PROLOG!

1.4K 107 35
                                    

"Ada sebuah kerajaan yang di
di huni oleh Raja dan Ratu.
Hidup keduanya bahagia.
Namun tiba-tiba sang Raja pergi,
meninggalkan Ratu seorang diri. Dari
sana Ratu selalu bertanya, apakah ia
bisa hidup tanpa Raja di sisinya?
Apakah ia bisa hidup di tengah kerajaan yang hampir roboh ini tanpa lindungan dari sang Raja?"
- alohahuman

 Darisana Ratu selalu bertanya, apakah iabisa hidup tanpa Raja di sisinya?Apakah ia bisa hidup di tengah kerajaan yang hampir roboh ini tanpa lindungan dari sang Raja?"- alohahuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tahun lalu.

Seorang cewek berambut panjang berjalan terburu-buru. Memaksa kedua kakinya melangkah walau rasanya sangat lemah sekarang. Setiap detik jantungnya makin berdebar, rasa sesak itu makin nyata menyeruak dari rongga-rongga dada hingga membuat leher Nakusha Anjeli terasa tercekik.

Nakusha terus berjalan hingga kedua kakinya sampai di parkiran sekolah yang sepi. Kedua matanya sudah berkaca-kaca, perih bercampur sakit. Ia terus meyakinkan diri bahwa yang di katakan Sasmita-temannya salah. Seorang Jendral Alvaro tak akan melalukan itu padanya, ia percaya.

Hingga pemandangan di depan mata berhasil membuat kepercayaan yang ia bangun perlahan runtuh. Di sana, ada Jendral dengan seorang cewek yang entah siapa saling rangkul mesra dan tertawa bahagia bersama.

"Jendral!"teriaknya. Bulir-bulir yang sedari tadi ia tahan akhirnya jatuh luruh begitu saja.

Disana, sang empunya nama tertegun mendengar panggilan dari belakang. Jantungnya makin berdetak tak karuan. Rasanya tak ingin berbalik badan, ia tak siap menatap wajah Nakusha. Karena ia tahu, perempuannya pasti menangis, karenanya.

"Jendral, cewek lo tuh."kata seorang cewek pirang biru, memutar bola mata malas melihat Nakusha berdiri di sana.

Jendral meneguk saliva, berbalik badan bersamaan dengan Nakusha yang melangkah mendekat ke arahnya dan Stefany.

Plakkk!

Jendral terkejut. Stefany lebih terkejut. Sedangkan Nakusha mencoba mengatur napasnya yang memburu. Rasanya sangat sakit, benar-benar sakit. Tamparan ini tak ada apa-apanya di banding rasa sakit luar biasa di dadanya.

"APA-APAAN SIH LO!"teriak Stefany marah, menyentuh pipinya yang terasa panas akibat tamparan tadi.

"Nakusha!"bentak Jendral tanpa sadar. Sang empunya nama tak mendengar, malah menjambak kuat rambur Stefany membuat cewek itu memekik keras dengan cowok tinggi tampan disampingnya berusaha melerai.

"Lo apain Jendral hah?! Jendral punya gue!"teriaknya hilang kendali.

"Jendral cewek lo gila!"

"Lo yang gila!"balas Nakusha. Makin menjambak rambut Stefany.

Jendral mengerang kesal, dengan kuat melepas cengkraman tangan Nakusha lalu lagi-lagi tanpa sadar cowok itu mendorong tubuh kecil pacarnya hingga hampir saja jatuh di lantai parkiran.

"Berhenti Nakusha!"

Napas Nakusha naik turun. Rasanya ia ingin gila, 6 tahun menjalani hubungan dengan Jendral, hari ini adalah hari patah hati pertamanya."Kamu kenapa Jendral? Kamu selingkuh?"katanya tak percaya sekaligus sakit.

NOW IM BLEEDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang