Interaksi

102 10 5
                                    

𝘐𝘯𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶
𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢?
— 𝐿𝒾𝓃𝓉𝒶𝓃𝑔 𝒩𝒶𝓇𝒶 𝑀𝒶𝒹𝒽𝒶𝓋𝒶

𝘐𝘯𝘪 𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘢𝘵𝘢𝘶𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢?— 𝐿𝒾𝓃𝓉𝒶𝓃𝑔 𝒩𝒶𝓇𝒶 𝑀𝒶𝒹𝒽𝒶𝓋𝒶

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Gue lama banget, ya?"

Mendengar itu, membuat Nakusha sontak mengangkat kepala. Rasa lega merasakan perasaan aman itu langsung muncul dalam dirinya. Di lihatnya seorang cowok berdiri, tepat di depan lemari yang tadinya terkunci kini sudah terbuka. Hawa pengap tadi seketika tergantikan tatkala adanya hembusan angin.

Nakusha ikut tersenyum membalas senyum manis Lintang. Ia menggapai telapak tangan cowok itu yang bertujuan untuk membantunya berdiri dan keluar dari lemari. Nakusha meregangkan otot-ototnya yang pegal sebab terkunci hampir satu jam dalam lemari sempit.

"Lo kenapa bisa kekunci di lemari? Ada yang apa-apain lo? Siapa dan kenapa?"tanya Lintang bertubi-tubi, menyimpan khawatir dan penasaran dalam benaknya.

Nakusha terkekeh. "Nggak kenapa-kenapa. Tadi cuma permainan doang, eh malah gue kekunci beneran. Untung ada lo. Makasi, ya."katanya berbohong. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.

Nakusha berjalan keluar dari ruangan tak terpakai ini. Baru saja ingin melewati pintu, sebuah cengkraman memegang lengannya lalu menariknya berbalik badan hingga dirinya kini saling berhadapan dengan Lintang.

"Gue tau kita baru temenan. Tapi, please, jangan bohong. Lo abis nangis kan, Na?"

"Ha?"

***

Bianca memekik tatkala tubuhnya di dorong kuat hingga membentur tembok pembatas rooftop pada tingkat 5 gedung kelas 12 ini. Hembusan angin menerbangkan rambutnya dan cowok yang menatapnya marah sekarang.

"Udah gue bilang jangan pernah macam-macam ke Nakusha, Bianca!"katanya tajam. Mencengkram kuat kedua bahu Bianca hingga cewek itu memekik tertahan karena kesakitan.

"Lepasin gue anjing!"lawannya kesal. Berhasil mendorong Jendral menjauh."Lo kenapa lagi sih? Cewek menye-menye itu gue apain emangnya, huh?!"

"Lo kunciin dia. Nakusha takut gelap asal lo tau!"

"Gue nggak peduli bangsat! Dia bukan urusan gue!"teriaknya. Muak bukan main jika sudah membahas Nakusha.

"Tapi dia urusan gue. Jangan pernah ikut campur soal urusan gue!"

"Gue benci dia!"

Jendral mendecih. Panasnya matahari siang ini seperti sudah mewakilkan amarahnya sekarang. Angin di rooftop membuat rambut gagahnya beterbangan.

"Kenapa?"tanyanya memojokkan."Padahal awalnya lo nggak peduli sama Nakusha bahkan sama gue sendiri kan?"

"Apa yang lo rencanain sekarang?!"katanya tajam. Maju hingga membuat Bianca lagi-lagi terpojok pada tembok pembatas rooftop.

NOW IM BLEEDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang