my tears ricochet

108 14 1
                                    

𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢𝘮𝘶 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘢𝘶, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘪𝘯𝘪,
𝘚𝘦𝘮𝘦𝘴𝘵𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘪𝘢-𝘴𝘪𝘢.
- 𝒩𝒶𝓀𝓊𝓈𝒽𝒶 𝒜𝓃𝒿𝑒𝓁𝒾

- 𝒩𝒶𝓀𝓊𝓈𝒽𝒶 𝒜𝓃𝒿𝑒𝓁𝒾

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok ada rapat penting."

Jendral sontak menoleh menatap Sanjaya. Ia melemaskan kedua bahu. Tiap hari ada saja rapat. Bahkan di hari sekolah, dimana anak-anak lain pasti pulang ke rumah untuk istirahat atau setidaknya nongkrong bersama teman-teman, tapi lain hal dengan dirinya.

Ia malah langsung ke kantor untuk menjalani tugas yang menurutnya ini belum bisa ia mampuni. Padahal besok adalah hari minggu, ia benar-benar ingin memanfaatkan waktu itu untuk istirahat. Apalagi besok adalah satu hari paling penting untuknya. Apa Sanjaya lupa akan hari itu?

"Nggak bisa libur dulu besok, yah? Besok hari kematian almarhum mama. Jendral mau ziarah."ucapnya, menyembunyikan ketakutan saat mengatakan itu.

Sanjaya menghentikan aktifitas makannya sejenak lalu berdecih."Nggak ada yang lebih penting dari infestor besar luar negeri itu, Jendral."

Veronica meneguk airnya. Wanita itu menatap anak tirinya ini sinis dan tak suka."Nggak usah urusin itu dulu."

"Infestor luar negeri yang bakal rapat besok udah luangin waktu berharga mereka."katanya dingin."Nggak usah seperti mama mu itu, pengacau!"

Brakkk!

"Jendral!"teriak Sanjaya tatkala anak sulungnya tiba-tiba memukul meja makan dengan kesal.

"Saya nggak bicara sama kamu. Saya bicara dengan ayah saya!"ucap Jendral tajam. Menatap Veronica benci.

"Minta maaf sekarang. Kamu anak saya, tapi Veronica istri saya!"kesal Sanjaya. Menatap nyalang cowok yang duduk tepat di depannya ini.

"Iya, istri kedua!"sindirnya telak. Langsung berdiri begitu saja. Lalu pergi meninggalkan meja makan, bahkan makanan di atas piringnya tak tersentuh sama sekali.

Sanjaya mendecak. Memijat pelipisnya yang berdenyut sakit. Sedangkan Veronica mengeraskan rahang, tersinggung sekali. Emosinya memuncak sampai-sampai pisau kecil untuk memotong daging stick itu ia remas dengan kuat.

"Jendral!"teriak Veronica marah. Ikut berdiri dari duduknya. Menyusul anak kurang ajar itu yang menuju lantai 2 untuk ke kamar.

"Jangan pernah lupa kalau kehadiran kamu karena Angelina cuma perempuan kotor. Mama kamu rebut kebahagiaan saya!"teriaknya murka. Dada Veronica naik turun karena emosi.

Jendral meneguk saliva getir. Makin mempercepat langkah ke kamar. Lebih memilih untuk tak peduli dengan ucapan Veronica walau itu benar-benar menyakiti hatinya. Benar-benar mendatangkan belati putih untuknya.

NOW IM BLEEDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang