Anti - Hero

123 15 0
                                    

𝘉𝘦𝘩𝘪𝘯𝘥 𝘵𝘩𝘦 𝘮𝘦𝘦𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘵𝘸𝘦𝘦𝘯 𝘮𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘺𝘰𝘶, 𝘭𝘪𝘦𝘴 𝘵𝘩𝘦 𝘩𝘰𝘱𝘦 𝘢𝘯𝘥 𝘱𝘳𝘢𝘺𝘦𝘳 𝘵𝘩𝘢𝘵 𝘐 𝘸𝘪𝘭𝘭 𝘣𝘦 𝘵𝘩𝘦 𝘳𝘦𝘢𝘴𝘰𝘯 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘳𝘦 𝘩𝘢𝘱𝘱𝘺, 𝘢𝘨𝘢𝘪𝘯.
— 𝐿𝒾𝓃𝓉𝒶𝓃𝑔 𝒩𝒶𝓇𝒶 𝑀𝒶𝒹𝒽𝒶𝓋𝒶

Lintang menghembuskan napas berat, menengok kanan kiri bingung sendiri, kira-kira mobil putih yang ia ikuti dari belakang sejak dalam kompleks perumahan tadi, sedang melaju kemana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lintang menghembuskan napas berat, menengok kanan kiri bingung sendiri, kira-kira mobil putih yang ia ikuti dari belakang sejak dalam kompleks perumahan tadi, sedang melaju kemana?

Lintang masih diam, tepat di depan pintu gerbang perumaan ditemani motor KLX hitamnya. Sebingung- bingungnya memikirkan ke mana perginya mobil putih itu, ia lebih bingung pada dirinya sendiri kenapa harus buang-buang waktu melakukan ini?

Maksudnya, untuk apa ia melakukan hal ini? Ada apa di dalam mobil putih itu sehingga ia ingin mengikutinya di tengah malam? Mobil putih itu hanya berisikan dua orang. Dengan satu orang yang ia ketahui adalah Nakusha, tetangga omanya yang selalu ia dengar menangis di malam hari lewat balkon kamar.

Lintang mengumpat. Tidak jelas sekali dirinya. Lagi pula pasti Nakusha baik-baik saja, kan? Karena sedang bersama pacarnya sekarang. Lantas ia pun memutar balik motornya masuk ke dalam kompleks. Ini bukan urusannya. Ia bukan siapa-siapa.

Namun Lintang tak munafik, ada riuh yang tiba-tiba muncul di kepala. Ada perasaan aneh dalam lubuk hatinya paling dalam. Dan seperti ada sesuatu yang ingin ia ketahui lebih dalam.

***

"Lintang."
"Kamu masih mau nginap di rumah oma?"

Lintang yang baru melangkah masuk sontak menoleh tatkala mendengar itu. Ia tersenyum cerah, langsung mendekat pada Ratna, tak lupa memberi wanita paruh baya itu kecupan."Iya oma, boleh ya?"

"Ya boleh lah."balasnya. Mengambil remote untuk mengganti siaran tv."Jangan lupa tanya mama sama papa mu, dedek juga."

Lintang mengunyah kue nastar sambil mengangguk."Udah kok, di izinin. Tapi katanya tiap pulang sekolah singgah di rumah dulu baru ke rumah oma lagi."

"Okelah atuh."

"Tapi, baru banget kamu tuh mau nginep lama-lama di ruma oma. Biasanya juga nggak tahan soalnya kangen sama mama, sama dedek juga."kata Ratna, memasukkan kacang ke dalam mulut. Menatap cucu laki-lakinya ini dengan tatapan mengindetifikasi.

Lintang tertawa keras. Melepas jaket denim hitam hingga menyisakan baju kaos putih saja."Mau aja oma."

"Kenapa? Nakusha ya?"

Lintang tersedak. Terbatuk hingga memukul-mukul dadanya. Ratna yang pani segera memberi sirup lalu di minum hingga tandas oleh cucunya."Makanya kalau mau makan baca doa."

NOW IM BLEEDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang