oceans & engines

668 61 16
                                    

But I'm letting go
I'm givin' up the ghost
But don't get me wrong
I'll always love you, that's why
I wrote you this very last song
oceans & engines -NIKI

But I'm letting goI'm givin' up the ghostBut don't get me wrongI'll always love you, that's whyI wrote you this very last songoceans & engines -NIKI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nakusha berjalan di samping rak minuman sambil meringis pelan menahan keram di perutnya. Setelah melihat minuman yang ia cari-cari, dengan cepat mengambilnya. Bersamaan dengan sebuah tangan kekar juga ikut mengambil itu.

Nakusha tahu tangan siapa ini, dan wangi ini sangat ia hapal.

Tatapan keduanya terkunci. Tertegun satu sama lain. Jendral mendecak, mengambil cepat kiranti lalu melangkah ke kasir.

"Buat siapa?"tanya Nakusha, menarik lengan Jendral hingga mereka berhadapan.

"Stefany."

Nakusha terkekeh miris."Aku deluan yang dapat."

Jendral mendesah malas."Stefany nunggu gue di UKS Na, perut dia sakit."

"Kamu kira perut aku juga nggak sakit?"katanya, berusaha mati-matian menyembunyikan cemburu dan sakit hatinya.

"Cari di indomaret samping."katanya tak peduli."Tolong ngerti, Stefany sampai nangis di UKS gara-gara perutnya keram, sedangkan lo masih bisa jalan ke alfamart depan sekolah."

Lalu, Jendral segera pergi ke kasir dan membayar. Setelah itu kembali ke dalam lingkungan sekolah. Meninggalkan Nakusha yang berusaha menahan bulir air matanya agar tidak jatuh.

"Kalau aku, sakitnya gara-gara kamu."

***

"Nakusha, kan?"

Sang empunya nama mengangkat wajah setelah membasuhnya. Di lihatnya seorang cewek berambut pendek lewat pantulan cermin wc, lalu ia pun berbalik badan. Siapa lagi ini?

"Udah liat chat Jendral?"kata Stefany. Membuat cewek itu membuka handphone lalu melihat pesan yang dimaksud cewek berambut pendek ini.

Nakusha mendecak."Salah sendiri, nggak bawa baju."ucapnya menolak.

Stefany terkekeh."Soalnya sengaja. Babu Jendral kan ada, jadi enak mau gue manfaatin."

"Gue pacarnya, bukan babunya!"katanya tajam.

"Oh ya pacar? Tapi kenapa semalam dia larinya ke apart gue, bukan ke rumah lo?"kata Stefany mengejek. Sukses membuat Nakusha menahan diri untuk tidak meledak.

"Karena lo cewek gampang--"

Bukkk!

Nakusha memekik saat tubuhnya terbentur mengenai wastafel. Stefany geram, langsung menjambak rambut cewek ini."Kalau Jendral nggak berpihak lagi sama lo, mending lo diem deh!"

Nakusha memekik, berusaha melepas cengkraman Stefany. Karena sudah tak tahan, dengan kuat mendorong tubuh cewek itu.

"Nakusha!"

NOW IM BLEEDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang