𝘔𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘮𝘶, 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘶𝘬𝘢. 𝘓𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴, 𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘰𝘨𝘢𝘬𝘢𝘯?
— 𝓝𝓪𝓴𝓾𝓼𝓱𝓪 𝓐𝓷𝓳𝓮𝓵𝓲"Astaga Na, aku bener-bener lupa."
"Pulang sekarang!"katanya dengan suara bergetar yang tertahan.
Jendral menghela napas."Na, maaf. Ta--"
"Kok pulang cepet? Pesta kembang apinya belum selesai."sarkasnya. Tak sadar kini meremas kuat gagang pintu utama. Menatap tajam cowok tinggi iniyang berdiri di depan pintu.
"Gue bisa jela —"
"Apalagi sekarang?"
"Na, Ayunda cuma minta di temenin. Orang tuanya habis cerai seminggu yang lalu. Gue nggak tega."
Nakusha terkekeh garing. Sangat lucu. Sesak itu makin terasa, menyebar, hingga membuat kepala rasanya ingin meledak. Ia tak habis pikir sama sekali dengan Jendral sekarang. Katakan jika semua ini hanya mimpi semata."That 'cuma'?!"
"Waktu itu, satu tahun yang lalu, kamu nggak ingat?!"kedua mata Krystal memerah dan berkaca-kaca. Siap untuk menangis lagi. Tenggorokannya terasa tercekit sehingga rasanya sangat muak walau hanya mengeluarkan satu kata saja.
"Posisi aku sama dengan Ayunda sekarang. Ingat waktu itu kamu ngelakuin apa ke aku?!"katanya dendam. Maju selangkah dengan tatapan kecewa."INGAT NGGAK?!"
Jendral menghela napas berat. Mengusap wajahnya frustasi. Kepalanya mulai berdenyut nyeri sekarang."Stop Nakusha."
"Udah deh, berhenti jadi anak-anak. Lo udah dewasa. Kita masih bisa nonton kembang api tahun depan."
Jendral selalu begitu. Menganggap semuanya sepele padahal itu berdampak sangat menyakitkan.
Jendral jelas tahu bahwa perayaan kembang api setiap tahun akan selalu menjadi momeng paling membahagiakan bagi mereka. Bahkan sebelum memulai hubungan, cowok tampan itu sudah tahu bahwa ia menyukai kembang api.
Nakusha bisa mengerti jika untuk tahun ini tak ada perayaan kembang api yang mereka saksikan bersama. Nakusha bisa mentoleransi. Tapi untuk yang satu ini, dimana ia tak menonton namun Jendral menonton bersama perempuan lain, itu sangat keterlaluan.
"Padahal baru kemarin kita baikan."kata Nakusha muak."Kita bareng-bareng, kamu tidur di pelukan aku."
"Aku selalu mikir Jendral aku balik, tapi tetep aja sama ya?"katanya lalu tertawa hambar. Jendral hanya diam mendengarkan dengan kedua tangan terkepal kuat.
"Kembang api itu hal-hal paling aku tunggu setiap tahunnya. Dan setiap tahun kita selalu pergi bareng. Selama enam tahun hubungan kita."katanya lelah. Suaranya bergetar. Dadanya sesak bukan main dengan tenggorokan seperti di jalari duri tajam. Menyakitkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOW IM BLEEDIN
Fiksi Remaja❝𝓨𝘰𝘶 𝘥𝘳𝘦𝘸 𝘴𝘵𝘢𝘳, 𝘢𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘮𝘺 𝘴𝘤𝘢𝘳.❞ Kamu menggambar bintang, disekitar bekas luka ku. ー 𝒩𝒶𝓀𝓊𝓈𝒽𝒶 𝒜𝓃𝒿𝑒𝓁𝒾 Jendral Alvaro definisi sempurna dimata Nakusha Anjeli. 6 tahun rasanya sangat sebentar jika harus bers...