❝𝓨𝘰𝘶 𝘥𝘳𝘦𝘸 𝘴𝘵𝘢𝘳, 𝘢𝘳𝘰𝘶𝘯𝘥 𝘮𝘺 𝘴𝘤𝘢𝘳.❞
Kamu menggambar bintang, disekitar
bekas luka ku. ー 𝒩𝒶𝓀𝓊𝓈𝒽𝒶 𝒜𝓃𝒿𝑒𝓁𝒾
Jendral Alvaro definisi sempurna dimata Nakusha Anjeli. 6 tahun rasanya sangat sebentar jika harus bers...
Long nights, daydreams Sugar and smoke rings, I've been a fool But strawberries and cigarettes always taste like you Strawberries & Cigarettes -TROYE SIVAN
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Udah lama nggak makan nestar buatan oma. Terima kasih, oma."katanya lalu terkekeh renyah.
Wanita paruh baya itu tersenyum."Kebetulan cucu oma nginep di rumah beberapa hari ini. Dia tuh suka nestar, jadi oma bikinin. Sengaja banyakin karena oma inget Nakusha juga suka nestar."
Nakusha makin melebarkan senyum. Memeluk setoples kaca besar pada kedua tangannya."Oma punya cucu? Ih mau ketemu dong."katanya antusias.
Ratna menggeleng."Aduh dia tuh ya banyak tingkah, suka ganggu, nggak bisa diem, nggak usah ketemu kalau kata oma mah. Entar neng Nakusha darah tinggi lagi, cukup oma aja."
Tawa Nakusha pecah. Diam-diam merasakan perih pada tubuhnya sehabis bertenkar dengan Cassandra dan antek-anteknya."Mau juga darah tinggi kayak oma."
Ratna memukul pelan lengan Nakusha dengan tawa kecil."Nanti ya. Sekarang masuk gih ke rumah udah malam. Tumben banget pulang jam segini. Eh itu di bawah mata neng kenapa? Kok di plaster gitu?"
Nakusha meringis, menjauhkan wajah saat Ratna ingin menyentuh plaster tepat di bawah matanya ini. Ia menggeleng dengan senyuman kecil."Tadi pas praktikum saya teledor dikit."bohongnya.
"Oh begitu ya? Yaudah masuk neng, istirahat ya, kuenya jangan lupa di abisin."
Nakusha mengangguk semangat, melangkah masuk ke halaman rumah hingga saat di pintu ia berbalik badan dulu untuk melambai kepada Ratna yang masih setia berdiri di depan rumahnya yang terhalang oleh pagar putih. Setelah itu benar-benar masuk ke dalam rumahnya yang beratmofser hampa ini.
***
"Lah si anjir nangis lagi?"katanya tak habis pikir. Sambil mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk sehabis mandi barusan.
Ia melangkah mendekat ke arah balkon seraya memakai baju kaos warna hitam di pasangkan dengan celana cream selutut. Matanya sedikit menyipit, menangkap balkon sebelah menunjukkan bayangan seorang cewek menunduk dengan kedua bahu bergetar, menangis.
"Cewek itu kenapa sih sebenarnya?! Abis nonton drakor terus nangis? Abis baca wattpad yang ceweknya di selingkuhin terus? Abis baca AU cowok redflag? Atau dia indigo lagi dan ternyata rumahnya angker?"
Ia berdecak, kesal seketika. Sepertinya malam ini rencananya untuk benar-benar fokus mengerjakan lagu tak jadi lagi. Kenapa juga tangisan cewek itu bisa tembus hingga ke balkon kamarnya, ya memang jarak bangunan rumah mereka bisa di bilang dekat tapi, ah sudahlah!
"OMAAAAAA!"
"Kenapa sih teriak-teriak Lintang?!"
Lintang menyembulkan kepala di pintu kamar. Menatap ke lantai bawah Ratna—omanya tengah nonton siaran gosip di TV sambil nyemil nestar setoples.
