𝘒𝘪𝘴𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢, 𝘬𝘶 𝘴𝘪𝘮𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘵𝘢𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘪, 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯. 𝘔𝘦𝘯𝘺𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘺𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘳𝘪𝘣𝘶𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘳𝘪 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘯𝘵𝘶𝘩, 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘦𝘣𝘶, 𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘱𝘢𝘬𝘢𝘯.
— 𝒩𝒶𝓀𝓊𝓈𝒽𝒶 𝒜𝓃𝒿𝑒𝓁𝒾Lintang mengusap rambut gusar. Sedari tadi mondar-mandir di balkon kamar seraya melihat balkon kamar sebelah. Khawatir, marah, sedih sudah bercampur menjadi satu. Ia rasanya sudah kalang-kabut begini memikirkan Nakusha yang menghilang sejak 4 hari lalu.
Lintang terus merutuki diri, seharunya langsung menarik Nakusha saat itu. Tak meninggalkannya sendiri bersama Jendral. Jadinya begini. Cowok penyuka gitar itu tak henti-hentinya menyalahkan diri sendiri.
Nakusha tak membalas pesannya, cewek itu saja masih centang satu sampai sekarang. Beberapa kali ia memanggil-manggil di depan rumah sampai orang-orang yang berlalu lalang melihatnya dengan tatapan bertanya-tanya dan curiga.
Pernah sekali ia sampai melompati pagar hingga memanjat balkon cewek itu, terus mengetuk-ngetuk kacanya. Namun, tak ada suara. Lampu kamarnya pun tak menyala sama sekali hingga sekarang.
Dimana Nakusha? Apa yang cewek itu lakukan sampai menghilang seperti ini? Apa cewek itu sudah makan? Apa tidurnya nyenyak? Apa cewek itu menangis lagi?
Lintang mengusap wajah gusar. Banyak sekali pertanyaan yang menari-nari di dalam kepala, mencipta rasa sakit hingga membuatnya tak bisa tidur.
"Samperin lagi atuh."
Lintang menoleh. Menatap Ratna yang membawa sebuah sirup dan cemilan cokelat di atas nampan, kini di letakkan di atas meja belajar.
"Oma, coba deh ke rumah Nakusha lagi."mohon Lintang, seraya mendekat. Ratna mendecak."Heh nggak baik. Udah dua kali kamu nyuruh, Nakushanya juga nggak keluar-keluar."
Lintang memelas."Yhaa oma. Sekali lagi, please."
Ratna mengusap bahu cucu kesayangannya ini."Nakusha cape itu. Biarin aja dulu."
"Minum jus mu, terus biskuitnya habisin."pesannya."Haduhhh, kamu kok kayak jadi kurus gini. Ayo dong gempal kayak dulu, supaya di cubit-cubit gemes gitu sama Nakusha."kata Ratna, mengusap wajah tampan Lintang.
Lintang menaikkan kedua alis."Emangnya Nakusha suka liat kalau Lintang gemoy gitu? Beneran bakal di cubit-cubit gemes gitu kah?"katanya polos, dengan kerlipan mata berbinar.
Ratna terkekeh. Mengangguk begitu saja."Makanya, makan yang banyak. Kurangi rokoknya."
Lintang masih berdiri di posisi. Menatap Ratna yang menutup pintu kamarnya. Hingga sedetik kemudian, langsung menyambar jusnya lalu di teguk dengan cepat. Mengambil biskuit cokelat, memasukkannya ke dalam mulut dengan terburu-buru.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOW IM BLEEDIN
Teen Fiction❝𝓨𝘰𝘶 𝘥𝘳𝘦𝘸 𝘴𝘵𝘢𝘳, 𝘢𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘮𝘺 𝘴𝘤𝘢𝘳.❞ Kamu menggambar bintang, disekitar bekas luka ku. ー 𝒩𝒶𝓀𝓊𝓈𝒽𝒶 𝒜𝓃𝒿𝑒𝓁𝒾 Jendral Alvaro definisi sempurna dimata Nakusha Anjeli. 6 tahun rasanya sangat sebentar jika harus bers...