Jatuh Hati

119 9 5
                                    

𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘪𝘢𝘱 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘮𝘢
— 𝓝𝓪𝓴𝓾𝓼𝓱𝓪 𝓐𝓷𝓳𝓮𝓵𝓲

𝘑𝘪𝘬𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘮𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪, 𝘮𝘢𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘪𝘢𝘱 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘵𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘮𝘢— 𝓝𝓪𝓴𝓾𝓼𝓱𝓪 𝓐𝓷𝓳𝓮𝓵𝓲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nakusha menggigit bibir bawah. Berusaha menahan diri walau hatinya menggemuru sekarang. Bagaimana tidak, ia berjalan beriringan dengan Jendral sekarang di karidor menuju perpustakaan.

Sungguh pagi yang mengejutkan. Padahal ia tadi sangat terpaksa untuk mengambil buku paket di perpustakaan sesuai perintah bu Kamila —guru bahasa inggris. Memang, di balik itu semua ada hikmahnya. Jendral ternyata juga di perintahkan untuk mengambil buku paket fisika.

Jendral berjalan santai dengan badan tegaknya. Wajahnya menampilkan ekspresi datar yang membuat siapapun pasti terpesona. Dengan model rambut undercut menyisakan beberapa helai poni memberi kesan mahal menghanyutkan yang susah di taklukkan khas Jendral Alvaro.

Kata banyak orang, Jendral Alvaro itu seperti tokoh pria matang di drama-drama korea atau tokoh pria dengan banyak penggemar di cerita-cerita Webtoon.

Nakusha beberapa kali mencuri pandang. Tingginya hanya sebatas dada Jendral. Tubuhnya yang mungil ini selalu di kira adik Jendral yang masih berusia anak SMP. Padahal cowok itu anak tunggal.

Jendral sesekali melirik. Berdeham pelan berusaha menguasai diri. Memasukkan kedua tangan ke dalam saku celana sekolahnya. Berusaha setengah mati menahan senyum walau kedua sudut bibirnya bergetar pelan ingin menampilkan kekehan karena cewek di sampingnya ini entah kenapa terlihat seperti anak kecil yang suka jingkrak-jingkrak.

"Ntar malam kita antar Whiski ke dokter hewan."kata Jendral tak tahan untuk tidak membuka topik. Langkahnya langsung ia pelankan saat baru teringat jika Nakusha susah menyesuaikan dengan langkah kakinya yang panjang ini.

Nakusha tersentak kecil. Menoleh dengan kepala mendongak menatap Jendral."Nggak usah. Aku udah anter semalam."

Jendral langsung menoleh, menatap Nakusha dengan alis mengkerut."Sama siapa?"

"Sama temen."

"Siapa? Siapa, Na?"

"Siapa sih teman aku selain Mita, Jend?"katanya berbohong. Rasanya ia tak ingin mengatakan yang sebenarnya. Padahal ia bisa saja, sebab Jendral juga melakukan hal itu lebih dari yang ia lakukan.

"Oh."katanya cuek. Kembali menoleh ke depan. Menatap panjangnya karidor kelas 12.

Nakusha menggigit bibir, lalu mulai membuka topik lagi."Jendral. Aku boleh cerita soal Whiski nggak?"

"Boleh."

Senyum menggemaskan Nakusha timbul."Kan kamu udah lama suka kucing terus di pelihara. Salah-satunya Whiski yang kamu kasih dua tahun lalu."

NOW IM BLEEDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang