keyakinan bahwa ia akan berhasil menyelesaikannyam

Hingga tak terasa sama mata kuliah telah selesai Ana laksanakan ujiannya, dan kini waktunya ia bersantai. Meskipun tidak ada hari libur, namun Ana berharap ia bisa pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikirannya.

Tiba-tiba, Al menghubungi Ana dan berencana mengajaknya pergi ke kota Batu. Tentu saja Ana sangat senang dan langsung mengiyakan ajakan tersebut, karena kota Batu merupakan sebuah tempat wisata yang sangat ingin ia kunjungi sejak kecil, terutama alun-alun kota Batu yang terkenal dengan keindahannya.

Namun Ana tak memberitahu kepada Wawan dan yang lain bahwa ia hendak pergi jalan-jalan, karena ia tahu pasti akan dilarang karena mereka belum mengenal Al. Sehingga Ana beralasan bahwa ada kelas sampai sore di kampusnya. Padahal hanya ada satu mata kuliah di hari tersebut di jam 10.00 pagi.

Setelah Ana pulang kuliah, ia langsung pergi menyusul Al di tempat biasanya mereka bertemu. Lalu mereka langsung bergegas menuju alun-alun kota Batu yang memerlukan perjalanan selama 1 jam bisa lebih karena macet parah, ditambah lagi teriknya matahari siang itu sangat menusuk kepala mereka.

Tak terasa mereka telah sampai di alun-alun kota Batu. Suasananya tak terlalu ramai karena hari biasa dan bukan hari libur. Ana begitu terkesima ketika melihat alun-alun kota Batu untuk pertama kali di hidupnya.

Rasanya ia ingin sekali mengabadikan momen, namun ia mengurungkan niatnya. Ia menyadari bahwa Al membutuhkan waktu bersamanya saat itu, sehingga Ana lebih memilih untuk memberikan waktunya pada Al.

Ia melihat Al seperti sangat kelelahan, tak seperti biasanya saat mereka keluar. Ana pun sontak menanyakan bagaimana keadaan Al karena terlihat tak baik-baik saja.

Kamu kenapa kok kayak nggak fit gitu?

Aku belum tidur dari kemarin. Ya tahu sendiri kan, aku habis mabuk sama anak-anak terus pulang-pulang juga udah mau pagi, terus akhirnya ini tadi keluar sama kamu, jadi belum tidur,

Ya salah kamu sendiri nggak tidur. Harusnya kan tadi waktu aku kuliah kamu bisa tidur,

Ya Aku udah nyoba, tapi tetap aja nggak bisa tidur. Lagipun juga mungkin efek minumannya yang membuat aku nggak ngantuk. Udahlah nggak papa,

Ya! Benar sekali. Al yang Ana kenal bukanlah anak baik-baik seperti mantan-mantan Ana sebelumnya. Al sebenarnya merupakan seorang Bad Boy, di mana dulu ia mempunyai masa kelam. Selain pernah berhubungan dengan dua perempuan, dia pernah ikut tawuran dengan geng motor sampai dikejar-kejar polisi, sering mabuk-mabukan dengan teman-temannya, bahkan dia pernah memakai narkoba beberapa kali.

Tentu saja Ana yang mendengar cerita itu sangat terkejut. Yang ia tahu, Al bukan orang yang seperti itu. Namun Al justru jujur semua tentang apa yang sebenarnya pernah ia lakukan dulu. Dia tak mau membohongi Ana sedikit pun meskipun mereka bukan pacar.

Bukannya menghindar, Ana justru tidak masalah dengan masa lalu Al. Karena yang ia tahu, masa lalunya pun juga sangat buruk, dan Al masih bisa menerima itu. Sehingga bagi Ana tak masalah seperti apa pun masa lalu Al. Yang terpenting sekarang ia dan Al bisa saling menerima masa lalu satu sama lain karena mereka sudah semakin dekat meskipun tanpa status.

Oh iya, ini kan panas banget. Yuk, ikut aku,

Ke mana?

Ke dekatnya paralayang. Di sana banyak banget vila-vila yang disewain secara bebas. Tenang, aku nggak mau macam-macam kok sama kamu. Aku cuma pengen tidur bentar aja. Dulu aku udah pernah kok waktu check in ke sana sama mantan aku, jadi aku tahu tempatnya. Harganya juga murah kok, bisa jam-jaman,

Enggak, aku enggak berani. Aku udah mau tobat. Cukup waktu sama mantanku aja yang terakhir. Aku nggak mau lagi,

Kamu tenang aja, aku nggak bakal ngapa-ngapain kamu, aku cuma tidur. Kamu boleh main HP aja. Kalau kamu nggak percaya, kamu bawa KTP aku. Nanti kalau kamu macam-macam, kamu bisa laporin aku biar aku ditangkap,

Nggak deh, lagi pun juga udah jam segini. Waktu sewanya paling sebentar lima jam, nanti sampai rumah jam berapa aku?

Udah nggak masalah, nggak usah mikir. Tidur dua jam juga cukup buat aku. Lagipun di rumah aku nggak tenang kalau tidur, kalau ada temennya kan enak,

Berulang kali Al membujuk Ana, namun Ana tak menurutinya. Akhirnya Ana iseng-iseng hanya menuruti Al untuk melihat-lihat lokasinya yang ia dengar-dengar cerita dari teman-temannya bahwa tempat tersebut memang sangat bebas disewakan.

Setelah tiga puluh menit perjalanan, akhirnya mereka telah sampai di lokasi yang Al maksud. Benar saja, saat mereka mulai memasuki kawasan tersebut banyak sekali para bapak-bapak yang menawarkan vila dengan harga yang bervariasi pada mereka. Namun Al menolaknya karena ia tahu Ana menolaknya juga.

Setelah beristirahat sesaat di pinggir jalan, mereka pun memilih untuk pergi ke alun-alun Malang saja guna bersantai di sana sambil mencari makan karena jam telah menunjukkan pukul dua siang. Dia takut jika Ana akan pulang terlalu sore dan Ana pun mengiyakan.

Di jalan, Al merasa kecewa. Dia sangat lelah dan juga mengantuk. Ia hanya ingin tidur sesaat, namun Ana malah menolak ajakannya. Tetapi Al hanya memendamnya saja. Ia tak mau mengungkapkannya karena takut akan menyinggung Ana dan terkesan jika ia lebih memaksa Ana dan tak mengerti perasaan Ana.

Berbeda dengan Ana, ia justru terlihat seperti ingin mengucapkan suatu hal kepada Al. Seolah ia tak ingin menyembunyikan sedikit pun rahasia dari Al. Sehingga ia pun jujur bahwa sebelumnya ia sempat melakukan video call seks dengan Irwan dan juga Fian. Bahkan ia juga pernah mengirimkan pap kepada Irwan. Mereka bertukar pap di area terlarang.

Hal tersebut membuat Al semakin patah hati, karena orang yang dia cintai sampai berbuat seburuk itu, terutama terhadap seseorang yang belum pernah ia temui dan dikenal lewat online.

Saat itu, mereka sudah memanggil dengan sebutan 'sayang' meskipun tanpa status dan mereka sudah mulai terbiasa dengan itu.

Yang, maafin aku, ya, kalau kayak gitu,

Ya nggak papa, tenang aja. Itu kan juga udah masa lalu kamu. Aku udah nggak mempermasalahin itu,

Meskipun demikian, Al merasa sakit hati mendengar kejujuran Ana. Namun dia hanya bisa menahannya saja.

Sesampainya di daerah alun-alun, Al mengajak Ana untuk mencari makan. Mereka juga membicarakan hal yang lain sambil bercanda. Hingga tak terasa waktu telah sore, sehingga mereka pun memutuskan untuk pulang ke rumah.

╔═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╗
• • B E R S A M B U N G • •
╚═════ ▓▓ ࿇ ▓▓ ═════╝

Sampai di sini dulu yaa...
Gimana ceritanya? Kalau bagus, jangan lupa untuk vote, comment, and share yaa.... Karena itu gratis.
See you next part😍...

Salam
Eryun Nita

ALANA: Bad Girl VS Bad Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang